41. Apa yang Terjadi?

114 10 4
                                    

Selamat membaca kelanjutan kisah Athalia!

***

Detak jantung itu terasa lebih cepat dari biasanya. Tangannya merosot kala mendengar kabar yang begitu sulit untuk diterima. Atha meremas rambutnya. Setelah menerima kabar itu, ia tidak bisa lagi berfokus pada acara promnight saat ini dan beberapa pertanyaan dari teman-temannya.

"Kak, kenapa?" tanya Tasya yang berhasil menemukan Atha setelah tadi ia mencarinya ke penjuru ruangan. Atha tidak menjawab. Dirinya hanya melihat sekilas ke arah Tasya dan Bagas. Raut frustrasi sangat terpancar dari wajah cowok itu.

Tanpa memedulikan kedua temannya, Atha segera berlari menuju parkiran mobil. Mengemudikannya, menyusul Tante Gina di rumah sakit sana.

Jangan tanya bagaimana kondisi dirinya sekarang ini. Penampilan yang semula rapi, kini menjadi berantakan karena kegusarannya sendiri. Dengan kecepatan tinggi Atha membelah jalanan malam hari ini. Dalam hatinya ia berharap agar tidak terjadi hal yang mengerikan pada Thalia.

Atha merutuki kebodohannya karena selama beberapa hari itu ia menjauhi Thalia. Niatnya agar dia sadar dengan perasaannya, malah berujung seperti ini. Harusnya Atha menjemput Thalia saja tadi, membawanya pergi bersama ke acara promnight tanpa khawatir akan terjadi sesuatu.

"Ah, sial!" umpat Atha seraya tangannya memukul setir tanpa peduli dengan rasa sakit yang timbul setelahnya. Macet merayap harus ia hadapi sekarang. Karena tidak tahan, Atha membunyikan klakson mobilnya berkali-kali. "Cepaaat!"

Setelah kemacetan yang terjadi beberapa saat itu, Atha kembali melanjutkan perjalanannya hingga ke tujuan utamanya, rumah sakit.

"Hallo? Iya Tante, Atha udah di lobi. Tante dimana? Apa? UGD? Iya, Atha ke sana sekarang."

Kembali Atha berdecak setelah panggilan dengan Tante Gina terputus. Ia segera berlari mencari di mana letak UGD. Rasa khawatir semakin bertambah saat mengetahui bahwa Thalia ... perempuan yang diinginkannya bisa sampai masuk ruangan itu.

Ya Tuhan, semoga memang tidak terjadi hal yang serius pada Thalia.

"Atha! Athaaaa ... anak Tante, Atha," rengek Tante Gina disertai tangisannya. Rupanya wanita itu menunggu dokter yang belum juga keluar dari ruangan di mana anaknya berada.

Atha yang hendak berbelok karena mencari letak UGD pun segera menghampiri Tante Gina.

"Ta-tante, Thalia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kenapa ... kenapa bisa sampai kecelakaan?" tanya Atha. Rasa paniknya bertambah kala melihat Tante Gina masih saja terus menangis.

Terlihat sekali jika wanita itu panik terhadap kondisi anaknya. Matanya tidak pernah berhenti melihat ke segala arah. "Tante nggak tahu. Tiba-tiba ada yang telepon Tante suruh ke UGD rumah sakit. Te-terus pas Tante sampai sini ... Thalia ... ke-kepalanya bersimbah darah ... Atha. Thalia berdarah banyak sekali! Tante takut! Tante khawatir..."

Atha meremas rambutnya sendiri. Jika begini ia juga bingung sekaligus kasihan melihat Tante Gina yang terlihat shock atas kecelakaan yang menimpa anak sambungnya itu.

"Tante ... Tante tenang dulu, ya? Atha percaya pasti Thalia bakalan baik-baik aja. Mendingan sekarang Tante duduk, kita tunggu hasil pemeriksaan dokter. Kita jangan lupa berdoa juga," ujar Atha berusaha menenangkan Tante Gina.

Ya, Atha sangat pandai membuat wanita itu diam dan mendengarkan apa yang ia katakan dengan baik. Padahal cowok itu sendiri sedang berusaha menenangkan dirinya. Menenangkan hati dan kepalanya yang selalu bertanya perihal bagaimana bisa ini terjadi?

Selama kurang lebih satu jam Atha dan Tante Gina menunggu, akhirnya dokter yang baru saja memeriksa Thalia keluar dari ruangannya membuat dua manusia yang menunggu dengan gusar itu segera berdiri, menanyakan hasilnya.

Comblang! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang