19. Curhat Colongan

87 9 0
                                    

Thalia : Bimbingan, jam 7 di Coffee Shop dkt skolah.

Atha yang semula berbaring langsung terlonjak kaget dan mengubah posisinya menjadi terbangun lalu terduduk, kala mendapat pesan yang sangat mengejutkan itu.

Berkali-kali Atha mengucek matanya takut ia salah lihat, namun faktanya itu nyata!

Atha segera membalas pesan Thalia dengan menggunakan voice note, "Thanks banget Thal... Thaaaanks,"  dengan segera Atha mengirim pesan suara itu kepada Thalia.

Atha tersenyum, tiba-tiba tangannya terangkat menyentuh dada, kenapa rasanya deg-deg'an sekali?

Dengan masih menyunggingkan senyuman, Atha kembali melanjutkan acara tidurnya, sebelum nanti malam ia bertemu Thalia untuk bimbingan.

***

Atha berjalan menuruni anak tangga, kebetulan saat itu, ia berpas-pasan dengan Darel---Adiknya yang hendak menaiki tangga.

Darel yang melihat Atha berpenampilan rapi, tidak seperti biasanya, langsung heran.

"Mau kemana Bang?" Tanyanya.

"Kepo lo, anak kecil!" Jawab Atha dengan memanggil Darel 'anak kecil'.

Darel hanya memberenggut saat dirinya dipanggil begitu. Tiba-tiba indera penciuman Darel menghirup udara yang menyengat, dengan teratur, ia mendekati sang Kakak, mengendus pakaian yang dipakai Kakaknya.

"Apaan sih, ngendus-ngendus udah kaya Anjing aja," dengan risih Atha sedikit menjauh dari Darel.

"Mau kencan 'kan, lo?" Tanya Darel dengan tatapan curiganya.

Atha gelagapan sendiri, "a-apaan sih! Mana ada kencan pake tas kaya begini!" Atha menunjukan tas yang ada di punggungnya.

"MA! BANG ATHA MAU KENCAN NIH!" Teriak Darel, setelah itu ia ngibrit, berlari menuju kamarnya.

"EH, WOY! ADEK SIALAN YA LO!" Umpat Atha balik meneriaki Darel. Kemudian ia kembali menuruni anak tangga dan langsung menghampiri Mamanya.

"Bang, bahasanya!" tegur Mama Atha yang mendengar teriakan Atha.

Atha hanya bisa menghembuskan nafasnya.

Dilihat sang Mama sedang duduk seraya menonton acara TV favoritnya. Tidak lupa ditangannya sudah ada camilan. Wajah Mama Atha terlihat selalu menyunggingkan senyuman karena tingkah orang yang ada di layar TV. Perlahan Atha tersenyum kecut, kapan ia bisa membuat Mamanya tersenyum karena prestasi yang ia raih?

Sebentar lagi Ma, Atha bakalan dapetin itu semua. Batin Atha.

Atha membuang nafas lewat mulutnya, "Ma, Atha keluar dulu ya."

"Loh, mau kemana? Kencan?"  kekeh Mamanya semakin membuat Atha kesal.

"Mama jangan terlalu percaya sama ucapannya Darel. Atha bukan mau kencan, Atha mau bimbingan sama Adek kelas," ucapnya jujur.

Mama Atha terkejut, "kamu mainannya Adek kelas? Nggak malu emangnya diajarin sama Adek kelas?"

"Nggak kok," Atha menggelengkan kepalanya. "Daripada sama Tasya, Atha nggak mau, ya!"  ujar Atha membuat Mamanya terdiam dan berhenti menggoda Atha.

"Yaudah hati-hati, ya!" Pesan Mamanya, membuat Atha mengernyitkan dahi.

Kenapa lagi sih? Kok malah diem?

Namun tak urung, Atha menganggukan kepalanya dan meraih tangan sang Mama, setelah itu menciumnya.

Comblang! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang