WFLO Part 31

4 0 0
                                    

.

.

"Aku heran.. Tumben sekali kau bisa mengerjakan pekerjaan dengan cepat. Kau memiliki motivasi darimana Mamoru hmm ?" tanya Hinoto yang baru memasuki lift diikuti Mamoru dibelakangnya. Mereka saat ini dalam perjalanan pulang. Tepatnya dalam perjalanan menujur Yaro, seperti yang mereka rencanakan kemarin.

"Aku ingin cepat-cepat ke Yaro. Kau tidak tahu apa yang telah aku lalui kemarin malam" jawab Mamoru menyunggingkan senyum

"Tentu tidak tahu karena kau tidak cerita" Hinoto menekan tombol angka satu yang ada disamping kanan pintu lift

"Aku tidak akan bercerita. Tapi aku akan menunjukkannya langsung. Didepan matamu. Live. Dan kau pasti akan terkejut" Mamoru merogoh ponselnya untuk mengirimkan pesan pada Rosa

"Baiklah. Terserah padamu saja" acuh Hinoto

.

.

Takdir itu, seperti roller coaster. Sangat menegangkan dan memacu adrenalin. Saat kita naik, kita tidak tahu apa yang menanti kita didepan dan bagaimana rasanya. Tegang, cemas, dan takut saat pertama kali mencoba komitmen untuk menaikinya. Namun kita berusaha meyakini diri bahwa semua akan baik-baik saja selama kereta masih berada didalam jalur. Selamat atau tidak adalah hasil yang ditentukan bagaimana kita bersikap saat menjalaninya. Endingnya, rasa lega akan kita dapati ketika kembali di titik finish. Bangga juga kita dapati karena bisa melewatinya dengan baik.

.

.

Dan Hinoto menjadi orang ketiga yang nyawanya terasa ditarik paksa ke alam mimpi. Eksistensinya menjadi tanda tanya dihadapan tiga orang manusia yang tengah memandanginya.

Apa aku sedang bermimpi

Pikiran Hinoto dipenuhi tanda tanya. Dan mungkin juga ada sedikit tanda seru. Tanda koma ? Ya bisa jadi tapi belum ada satu pun tanda titik. Karena ini semua belumlah menjadi sebuah akhir.

"Rasanya lelah dipandangi seperti hantu" mukanya sedatar triplek kini Yami tak habis pikir dengan tingkah sahabat-sahabatnya ketika mereka baru bertemu lagi.

Dua manusia yang lain hanya bisa terkikik geli melihat wajah Hinoto yang nyaris seperti kehilangan roh. Mereka tidak sadar saja kalau keduanya mengalami hal yang sama saat itu.

Suasana menjadi sedikit hening dan canggung sebelum ketiganya dikagetkan oleh teriakan Hinoto "Aha !!" sambil mengarahkan telunjuknya kepada Yami.

"Apa ?" tanya Yami yang berjengit.

"Aku tau yang aku lihat waktu itu adalah kau. Aaah aku bersyukur ternyata semua ini hanyalah salah paham"

"Kau ? Pernah melihatnya ?" tanya Mamoru yang baru saja selesai dengan kegiatan mengusap-usap dadanya karena kaget.

"Ya, didekat kawasan terminal 01" jawab Hinoto

"Ternyata keyakinanmu itu benar dude. Aku sedikit malu memgakuinya. Tapi penantianmu berbuah jawaban"

Perkataan Mamoru berhasil menarik perhatian Yami. "Kau menungguku, Hinoto ?"

Hinoto menjadi salah tingkah ditatap intens oleh tiga pasang mata yang seakan ingin mengulitinya.

"Umm y-ya begitulah" oke gugup !

"Kenapa ?" Yami berusaha memojokkan Hinoto

"A-ano. Tentu saja untuk menagih hutangmu" jawab Hinoto cepat

"Hutang ?" ucap Yami dan Rosa berbarengan saling memandang

Kecuali Mamoru yang pastinya sudah tau dan paham apa yang dimaksud Hinoto. Dan bagaimana salah tingkahnya itu terbaca jelas oleh Mamoru. Lantas dengan segala aura serius yang berada didalam ruangan staff Yaro. Mamoru diam-diam tersenyum penuh arti.

We Found Love in OsakaWhere stories live. Discover now