Keadaan pagi ini tidak begitu cerah. Langit didominasi awan kelabu dan matahari menyembunyikan semua parasnya dibalik awan. Sama dengan Yami, saat ini kondisi badannya kurang baik. Entah apa yang telah membuatnya drop seperti ini. Yami jarang sekali sakit. Kondisi badannya akan memburuk hanya ketika ia sedang banyak pikiran. Apa itu berarti saat ini Yami sedang memiliki banyak beban dipikirannya ?
"Kurasa begitu, kau harus beristirahat Yami. Aku akan ke Osaka Bay untuk mempelajari arsitektur bangunan disana. Aku yang akan menyelesaikan tugas tambahan kita" ucap Rosa yang sedang berada didalam apartemen Yami.
"Tapi apa tidak apa-apa ? nanti kau repot" ucap Yami dari dapur sedang membuat sarapan untuk mereka berdua.
"Tak masalah lagian aku hanya melengkapi datamu. Dan kau kenapa masak harusnya kita pesan saja, tidak perlu repot-repot seperti ini. Kau harus istirahat dan merelaxan otakmu itu" Rosa berjalan ke dapur lalu menyiapkan alat-alat makan.
"Aku lebih suka masakan seperti ini. Bukan junk food atau makanan siap saji lainnya" Yami meletakkan hasil masakannya kedalam mangkuk lalu menyiapkan nasi.
"Sesekali kan tidak apa-apa" Rosa meraih apel yang ada diatas meja makan lalu memakannya sebagai hidangan pembuka.
Setelah semua makanan siap mereka pun duduk berhadapan. Menyantap dengan penuh syukur semua hidangan yang tersaji. Tidak ada yang berbicara selama makan. Mereka hanya menikmati setiap suapnya diiringi dengan dentingan sendok yang saling beradu dengan piring.
"Jalan-jalanlah, nikmati waktu mu satu hari ini saja. Kau sudah bekerja keras" ucap Rosa setelah menyelesaikan acara makannya.
"Hmm.. terimakasih Oca. Terimakasih karena sudah datang kesini" senyum Yami setelah meneguk air putih.
"Sama-sama" balas Rosa tersenyum
"Aku akan pergi ke Osaka Castle. Kau jangan menungguku, kemungkinan aku akan pulang sedikit larut. Jangan lupa pakai syal dan jaketmu, udara sangat dingin hari ini." Yami menumpuk alat-alat makan yang kotor lalu membawanya ke wastafle untuk dibersihkan.
"Harusnya aku yang berbicara seperti itu" Rosa bangkit dari duduknya lalu keluar dapur, meraih tas yang sedari tadi tergeletak di atas meja kerja Yami.
"Pakailah jilbabmu. Jika belum bisa setiap hari karena kau belum siap. Setidaknya pakailah untuk hari ini. Pakailah untuk melindungi kepalamu dari udara dingin. Bisakah aku memohon untuk hal itu ?" ucap Yami yang berdiam diri di ambang pintu dapur.
Rosa tidak meresponnya langsung. Ia hanya terdiam sambil melilitkan syal di lehernya. Jujur ini sudah kesekian kalinya Yami meminta Rosa untuk menghijab dirinya. Tapi sampai sekarang Rosa belum siap. Ia merasa belum pantas untuk memakainya.
Setelah Rosa memakai jaket dan kaus kakinya. Dia pun tersenyum lalu menghampiri Yami.
"Aku pasti akan memakainya Yami.. tapi tidak untuk sekarang" ucap Rosa memegang bahu Yami dengan lengan kanannya. Tidak biasanya Rosa memanggil Yami dengan nama aslinya. Biasanya ia akan memanggilnya Yamyam bukan ? Rosa akan memanggil Yami dengan namanya hanya ketika ia menjadi serius. Lalu saat akan beranjak tiba-tiba Yami memegang lengan Rosa yang berada di bahunya.
"Anggap saja ini permintaan terakhirku" Yami menatap Rosa dalam dengan matanya yang sedikit berair.
"Kau ini bicara apa Yamyam.. sudah aku pamit ya Assalamu'alaikum" Rosa pun meninggalkan Yami yang masih berdiri.
Yami menunduk menatap sendu lantai yang sedang ia pijak. Ia sangat ingin melihat sahabatnya itu menggunakan jilbabnya. Sudah berkali-kali ia mencoba tapi tetap saja belum bisa. Rosa belum siap, selalu itu yang ia dengar. Entah harus berapa kali lagi Yami mengingatkannya. Entah harus dengan cara yang bagaimana lagi.

YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !