23

143 8 0
                                    

"Woy!" seru Darrel memecahkan keheningan yang sempat terjadi.

"Santai aja kali responnya. Emang kenapa kalo gue kembaran Darren, nggak percaya?"

Tidak ada jawaban. Darrel menghela napas jengah.

"Bodo ah. Nggak perduli gue." lelaki itu mencoba untuk acuh. "Ren, ini mana makanannya kok belom dateng juga. Laper nih gue--eh buset! Udah napa jangan pada liatin gue! Salting nih gue jadinya!"

Dan itulah kebenarannya, Darrel memang lebih banyak bicara dari pada Darren.

Tapi benarkah?

Entahlah, kita lihat saja nanti.

...

Darrel kembali mengambil satu potong pizza. Lelaki itu benar-benar kelaparan rupanya. Bagaimana tidak, dari yang lainnya hanya dia yang paling banyak memakan pizza. Empat potong pizza!! Yang benar saja? Bahkan yang lain hanya memakan satu potong masing-masing.

"Rel, inget dikit lah.. Lo udah abis empat potong, masih mau ambil lagi?" tegur sekaligus heran Darren saat adiknya itu kembali ingin meraih potongan pizza. "Itu perut lo emang masih muat?"

Tangan Darrel mengambang di atas pizza yang siap ingin ia ambil. Gerakannya terhenti mendengar ucapan Darren. "Lo jadi Abang kenapa pelit amat sih sama adek sendiri." kesalnya sambil menarik tangan. "Gue tuh laper Renn.. Laperr!!" geramnya. "Elo mah enak! Nyuruh orang dateng kesini, terus lo kasihin semua barangnya, dan akhirnya mereka yang ngedekor elo-nya? MOLOR!!"

"Enak aja kalo ngomong!" Darren menggeplak tangan Darrel yang kembali melayang menghampiri meja hingga lelaki itu mengaduh sakit. "Gue juga bantu dekor kali. Lo aja dateng telat pas gue udah pulang."

"Anjrit!! Nggak perlu geplak tangan gue juga kalee! Orang gue mau ngambil hp! "

"Alah, ngeles ae lo."

MR.FLATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang