24. Satu Fakta dari Atha

100 11 0
                                    

Selamat membaca!

***

Hubungan Thalia, Atha dan Tasya sekarang baik-baik saja. Atha yang semakin giat belajar bersama Thalia, dan percecokan diantara mereka pun jarang terjadi. Atha lebih sering mengalah, dan tidak ingin meneruskan perdebatannya. Karena sekarang ia mengetahui satu hal dari dalam diri Thalia.

Ia keras kepala. Sama seperti dirinya.

"Laper nggak?" Tanya Atha pada Thalia yang sedang mengoreksi jawabannya.

Thalia menatap Atha, kemudian ia nampak berpikir, "eum, iya sih."

"Cari makan yuk, di luar," ajak Atha.

"Tapi ini 'kan udah malam. Gue males ke luar rumah."

Ya, malam ini, Thalia yang meminta agar Atha belajar di rumahnya saja. Dikarenakan Thalia yang malas untuk sekedar berkeliaran di luar rumah. Karena bagi Thalia, rumah adalah tempat ternyaman.

"Yaudah, lo tunggu di sini aja. Biar gue yang beli keluar," saran Atha.

"Duh, sorry ya Tha. Gara-gara Bunda sibuk sama pesanan kue di toko, lo jadi nggak disuguhin apa-apa," sesal Thalia.

Bundanya memang tidak ada di rumah sejak kemarin pagi. Ia sedang memantau para pegawainya untuk menyelesaikan tugas pesanan orang yang hendak melaksanakan acara pernikahan. Oleh karena itu, butuh waktu lama, untuk Bunda Thalia menyiapkan semuanya.

Atha tertawa, "emang lo pikir, ini apa?" Tunjuk Atha pada sebuah gelas yang berisi jus jeruk.

"Itu aja nggak cukup, buat tamu macam lo."

"Yaudah, gue beli makanan dulu, keluar," Atha hendak bangkit, namun tangannya dicekal oleh Thalia.

Entah apa yang Atha rasakan kali ini
Semuanya begitu abu, dan tidak jelas. Ia merasa ada sengatan yang sengaja menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat ia salah tingkah.

Thalia menyadari posisinya kali ini, ia segera melepaskan cekalan itu.

"Ma-maaf, gu-gue cuma-"

"Cuma apa?" Potong Atha dengan raut wajah jail, sengaja untuk sekedar menggoda Thalia.

Thalia mendorong wajah Atha yang semakin mendekat ke arahnya, "apaan sih! Gue cuma mau bilang, lo nggak perlu keluar. Pake aja tuh aplikasi, Go-Food atau apa."

Atha tertawa melihat tingkah Thalia.

"Kok lo, jadi marah sih? Gue 'kan cuma bercanda."

"Tapi bercanda lo keterlaluan. Kalo gue baper gimana?" Tanya Thalia tanpa sadar. Ia segera mengatupkan mulutnya. Sementara Atha terdiam saat mendengar perkataan dari Thalia. "Udah, cepetan sana pesen!" Titah Thalia seraya menetralkan ekspresi wajahnya. Yang ia yakini, sudah sangat memalukan. Apalagi di depan Atha.

Atha lagi-lagi tersadar dari lamunannya.

"Iya, bawel lo, ah!"

Setelah itu Atha segera memesan makanannya.

"Udah?" tanya Thalia ketika mendapati Atha sudah tidak memegang ponsel lagi.

Atha hanya mengangguk sebagai respon.

Melihat Atha, ia jadi teringat dengan Tasya. Sudah lebih dari satu bulan, namun misi yang dilakukan Thalia belum membuahkan hasil apapun.

"Tha?" Thalia memanggil Atha.

"Apa?"

"Lo...lo pernah nggak sih, kepikiran buat suka sama seseorang?" tanya Thalia. Niatnya sekarang ingin memberitahu kepada Atha, bahwa Tasya menyukai nya.

Comblang! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang