"K-kau tau darimana ? padahal hanya Hinoto saja yang baru tau" ucap Mamoru yang diangguki oleh Hinoto membenarkan perkataannya.
"Aiih.." Yami menumpu kepalanya yang tidak pusing itu.
"Aku tidak ingin mengatakannya, tapi sepertinya aku benar-benar harus mengatakannya untuk kebaikan kalian. Aku tau darimana ? jawabannya adalah.... "
.
.
"...KARENA KITA SATU GURU DISINI" jawab Yami meninggikan nadanya sedikit. Ya hanya sedikit...
"..." Mamoru dan Hinoto kini membekap mulutnya. Kali ini bukan karena kaget tapi karena mereka sedang berpikir kenapa mereka tidak menyadarinya bahwa Ust. Mehmed itu guru Yami juga di Osaka.
"Aku bahkan melihat kalian bulak-balik ke rumah Ustadz, yaa walaupun aku lebih sering berurusan dengan istrinya" Yami menopang kembali kepalanya menggunakan sebelah tangannya. Ia tak habis pikir mengapa kedua sahabatnya ini menjadi lamban. Apakah karena ditinggal Yami selama bertahun-tahun ?
"Waah we're all Muslim here" seru Rosa menepuk kedua tangannya merasa excited.
"Dan kau Mamoru.. ah aku tak habis pikir denganmu..." Yami terus mengontrol nafasnya yang menjadi tidak teratur saat berbicara. Bukan karena penyakitnya yang akan kambuh, tapi karena mengontrol emosinya.
"Bukankah sebelum insiden Arata kau sempat menceritakan kegelisahanmu padaku ? bahkan saat kita bertemu di Tempozan pun kau sempat bilang kalau kau sedang mencari tahu tentang Islam." ucap Yami melembut karena sudah berhasil mengontrol rasa kesalnya.
"Aaa maaf aku lupa hehe. Bahkan aku juga bilang bahwa keislamanku ini termotivasi karena Hinotmmmph" Mamoru membekap mulutnya sendiri. Ia baru ingat kalau ia sendirilah yang membocorkan berita mengenai Hinoto yang memeluk Islam. Dan sekarang Mamoru malah membuka kartunya sendiri didepan orang yang pernah ia bicarakan itu bersama Yami.
"Aaaa jadi kau biangnya huh ?" ucap Hinoto penuh penekanan. Pantas saja Yami mengetahui agamanya sekarang disaat berita keislamannya itu sendiri hanya segelintir orang yang tahu.
"Dia tidak salah, aku sudah mencurigaimu sebelum Mamoru menjelaskannya"
Suasana kedai ramen kini sedikit riuh oleh pengunjung lain yang mulai berdatangan. Tapi satu meja dengan empat kursi itu masih saja mengeluarkan aura mencekam. Empat anak muda yang duduk disana itu kini hanya berdiam diri namun saling melempar pandangan ke arah satu sama lain. Tentu hal yang sempat diobrolkan tadi adalah hal yang cukup serius. Terkecuali Rosa yang hanya menyimak sesekali mengeluarkan suara mencoba mencairkan suasana.
"Mmm mungkin sebaiknya kita pulang saja, iya kan Yami ?" Rosa bersuara memecah keheningan diantaranya.
"Rosa ! aku akan mengantarmu, ada sedikit hal penting yang masih harus kubicarakan. Biarkan mereka disini dulu ! Ayo !" Mamoru mendahului Yami yang akan berbicara. Lalu ia menunjuk arah menggunakan dagunya agar Rosa segera mengikutinya.
"A-ah Yami aku pergi duluan. Assalamu'alaikum" Rosa pun pamit pada ke dua orang yang masih terduduk.
"Oca tunggu ! ish apa-apan mereka" oceh Yami melihat dua orang sahabatnya telah pergi meninggalkan kedai, dan meninggalkan dirinya hanya berdua dengan Hinoto.
"Mmm Yami.." panggil Hinoto pelan.
"Sudahlah, aku tak pernah mencoba menjauhimu Hinoto. Sampai kapanpun aku tak akan pernah bisa marah kepada kalian, bahkan kepada siapapun" jelas Yami sudah mengerti kemana arah pembicaraan Hinoto nanti.
"Aku tahu itu, dari dulu kau memang tidak bisa marah. Tapi.. aku hanya ingin meminta maaf saja. Aku sangat merasa bersalah" tulus Hinoto menatap sahabat kecilnya itu.

YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !