"Okaasan, apakah kau pernah merasa bertemu dengan anak itu ?"
"Mm entahlah tapi wajahnya itu seperti familiar"
"Ohya kalau Okaasan mengingat sesuatu tentangnya segera beritahu aku"
"Heh ?? Ada apa denganmu nak ? Kenapa tiba-tiba sangat penasaran dengannya ?"
"Entahlah.. Aku merasa tidak asing dengan watak dan wajahnya itu"
"Kau juga merasa tidak asing dengan anak itu ?"
"Hmm.."
"Baiklah nak ibu akan membantumu, tapi jangan terlalu memaksakan"
"Baik Okaasan kau yg terbaik"
"Bisa saja anak ini, lalu apa rencanamu ?"
"Jadi mohon jangan beritahu dulu bahwa aku ini adalah anakmu"
"Aku tidak pernah mengerti jalan pikiranmu tapi baiklah akan ku turuti.. tapi aku tidak bisa terus-terusan berbohong jadi aku tak bisa banyak membantu"
"Okaasan tak perlu berbohong, cukup ikuti saja alurnya"
"Lalu sekarang kau akan tidur dimana jika tidak disini ?"
"Aku akan kembali ke kantor, sepertinya aku akan tidur disana ada tugas yang belum ku bereskan juga"
"Baiklah.. Datanglah kesini untuk makan siang"
"Humm.. arigatou okaasan" Hinoto pun menghambur kepelukan sang ibu yang paling ia sayangi itu. Dan setelah beberapa detik melepas kasih, Hinoto pun pamit untuk pergi.
.
.
Keesokannya Yami bangun dengan badan yang segar. Terimakasih kepada Nyonya Denzu yang sudah mengobatinya dengan telaten. Pijatannya sangat manjur sehingga dalam waktu satu malam saja kaki Yami sudah bisa digerakkan. Setelah selesai membersihkan diri, Yami pun pamit kepada kedua orang tua angkat dadakannya itu untuk pulang. Awalnya Nyonya Denzu menolak karena Yami masih sakit. Tapi Yami pun meyakinkan mereka bahwa dirinya sudah baikan dan bergegas pulang karena ia akan melanjutkan tugasnya.
.
.
.
"Akhirnya sampai jugaaa, setelah ganti baju aku harus pergi ke destinasi selanj-.."
Niconiconii *ringtone
"Ohay- ah maksudku Hallo ?"
"Assalamu'alaikum Yamyam"
"Wa'alaikumussalam.. ah sahabatku ini sudah mulai membiasakan mengucapkan salam, aku bahagia wkwk"
"Hihi berkatmu Yamyam.."
"Alhamdulillah aku tidak akan canggung lagi haha"
"Bagaimana surveymu kemarin ?"
"Sangat seruu aku harap kau ada disini Oca"
"Aku punya kabar gembira untukmu !"
"Aku mendengarkan..."
"Pak Ahmad menyuruhku menjadi partnermu di Osaka, dia memintaku untuk membantumu karena akan ada tugas tambahan"
"Waaaah kau serius ?"
"Tentu kupikir bapak ini terlalu berlebihan, kau kan selalu bisa menyelesaikan tugasmu sebanyak dan sesulit apapun sendirian, tapi aku juga akan sangat senang kalau harus menemanimu disana hihi"
"Kesempatan bagus datang pada kita, aku tunggu kedatanganmu Oca, kau tau aku kesepian disini"
"Aku akan datang lusa, aku hanya diberi waktu 5 hari untuk membantumu"
"Tak apa, aku akan gunakan kesempatan itu jadi kau siapkan diri saja haha"
"Jangan berikan aku tugas yang aneh-aneh Yamyam"
"Haha sudah dulu ya aku harus survey ke tempat berikutnya.. Dah Oca Assalamu'alaikum.."
"Wa'alaikumsalam"
Pip
.
.
Sesampainya di Tempozan Ferris Wheel, Yami membeku di tempat ia berpijak. Bukan apa-apa, hanya saja ia terpaku melihat benda bulat raksasa didepannya. Seperti roda sepedah namun untuk yang ini ukurannya sangat amat super duper besar. RAKSASA !. Itu adalah Bianglala kebanggaan Jepang. Tempozan Ferris Wheel adalah sebuah kincir raksasa di Osaka. Ketinggiannya mencapai 112.5 meter, dan jika siapapun menaikinya, mereka bisa melihat pemandangan dari Rokko Mountains, Akashi Kaikyo Bridge hingga Kansai International Airport.
"Oke aku sering melihatnya di internet, tapi WOW melihatnya secara langsung seperti ini sangat mengagumkaaaaan" Teriak Yami menggunakan bahasa negara aslinya agar tidak ada satupun orang disekitarnya mengerti.
Tanpa Yami sadari disana ada sepasang mata yang sudah memperhatikannya semenjak sampai di area Tempozan. Memperhatikan setiap gerak-gerik tingkah lakunya yang menggemaskan. Lalu diam-diam orang itu mencoba mengikuti Yami dari belakang. Daan...
"Masya Allah !"
"Wah apa aku sedang bermimpi?" ucap laki-laki berhodie hitam mengagetkan Yami
"Hoy mengagetkan saja ! Tunggu dulu apa aku mengenalmu ?" (Jepang mode on)
"Hey kau ini ! Kau tak mengenalku ?" laki-laki itu sedikit berteriak gemas kepada Yami
"..." Yami memandang dingin laki-laki di hadapannya tanpa berbicara.
"Apa ?" ucap laki-laki ini sinis melihat tingkah laku Yami.
"Bagaimana aku bisa mengenalmu, kalau wajahmu itu KAU TUTUPI DENGAN MASKER" ucap Yami penekanan namun masih mempertahankan ekspresi wajahnya yang dingin.
"Ahaha maaf, akan ku buka" laki-laki itupun membuka maskernya. Sontak Yami kaget melihat lawan bicaranya itu.
"Apa-apaan wajah itu haha kau tidak berubah sama sekali." laki-laki itu tertawa melihat ekspresi Yami saat ini. Yami melongo dengan mulut sedikit terbuka. Ekspresinya menggemaskan.
"Kau ?"
"Ya, hai Yami lama tak jumpa wkwk"
"..." Yami masih memproses otaknya. Ia belum percaya dengan apa yang ia lihat. Haruskah Yami mencubit pipinya untuk memgecek apakah ini mimpi atau bukan.
"Sepertinya aku salah orang.. Baiklah anak kecil dimana ibumu ? Kau tersesat disini ? Mari ku antarkan saja kau ke taman kanak-kanak terdekat"
"Hey !! Kau ini apa-apan aku sudah dewasa tau !" ucap Yami tersadar setelah beberapa detik.
"Lihat ! Lihat ! Kelakuanmu saja seperti anak kecil haha"
"Berhenti menggodaku !"
.
.
Hinoto POV
Hari ini aku sedang jalan-jalan di Tempozan Ferris Wheel sambil menghirup segarnya udara pagi. Sebenarnya aku disini untuk bekerja, tapi karena pekerjaanku dimulai 2 jam lagi, jadi aku memutuskan untuk mengitari area sebentar sambil mencari spot yang bagus untuk shoot nanti. Ya aku adalah seorang ass sutradara film. Banyak film terkenal yang sudah ku garap, terhitung 3 atau bahan lebih, dan sisanya hanya serial-serial TV saja. Ya walaupun memang kesuksesan film itu adalah buah manis dari kerja keras semua stafnya terutama sang sutradara utama. Tapi kalian tau ?, pekerjaan utamaku sebenarnya ialah seorang animator. Tidak banyak yang tau memang karena aku bersembunyi dibalik nama panggung Mr Top. Jadi ketika aku sedang berperan sebagai animator, para staff dan pekerja akan memanggilku Top. Tidak bermaksud apa-apa hanya saja dunia entertain akan lebih menarik jika kita menggunakan nama alias. Walaupun orang tidak mengenali wajah Mr Top sebenarnya tapi aku tetap senang karena aku menjalani profesi tersebut sebagai hobi.
Saat memasuki area dekat toko souvenir tiba-tiba Hinoto melihat seseorang yang cukup tidak asing akhir-akhir ini.
'Sedang apa anak itu disini ?'
..
TBC
YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !