Satu bulan berlalu begitu cepat. Dan Yami belum mengabari ketiga temannya di Osaka. Dua minggu yang lalu Yami sempat pulang ke Indonesia untuk mengunjungi bibi beserta pamannya. Yami juga bertemu dengan mantan atasannya Pak Ahmad dan sempat membicarakan pekerjaan khusus diantasa mereka.
Kini Yami sudah berada di Osaka. Di apartemennya yang terlihat sedikit lebih luas dibanding apartemennya yang lama. Satu minggu yang lalu Yami sempat berniat mengunjungi Rosa di rumahnya. Namun yang ia dapati adalah orang lain. Rosa dan Mamoru sudah pindah ke rumahnya yang baru. Yami belum mendapatkan alamatnya sampai saat dimana Yami melihat mereka berdua keluar dari gedung agensi milik Hinoto. Yami mengikuti mereka sampai ke alamat yang baru. Dan setelahnya Yami memutuskan untuk pindah apartemen. Mendekati lokasi dari kedua pasangan tersebut. Namun sampai sekarang mereka belum juga bertemu. Padahal jaraknya hanya 50 meter.
Entah apa yang dipikirkan Yami, dia sendiri pun belum mau menampakkan diri didepan sahabat-sahabatnya itu. Yami pikir belum saatnya. Karena pasti mereka pun sudah menganggap Yami telah tiada.
Satu minggu Yami bersembunyi diri. Satu minggu pula Yami memperhatikkan cafe miliknya dan Rosa dari jauh. Saat pertama kali melihat, Yami sedikit tersentuh. Rosa memberi nama cafe itu 'Yaro'. Mungkin perpaduan dari nama Yami dan Rosa.
Salju mulai turun dari bentangan langit biru. Yami mengeratkan syalnya lalu berjalan di atas trotoar. Tangannya masih terbungkus saku coatnya yang panjang. Kakinya berjalan menuju halte bus 04. Hari ini ia akan mengajar les privat. Sudah hampir satu bulan Yami menghidupi dirinya dengan bekerja proyekan di perusahaan lamanya dan juga menjadi guru les. Penghasilannya sudah lebih dari cukup untuk dia seorang. Bahkan masih ada sisa untuk sesekali ia kirimkan ke bibinya yang berada di Indonesia.
Bus berhenti di halte pemberhentian tujuan Yami. Ia berjalan menuju rumah muridnya di persimpangan pertama komplek no.10
Langkah Yami melambat, matanya tidak mengedip. Ia melamun. Yami memikirkan Rosa yang sudah mengurus cafe mereka sendirian selama ini. Yami merasa tidak enak karena tidak membantu. Padahal usaha itu adalah usaha bersama. Entah kenapa Yami belum siap bertemu dengannya. Ada sesuatu yang menahannya setiap kali Yami ingin mendekati sahabat-sahabatnya.
.
.
Salju semakin menebal di pertengahan musim. Kini Yami sudah memantapkan diri untuk menemui Rosa, Mamoru, dan Hinoto. Maka langkah kakinya saat ini sudah memasuki Cafe Yaro. Yami duduk di kursi kwartet paling pojok dekat jendela. Matanya berkeliling mencari sosok yang ia cari.
Satu pelayan mendatangi Yami memberikan buku menu. Setelah pelayan mencatat pesanan Yami ia pun berlalu ke meja kasir. 5 menit semenjak pelayan itu pergi, ia melihat sosok yang ia nanti memasuki cafe. Dengan jaket berbulu broken white lalu keluar dengan pakaian seragam cafe. Ia melewati pintu cowboy yang memasuki bagian belakang dari meja kasir.
Yami bangun dari duduknya berniat mendekat ke arah meja kasir. Namun langkahnya terhenti saat Mamoru datang bersama Hinoto, dan... Seorang perempuan disampingnya. Yami mengenali perempuan itu. Ia selalu melihatnya di kediaman ustadz Mehmed setiap kali mengikuti tarbiyah. Yami tahu perempuan itu ialah murid ustadzah juga. Tapi ia tidak terlalu mengenalnya dekat karena berbeda kelas.
Yami mengurungkan niat dan duduk kembali. Menyembunyikan setengah wajah dibalik syal coklat tuanya. Melihat Hinoto bersama perempuan itu, rasanya seperti tersengat di bagian dada. Sakit. Dan sesak.
Mamoru, Hinoto, dan perempuan itu berjalan ke arah Yami. Mereka duduk di meja yang ada didepan Yami. Ketiganya bercengkrama akrab tanpa ada canggung. Yami masih memperhatikan tiga orang yang ada didepannya. Hinoto dan Mamoru duduk membelakangi Yami. Sedangkan perempuan itu duduk menghadap Yami.

YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !