17. Kenapa?

95 11 2
                                    

Selamat membaca!

***

"Lo kenapa ngomong gitu sama dia?" tanya Thalia dengan suara yang tertahan, takut-takut Alif mendengarnya.

Bukannya menjawab, Tasya malah mengedikan kedua bahunya, tidak peduli dengan apa yang sudah dia perbuat sebelumnya dan malah berkutik dengan novelnya kembali.

Thalia hanya bisa menghela nafasnya. Sudah biasa, begitu pikirnya saat mengingat Tasya yang bersikap acuh, dan keras kepala.

"Woy!" ujar seseorang dengan hebohnya, saat memasuki kelas.

"Eh, berisik dong, Din!" ucap seorang gadis yang kebetulan duduk di dekat pintu kelas, menegur Dino yang masuk ke kelas dengan ujaran kerasnya.

Dino menatap ke arah gadis itu, yang ia ketahui bernama Sari.

"Yaelah, suka-suka gue lah."

"Tapi lo itu udah ganggu konsentrasi gue buat ngerjain PR. Mending diem, nggak usah teriak-teriak, ini bukan hutan!" jawab Sari.

Dino tertawa, meremehkan, "Eh Sari, lo nyuruh gue diem? Hello, siapa lo dan siapa gue? Lagian PR itu Pekerjaan Rumah, ya lo jangan kerjain di sekolah, itu namanya PS."

Keributan yang ditimbulkan Dino dan Sari rupanya mengundang pasangan mata menatap ke arah mereka berdua. Tidak terkecuali dengan Alif, Tasya dan juga Thalia.

Jika Sari merasa malu akan tatapan itu, berbeda lagi dengan Dino yang merasa bodo amat. Dino berjalan menuju mejanya dan juga Alif.

Langkah Dino terhenti kala Tasya terus memperhatikannya, "Gue ganteng ya? Sampe lo ngeliat gue terus. Maklumlah, gue kan selebgram Hollywood," ujar Dino dengan sombongnya kepada Tasya, kemudian ia duduk di samping Alif.

"Dih, ge'er banget sih! Yang ada lo itu mirip buta ijo!" balas Tasya tidak mau kalah.

Dino hanya mendengus, tidak tahukah Tasya, jika ia berbicara seperti tadi itu, sangat menyakiti hatinya. Seumur-umur, hanya Tasya yang selalu mengejeknya secara blak-blakan.

Thalia terus mengatur napasnya yang memburu agar teratur kembali. Pagi ini cuaca sangat panas. Entah memang hawanya atau apa, ia tidak tahu.

"Ra, ada yang nyari lo di depan, noh!" ujar seorang cowok seraya menunjuk ke arah laki-laki yang berdiri membelakangi Thalia.

Thalia yang semula sibuk dengan urusannya pun menaikan pandangan ke arah cowok tersebut, alisnya terangkat sebelah, "siapa?" 

"Duh, gue nggak tau namanya, kayaknya sih, senior," jelasnya.

Thalia menganggukan kepalanya, memberi tanda bahwa ia akan segera menemui orang itu.

Tasya yang hanya menyimak kemudian berdiri, "Itu pasti Kak Atha! Ayo Ra, gue anter," pinta Tasya.

"Kenapa, Ra?" tanya Dino saat melihat Thalia dan Tasya yang tiba-tiba berdiri.

"Kepo lo!" balas Tasya.

"Eh, gue nggak nanya sama lo, ya!"

Lagi, lagi dan lagi.

"Ada yang manggil gue. Makanya sekarang gue mau ke sana buat nemuin dia," jelas Thalia pada Dino.

Comblang! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang