WFLO Part 30

0 0 0
                                    

.

.

"Kenapa kau melihatku seperti itu ?"

Yami sedang menghitung pengeluaran bulanan di cafenya dan Rosa bukannya membantu, ia malah terus memandangi Yami. Nyaris tak berkedip. Apa Rosa sedang tidak sehat ? Yami sekarang risih ditatap dalam seperti itu.

"Apa.. aku masih bermimpi ?" tanya Rosa masih memandangi Yami

"Oh ayolah, kau sudah menanyai hal yang sama sebanyak 37 kali. Apa perlu aku memukulmu ? Apa cubitan tidak cukup ?" ucap Yami yang masih fokus dengan catatan didepannya

"Hehe tidak tidak. Hanya saja, kau tau Yami ? Aku, Mamoru, dan Hinoto benar-benar terpukul saat dokter Brian bilang jenazahmu akan dibawa ke ruang mayat"

"Itu hanya sandiwara. Aku sudah menceritakan semuanya padamu. Tanpa ada yang terlewat" Yami menoleh sesaat dan tersenyum pada sahabatnya itu.

"Ya, ya, setidaknya kau sudah ada disini. Sekarang. Bersamaku !"

Yami tersenyum melihat Rosa yang antusias mengangkat kedua tangannya lalu memeluk Yami erat. Seperti anak kecil yang baru saja diberi mainan.

Sudah satu minggu semenjak Yami menampakkan dirinya kepada Rosa. Yang lagi-lagi karena tidak sengaja. Saat itu Yami dalam perjalanan pulang menuju apartemen 'spesial'nya. Dikatakan spesial karena memang orang-orang yang menyewa disana adalah orang-orang khusus, kebanyakan mereka yang memiliki pekerjaan penting dan jabatan di suatu perusahaan. Apartemennya terlihat kecil dari luar. Satu gedung itu hanya ada 20 place. Setiap placenya sangat luas tergantung tipe-tipe. Bahkan space termahal di apartemen ini memiliki kolam renang, studio musik, ruang meeting, dan practice room di dalamnya.

Untuk Yami ia hanya menyewa place yang berada di pertengahan range harga. Place'nya mencakup kamar tidur ukuran besar, ruang tamu, dapur, kamar mandi, ruang kerja yang merangkap studio musik mini, perpus mini, dan balkon yang menghadap jalan raya. Sebenarnya Yami mendapatkan penawaran khusus menyewa apartemen disini. Yami mendapatkan potongan harga sewa sebesar 25% dari si pemilik. Kenapa bisa ? ya karena Yami adalah guru privat dari anak si pemilik apartemen 'mewah' ini. Katakan saja Yami sangaat beruntung.

Kita lupakan soal apartemen Yami. Ia baru saja pulang dari kegiatan mengajarnya. Dari halte bus menuju apartemen, Yami melewati rumah Rosa terlebih dahulu. Memang takdir saat itu Rosa juga sedang berada di luar mengawasi pekerja yang mengecat pagar rumahnya. Yami yang memang sedang tidak fokus pada jalannya, tidak sengaja menabrak Rosa. Keduanya pun membelalakan mata saat tahu siapa yang mereka tabrak dan menabrak. Seperti kejadian saat di cafe, tubuh Rosa langsung bereaksi bergetar hebat melihat Yami. Jika tidak segera ditenangkan pasti akan pingsan lagi, pikir Yami. Tubuh Rosa berhenti bergetar saat Yami tiba-tiba memeluknya. Lalu sedikit berbisik di telinga Rosa 'Rosa, ini aku, Yami, kau tidak sedang bermimpi kok'. Ibarat melihat penampakan hantu di siang bolong, tubuh Rosa malah menegang dan kalian pasti tahu apa yang selanjutnya terjadi. Iya.. Rosa.. pingsan..

..

lagi

..

"Hahaha apa aku mirip hantu ?" Yami memegangi perutnya yang menjadi kram karena tertawa sedari tadi

"Hentikan Yamyaam. Aku hanya kaget saat itu. Kau tahu kan aku kira kau ini sudah.." Rosa menggigit bibir bawahnya, ia tidak mau mengatakan kalimat yang sangat ia benci sekarang.

"Iyaiya sudah, maafkan aku yaa" Yami tersenyum lalu merangkul bahu Rosa

"Sayang sekali Mamoru belum tahu" ucap Rosa memandangi Yami

"Kau belum memberitahunya ?" tanya Yami sambil menyamankan duduknya

"Belum. Nanti saja, aku ingin memberi kejutan padanya. Dia itu sudah menganggapku berhalusinasi karena sering melihatmu. Padahal kan aku tidak" Rosa memajukan bibirnya cemberut mengingat kelakuan suaminya yang menganggapnya halu setiap kali ia menceritakan bahwa dirinya melihat Yami.

We Found Love in OsakaWhere stories live. Discover now