27. Sepertinya ... tidak mungkin!

89 8 0
                                    

Selamat membaca!

***

"Serius Kak Atha bilang kaya gitu?!" tanya Tasya dengan antusiasnya. Gadis itu sampai terbangun dari posisi berbaringnya. Sedangkan Thalia hanya menganggukkan kepalanya.

Saat ini Tasya memang sedang berkunjung ke rumah Thalia. Gadis itu merasa kesepian karena ART di rumahnya sedang pulang ke kampung halaman. Jadilah sedari pulang sekolah Tasya sudah di rumahnya. Bahkan sampai saat ini. Saat jam dinding sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB.

Thalia memang sengaja tidak langsung memberi tau Tasya, soal Atha yang sedang menyukai seseorang yang ada di kelas mereka, saat di sekolah tadi. Karena ia takut Alif dan Dino akan mengetahui rencana konyol mereka---tepatnya hanya Tasya saja---itu semua karena ia suka pada Atha.

Padahal Tasya dan Atha bertetangga, tapi kenapa tidak PDKT sendiri saja? Cari alasan gitu untuk bisa mengobrol bersama Atha berdua saja. Lalu ungkapkan semuanya. Thalia juga tidak akan sampai ikut terseret masalah ini.

"Iya, Sya. Kemarin pas bimbingan dia bilang gitu sama gue."

Terlihat senyuman sumringah dari wajah Tasya. Nampaknya gadis itu merasa sangat senang saat mendengar kabar dari sahabatnya itu.

"Tapi, Sya ... eum ... saran gue lo cari tau dulu siapa orang yang Atha suka. Lo tau, kan? Di kelas ada Dewi yang jadi incaran temen seangkatan. Takutnya nih ... Kak Atha naksir sama dia."

Tasya terlihat mengedikkan ke dua bahunya. Nampak tidak peduli sama sekali dengan ucapan dari Thalia. "Iya, deh. Tapi gue yakin kalau Kak Atha tetep bakalan naksir sama gue."

Selain menganggukkan kepala, Thalia bisa apa?

"Gue balik deh," ujar Tasya seraya bangkit dari atas ranjang. "Besok jangan lupa lo berangkat bareng Alif, ya!"

Perkataan Tasya membuat Thalia mengerutkan keningnya, "Loh, kenapa berangkat sama dia sih? Gue kan bisa bawa sepeda. Nggak, ah!" tolaknya.

"Kayaknya ada yang mau Alif omongin sama lo. Kalian lagi ada masalah, Ra? Kemarin Alif sampe mohon-mohon sama gue supaya bantuin dia biar bisa ngobrol sama lo lagi," jelasnya. Thalia tidak salah dengar, 'kan? Alif ingin meminta maaf padanya? Cih! Meminta maaf atau ingin mengejeknya lagi?! "Emang lo lagi ada masalah apa sama dia sih, Ra?"

Masalah karena Atha main di rumah gue! Belajar di rumah gue, dan gue nyembunyiin semua itu dari lo, Tasyaaaaaa! Sialnya si Alif itu tau! Ya ... jika mampu, Thalia ingin berkata seperti itu. Namun sayang keberaniannya belum terkumpul

"Bercanda dia kelewatan."

Tasya nampak berpikir, "Kayaknya Alif suka sama lo deh, Ra!"

Hallo?! Alif memang sudah mengakui itu semua padanya! Ah, Tasya malah mengingatkannya lagi. Kalau suka kenapa harus sekalian mengejek dan mengatakan yang tidak-tidak tentang dirinya, sih?!

"Udah deh, sana pulang!" ujar Thalia seraya mendorong punggung Tasya agar keluar dari kamarnya dan angkat kaki dari rumahnya.

"Yeeee, ini juga mau pulang kali!" Tasya segera meraih sling bag miliknya. Gadis itu memperbaiki rambut dan berjalan menuju keluar kamar Thalia. Namun saat di ambang pintu, Tasya kembali berujar, "Lagian nggak heran kalau Alif suka sama lo. Kalian 'kan udah temenan lama." Belum sempat Thalia menjawab dengan nyinyiran miliknya, Tasya sudah hilang begitu saja.

Ya ampuuuuun, gara-gara keinginan Tasya dan tugas sekolah, kini aktivitasnya mulai terganggu. Thalia tidak lagi fokus membantu Bundanya di toko. Tidak lagi bermain ke taman dan berbaur dengan anak kecil. Kini Thalia hendak membaca novel saja guna menghilangkan rasa bosannya. Mumpung besok hari libur jadi dirinya bisa membaca maraton  sampai tengah malam.

Comblang! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang