Part ini bisa dibilang panjaaaang. Lumayanlah, 2400+ kata.
Selamat membaca!
***
Selang beberapa minggu dari kejadian di UKS, Thalia tidak pernah bertegur sapa lagi dengan Atha. Bahkan saat cowok itu ikut berkumpul di rumah Alif-acara berkumpul yang rutin mereka lakukan saat weekend-Atha ikut ke sana. Tapi asal kalian tahu, saat di sana, Atha bahkan tidak pernah menjawab guyonan Thalia. Cowok itu cenderung aktif jika ditanya oleh Tasya saja. Selebihnya dia memilih diam menatap lurus, melamun dan tertunduk memainkan ponselnya. Ia cukup senang melihat Atha sudah mulai terbiasa dengan keberadaan Tasya. Ia merasa lega. Namun diam-diam Thalia pun menaruh harapan agar Atha tidak menjauhinya lagi.
Thalia jadi ingat, sudah lama sekali ia tidak pernah melihat Atha main ke rumah Mama Gina. Padahal menurut Mamanya itu, Atha biasanya rutin datang. Mamanya mungkin tidak tahu terkait masalah yang sedang terjadi di antara mereka. Tapi ia tahu, Atha tidak ingin datang lagi ke rumah Mama Gina karena menghindarinya.
Atha Rese : Kata papa jangan lupa lo dtg ke acara promnight besok. Dc-nya terserah. Angkatan gue gk nentuin warna.
Pesan dari Atha masuk ke dalam ponselnya. Setelah sekian lama cowok itu tidak lagi bertegur dengan Thalia, kini ia mengirimkan pesan. Bahkan nama kontaknya pun belum berubah.
Senyuman kecil namun tertahan muncul di wajah Thalia. Saat gadis itu mengingat bahwa besok malam adalah acara perpisahan murid kelas XII. Rasa senang menghampirinya. Tentu saja, sebentar lagi ia yang akan menggantikan Atha dan yang lainnya. Ia akan menjadi kelas XII. Tapi, apakah itu berarti bahwa ia tidak bisa bertemu dengan Atha lagi?
Thalia bersyukur karena acara promnight ini diadakan setelah kemarin ia dan yang lainnya melaksanakan UAS. Jadi tidak ada alasan agar tidak datang ke acara itu. Ya, dirinya beruntung. Setelah waktu memposisikan pas dirinya dan juga undangan Papanya Atha agar ia bisa mengikuti promnight. Bukan apa-apa. Hanya saja, sekolahnya hanya mempersilahkan murid kelas X dan XI mengikuti promnight, jika mereka mendapatkan undangan dari Kakak kelasnya. Jika tidak, mereka tidak akan bisa bergabung dengan acara itu.
"Ada apa sayang?" pertanyaan itu dilontarkan Mama Gina.
Apakah Thalia sudah memberitahu bahwa sekarang ia tengah menginap di rumah Mama Gina?
Ya, Thalia menginap di sini untuk satu minggu ke depan. Bundanya tiba-tiba pergi ke Yogyakarta untuk mengurus pembukaan cabang toko kue yang baru.
"Lia bingung, Ma. Besok Papanya Atha ngundang ke acara promnight."
Mama Gina mengernyit, "Loh, bagus dong. Terus kenapa harus bingung?"
"Lia nggak punya gaun yang bagus," jawabnya jujur. Thalia meringis, selama ini dirinya memang tidak pernah memakai gaun. Jangankan mengenakan gaun, ia saja tidak pernah datang ke acara promnight ataupun pesta ulang tahun temannya. Ya ... kecuali acara ulang tahun Tasya di cafe. Itu pun dirinya tidak menggunakan gaun.
Mama Gina tersenyum, tangannya menjulurkan segelas jus yang tadi dibuatnya, "Nanti biar Mama belikan di butik dekat kantor Ayah kamu, ya?"
Thalia yang tengah meminum jusnya langsung tersedak, membuat Mama Gina segera mengusap tengkuk anaknya itu. "Mama serius?" Mama Gina mengangguk. Thalia segera meringis kembali, saat berpikir, pastilah harga gaun sangat mahal. Tapi mau bagaimana lagi? "Makasih, Ma. Nanti Lia bilang ke Bunda supaya ganti uangnya," ujarnya seraya tersenyum.
Air muka Mama Gina berubah menjadi sedih. Lantas ia segera memeluk Thalia, "Nggak perlu diganti. Mama mau nyenengin kamu. Selama ada kamu di sini, Mama rasanya bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Comblang!
Teen FictionMenurut Thalia apa yang dialaminya saat ini lebih dari sekedar friendzone. Menyatukan sahabatnya dengan Kakak kelas yang jelas-jelas dihindarinya. Berlagak seperti Mak comblang profesional. Ini bukan Thalia sekali, Dude. Jadi, mampukah Thalia menya...