Hari semakin gelap dan rembulan kini menampakkan diri dengan sempurna di langit Osaka. Semakin malam suasana di Tsutenkaku Tower semakin ramai, beriringan dengan semangat Gadis muda disana yang semakin membara. Sepertinya Yami belum merasakan lelah kesana-kemari berbincang dengan warga lokal dan sedikit mewawancarai mereka untuk mengumpulkan informasi. Yami juga menyempatkan dirinya untuk berkunjung ke kediaman Tuan Denzu, ia adalah Tokoh Masyarakat yang berpengaruh disana.
"Baiklah nak, Anata ni atode aimashō.. sering-seringlah datang kemari, kau sudah kuanggap seperti anakku sendiri" Ucap lelaki paruh baya mengantarkan Yami kedepan pintu.
"Dengan senang hati Oji san, terimakasih atas keramahanmu" Yami membungkukkan badan pada yang lebih tua lalu tersenyum imut.
"Anata ni atode aimashō Oji san, Oba san" pamit Yami kepada orang tua barunya di Osaka.
Memang Yami adalah gadis yang supel, ia gampang sekali akrab dengan siapapun. Sifatnya yang ceria membuat orang mudah menyukai Yami. Tapi Yami tentu memilah dan memilih dengan siapa ia harus bersikap akrab. Setelah beberapa menit meninggalkan rumah Tuan Denzu, Yami memutuskan untuk berkeliling lagi di sekitaran Tower untuk mencari cemilan. Walaupun badanya mungil, jika itu menyangkut makanan jangan ditanya karena ia tergila-gila dengan kuliner.
"Hei On'nanokooo minggir darisanaaaa atau kau akan tertabaraaaaak !" Teriak laki-laki yang sedang mengendarai sepedahnya yang melaju dengan cepat berjalan oleng kekanan dan kekiri.
"A-apaa ?!!!"
Bruuuk
Suara hantaman yang sangat keras membuat orang-orang berlari ke arah Yami yang saat ini tengah terduduk diatas jalan.
"Kau tidak apa-apa ?!?!" Tanya seorang laki-laki cemas melihat Yami memegangi kakinya sambil meringis kesakitan
"..." yang ditanya hanya diam saja karena menahan air mata yang akan keluar merasakan sakit. Hey ayolah Yami masih memiliki gengsi, dimana dia harus menaruh mukanya jika sampai menangis keras didepan orang banyak.
Yami POV
'Ya Allah ini sakit sekali sepertinya kakiku terkilir'
"Kau tidak apa-apa ?!?!" Tanya seorang laki-laki cemas.
"Maaf lancang tapi sepertinya kau tidak bisa berjalan" Laki-laki tadi memegang lenganku lalu dirangkulkan ke pundaknya yang sedikit kekar itu.
"Mōshiwake arimasen, jangan menyentuhku aku tidak suka" aku menarik kembali lenganku
"Ah tidak usah terlalu formal, Gomen nasai aku mengerti kenapa kau tak mau disentuh tapi ini keadaannya darurat, lihat sekelilingmu... tidak ada yang mau membopongmu"
Aku melihat orang-orang disekitarku, sebagian hanya menonton, sebagiannya lagi cemas terus saja menanyakan kabarku. Baiklah dengan sangat terpaksa mau bagaimana lagi daripada aku harus ngesot ke Apartemen sendirian. Maafkan aku Ya Allah..
"Maaf telah merepotkan.. Terimakasih atas bantuannya"
"Sama sekali tidak, kau tidak merepotkanku.."
"Oh iya siapa namamu ?"
"A-ah na-namaku Hinoto"
'Hinoto ? sangat familiar'
Hinoto POV
"Sama sekali tidak, kau tidak merepotkanku.." ucapku lantang kepada gadis yang sedang ku bopong.
'Ada apa denganku ? Kenapa juga aku mau menolongnya ? Kenapa dia terlihat seperti seseorang yang aku kenal ya..'
"Oh iya siapa namamu ?" ucap gadis itu mengagetkanku
"A-ah na-namaku Hinoto"
'Mengagetkan saja, sampai mana fikiranku tadi ya... Ah sepertinya aku harus mencari tau identitasnya'
"Dan kau ?"
"Panggil saja Yami"
"Kau mau ku antar kemana ?"
"Mm.. Apartemenku lumayan jauh, apa kau tidak keberatan ?
"Dimana apartemenmu ? kebetulan aku membawa sepedah itu juga kalau kau tak keberatan ku antar memakai sepedah"
"Mm... Ah antarkan aku ke rumah Tuan Denzu ! kau pasti tau dimana rumahnya"
"Oh ya aku tau, hey tunggu dulu apa hubunganmu dengan dia ?"
"Dia adalah ayahku disini, aku baru bertemu dengannya tadi malam"
"Kau baru bertemu dengannya tapi kau sudah menganggapnya ayah ? kau harus berhati-hati ini bukan tempatmu"
"Darimana kau tau aku bukan berasal dari sini ?"
"Hey tadi pagi kita bertabrakan dan aku sempat menanyakan identitas umummu itu kau ingat ?"
"Dan aku harus berhati-hati denganmu juga bukan ?"
"A-ah yayaya haha"
'Yami.. ? Sepertinya nama itu penting untukku.. Aargh kenapa aku tak mengingat apapun !'
Author POV
Ding dong
"Eh Yami kenapa kau-- dan kenapa di bopong begitu ?!?"
"Tenanglah Oba-san aku hanya terkilir tadi, bolehkah untuk malam ini aku menginap ?"
"Aaah tentu saja sayang ayo masuklah, dan kau kenap-"
"Oyasuminasai.. saya Hinoto temannya Yami disini"
Belum sempat istri Tuan Denzu menyelesaikan kalimatnya, Hinoto sudah memotongnya dengan perkenalan dirinya. Bukankah dia anak yang kurang sopan ? Tentu tidak karena kalian tau Hinoto sebenarnya adalah anak dari Tuan Denzu. Tapi dasar Hinoto, ia berencana untuk menyembunyikan identitasnya sementara waktu didepan Yami. Entah apa yg Hinoto rencanakan. Tapi pasti ada udang dibalik batu. Setelah istri Tuan Denzu mengobati kaki Yami ia mengantarnya ke kamar tamu. Untunglah istri Tuan Denzu itu seorang Massaja.
"Okaasan, apakah kau merasa pernah bertemu anak itu ?"
TBC
Yupu ingin sedikit menyampaikan sesuatu nih.. Kalau lagi di Osaka, Yami itu ngobrolnya pakai bahasa Jepang ya ceritanya cuman disini Yupu bikin pake bahasa gitu supaya readers move pakai perspektif orang jepang saat baca. Nah kalau lagi ngobrol sama sahabat, teman, keluarga atau siapapun itu yang Indonesian, Yami ngobrolnya baru pakai bahasa.
Thanks for reading, see you next chapter💕

YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !