WFLO Part 11

6 1 0
                                    

Kini mereka bertiga sedang berada di Taman kecil dekat kawasan apartemen Yami. Hanya bertiga, karena Yami menyuruh Rosa untuk beristirahat dulu dikamarnya, sekedar menenangkan hati dan pikirannya untuk sejenak.

'Apa Mamoru dan Yami mengingat satu sama lain ? rasa-rasanya feeling ku mengatakannya dengan kuat. Apalagi saat di rumah laki-laki tadi seperti ....'

.

... seperti bukan seseorang yang baru bertemu pertama kali' pikir Hinoto. Pada saat kejadian sebelumnya Hinoto diam-diam selalu memperhatikan kedua orang itu. Jika benar Mamoru dan Yami saling mengenal satu sama lain, dan mereka menyadari bahwa mereka adalah sahabat kecil dari awal. Maka.. usaha Hinoto untuk menyembunyikan identitasnya untuk apa ? Untuk apa dia meneruskan hal ini ? Toh Hinoto sudah mengingat siapa Yami. Hanya saja apakah Yami sudah mengenali Hinoto sedari awal ? atau tidak sama sekali ? atau hanya Mamoru yang dia ingat ? Saat ini Hinoto bimbang, dia berpikir untuk menyudahi saja dramanya. Tapi semua belum begitu jelas bagi Hinoto..

"Jadi Yami, ayo mari kita keluarkan naluri detektif kita untuk kasus ini" ucap Mamoru menopangkan dagu dikedua punggung tangannya bergaya ala-ala detektif terkenal.

'Detektif ? merekalah yang dulu sangat fanatik dengan hal-hal yang berkaitan dengan detektif. Ah tidak tidak, yang fanatik hanya Mamoru, mungkin kata yang tepat untuk Yami adalah ambisi. dia sangat suka misteri' pikir Hinoto masih menganalisis dua orang didepannya.

"Rasanya sudah lama sekali.. dan sekarang kita terjun ke kasus real yang bukan dari khayalan kita wkwk" Yami tertawa kecil mengingat masa lalunya dengan Mamoru dulu yang suka bermain detektif-detektifan, atau membaca komik Conan koleksi Mamoru berjam-jam.

"Kau mengajakku nostalgia wkwk, ayolah sekarang serius, kau sudah melepas mangsa yang sudah berada didalam genggamanku tadi"

"Baiklah mari kita serius"

"Kalian ini sedang membicarakan apa sih ?" interupsi Hinoto yang merasa sedang dikacangin oleh kedua orang dihadapannya.

"Kau tidak akan paham Hinoto, ini masalah orang pintar" ejek Mamoru

"Jadi maksudmu aku tidak pintar begitu ?" tanya Hinoto penuh penekanan

"Lagian dari dulu kau kan tidak pernah tertarik dengan hal-hal seperti ini, ya kan Yami ?" jelas Mamoru lalu mengarahkan atensinya kepada perempuan manis dihadapannya, Yami.

"Ya, dia hanya tertarik pada sketch book dan koleksi pensil berbagai jenis miliknya" 

DEG

'A-apa Yami mengingatku ? jangan-jangan dia menyadarinya sejak awal, aduh bagaimana ini' batin Hinoto tersentak bagaimana tidak saat Yami mengetahui ketertarikannya itu yang sebenarnya hanya sangat diketahui oleh sahabat masa kecilnya, ya Mamoru dan Yami.

"Kau kenapa Hinoto ? seperti orang yang baru terciduk menggunakan barang terlarang" tanya Mamoru mendapati raut wajah Hinoto yang tak baik menurutnya.

"Hhheh sampai kapan kau akan terus membohongiku dan berpura-pura seperti itu Hinoto ?" Yami tertawa remeh. Hari ini ia bertekad untuk membongkar semua kepura-puraan Hinoto. Yami sudah muak rasanya, ia sangat tidak suka dibohongi.

"K-kau ? b-bagaimana k-kau tau ? apa ka--

"Apa kau sudah menyadarinya sejak awal ? itukah yang akan kau tanyakan selanjutnya Hi-no-to ?" kini raut wajah Yami benar-benar sedikit membuat tegang yang melihatnya. Nada sinis dengan sorotan mata yang tajam sedikit berkaca-kaca seperti ada amarah yang sedang ia tahan.

"S-sebenarnya ada apa ini ? apa aku ketinggalan sesuatu" Mamoru kebingungan dan sedikit merinding dengan atmosper disekelilingnya saat ini. Ia seperti sedang melihat sepasang kekasih yang sedang bertengkar rasanya. Dan ia menjadi pihak ketiga yang tidak mengetahui apa-apa disini. Rasanya seperti ingin tenggelam saja di sungai. Mamoru bingung apa yang harus dia lakukan saat ini, mencairkan suasana pun rasanya akan sia-sia karena ia sendiri pun tidak tahu menahu apa masalahnya.

"Baiklah aku sudah ketahuan. Maafkan aku Yami aku tak bermaksud membohongimu sama sekali, dan saat awal bertemu pun aku tidak berpura-pura tidak mengenalmu, sungguh. Aku baru sadar belakangan ini. Bahkan aku saja baru tahu kalau kau dan Mamoru sudah bertemu sebelumnya. Sepertinya" jelas Hinoto penuh penyesalan karena telah membuat Yami marah.

"AAPPAAAA ??!!?! Hinoto jadi kau berpura-pura tidak mengenalnya ? apa yg kau cari Hinoto ?!" itu Mamoru yang tiba-tiba tersulut emosinya. Bagaimana tidak, Yami adalah sahabat kecilnya yang sangat ia sayangi seperti adik sendiri mengingat dulu hanya Yamilah yang mau diajak bermain misteri menjadi seorang detektif. Mamoru benar-benar merasa klop dengan Yami maka dari itu dia sangat membela Yami saat ini.

"Bukan begitu Mamoru, aku punya penjelasan untuk itu" Hinoto melihat Yami menunduk dengan raut wajah yang tidak bisa digambarkan sekarang. Yami dia mematung, Hinoto tau, benar-benar tau bahwa Yami sedang merasakan kekecewaan yang besar saat ini.

"Aish aku benar-benar tidak mengerti denganmu Hinoto ! Bagaimana bisa kau melakukan ini kepadanya ? Bukankah dulu saat Yami pergi kau sangat sedih dan bertekad akan menunggunya sampai kapanpun ? Kau bahkan menyimpan dengan baik barang-barang kenangan Yami. Kau menyimpannya hanya karena kau tidak ingin melupakan sosok sahabat kecil yang kau sayangi ini jika sudah dewasa kan ?" tanya Mamoru tak sabaran

"Iya aku tau..

Yami apa kau sudah menyadarinya sejak awal ?" Hinoto mengalihkan pandangannya kepada Yami yang masih menunduk.

"Tidak" jawab Yami singkat karena ia masih harus mengotrol emosinya, jika tidak takutnya nanti Yami 'meledak' dan menyakiti salah satu diantara mereka dengan kata-katanya.

"Lalu ? bagaimana kau tau ?"

"Di hari saat aku berkunjung ke rumah Tuan Danzo. Aku menyadari bahwa kedua orang tua itu sangatlah tidak asing bagiku. Perasaanku menguat saat aku tak sengaja melihat foto keluarga kecil mereka dengan seorang anak laki-laki berdiri di tengah, mungkin usianya sekitar 5 atau 6 tahun. Aku sangat mengenali anak itu, dan akupun menyadari bahwa mereka adalah orang yang selalu kurindukan. Kasih sayang mereka masih tetap sama. Setelahnya dari rumah Tuan Danzo, aku sedang berkeliling, saat itu aku tertabrak sepedah dan kau yang menolongku bukan ? awalnya aku memang menganggapmu orang asing. Tapi setelah bertemu untuk kedua kalinya aku merasa tidak asing, terutama saat kau menolongku, sepert ada sepotong memori yang terulang...

Saat kau tawari aku untuk diantar pulang aku memintamu untuk mengantar ke rumah Tuan Danzo. Bukan tidak ada tujuan, aku sengaja karena aku ingin memastikan sesuatu. Dan saat kita sampai disana aku memperhatikan gerak-gerik kau dan Nyonya Danzo. Hheh feelingku sepertinya terlalu kuat untuk tidak menyadari sesuatu diantara kalian... "

"Hhmm aku lupa mengenai feelingmu yang kuat dan pemikiranmu yang cerdas itu" Hinoto sedikit menyelang cerita Yami

"Dugaanku semakin kuat saat mendengar obrolanmu dengan Nyonya saat itu. Sayangnya aku hanya mendengar sedikit. Dan di hari ketiga saat makan malam semua terbukti. Kau tidak harus tau jelasnya karena mungkin ini menjadi urusanku saja. Yang harus kau tau adalah barang-barang pemberian dariku yang kau simpan di kamar tamu. Aku tidak mungkin melupakan barang-barang yang pernah jadi milikku bukan ?"

"Seperti biasa.. kau selalu cerdas. Seharusnya aku tidak perlu melakukan ini semua" ucap Hinoto miris menyadari kebodohannya

"Tadi kau bilang tak menyadari Yami sedari awal ? bukankah tujuanmu menyimpan barang-barang itu tidak lain agar tidak melupakan Yami ?" tanya Mamoru yang sedari tadi memperhatikan obrolan mereka.

"Aku sudah tahu mengapa Hinoto tidak mengingatku.. faktor pertama adalah karena postur dan raut wajahku sedikit berubah karena pertumbuhan. Dan faktor kedua adalah ia kehilangan sedikit memorinya saat kecelakaan dulu" ucap Yami saat Hinoto ingin menjelaskannya

"Wah hebat ! aku mengetahui kecelakaan itu tapi aku tidak mengetahui kau kehilangan beberapa memorimu Hinoto.. darimana kau tau Yami ?"

"Ckk sepertinya tidak ada yang tidak ku ketahui disini, termasuk agamamu sekarang.." jawab Yami dengan tertawa kecil, sungguh hatinya sedikit geli saat ini. Bagaimana tidak, sedari tadi ia membuat Hinoto kaget dan membuat raut wajah yang tidak karuan, begitupun dengan Mamoru.

DEG !

'Ya Allah' hati Hinoto tersentak sangat keras tiba-tiba mendengar penuturan Yami.

.

.

TBC

We Found Love in OsakaWhere stories live. Discover now