"Ah kau tak apa ? Ya-mi"
.
'Oh ! aku menabrak seseorang yang mengenaliku ?'
.
.
Aku menengok mengecek sesuatu, ah bukan sesuatu tapi seseorang, yang kutabrak tadi. Oh ternyata dia adalah Hinoto, laki-laki yang akhir-akhir ini sering ku temui dengan tidak sengaja. Ingat TI-DAK SE-NGA-JA.
"Hinoto ??! Hei kau ini bagaimana sih perhatikan jalanmu ??!"
"Yami kau yang menabrakku tadi" balas Hinoto dengan muka yang datar sedatar triplek
"A-aaah hehe Sumimasen" kenapa aku menjadi sedikit gugup dan melupakan bahwa akulah yang bersalah disini. Sepertinya aku harus mencari kantung plastik untuk menutupi mukaku yang sebentar lagi memerah karena malu.
"Sampai kapan kau akan duduk disitu dengan umm pose seperti itu ?" seru Hinoto yang masih mempertahankan ekspresinya yang datar.
Aku tersentak dan langsung bangun dari acara 'mendarat' yang tidak elit tadi. Dan ingatkan aku untuk segera mencari KANTUNG PLASTIK setelah ini karena hey double malu !
"Haha kau lucu sekali Yami hahaha"
"Ish kau ini menyebalkan sekali dan apa itu ?! perubahan ekspresi yang sangat drastis, apa kau seorang aktor huh ??!"
"Aku ini artis bukan aktor, dan ngomong-ngomong sedang apa kau disini ?"
"Seperti biasa, aku sedang mengumpulkan data, kau sendiri sedang apa disini ? mengapa kesini ? bagaimana kau kesini ? kau sendirian ? ah kenapa ya aku selalu bertemu denganmu ? aku bosan jika harus melihatmu setiap hari"
"Hey hey hey satu-satu.. aku sudah seperti terdakwa yang sedang diadili"
"..."
"Baiklah, tadi kebetulan aku sedang ada pertemuan dekat daerah sini, setelah selesai aku sengaja datang kesini, aku hanya - emm- ya merindukan suasana Taman ini saja"
"Nakanoshima itu banyak bagian tamannya, kenapa kau ingin datang kesini ?"
'Kita lihat apa responmu Hinoto, sampai kapan kau akan terus berpura-pura ?' batinku sambil memperhatikan gerak-geriknya dan ku pastikan ucapannya itu adalah kebohongan terselubung lagi atau bukan'
"Terserah dong, ini kan bukan Taman milikmu"
"Aku lihat sepertinya, kau memiliki kenangan disini bukan begitu ?"
'Katakan saja, kau telah menepati janjimu.. dan akhirnya takdir mempertemukan kita lagi disini. sa-ha-bat ke-cil-ku'
Aku masih memperhatikan mimik wajahnya, namun siapa duga dia sangat pandai sekali mengontrol ekspresi dan gerak-gerik tubuhnya itu. Aku jadi sedikit sulit untuk memastikan apakah Hinoto benar-benar lupa atau hanya berpura-pura.
"So' tau, sekarang kau ingin jadi peramal huh ?"
"Aku kan hanya menduga"
Hinoto POV
"Nakanoshima itu banyak bagian tamannya, kenapa kau ingin datang kesini ?"
'Itu karena aku memiliki kenangan indah disini'
"Terserah dong, ini kan bukan Taman milikmu"
"Aku lihat sepertinya, kau memiliki kenangan disini bukan begitu ?"
'Ya, kenangan bersamamu dulu, apa kau masih mengingatnya ?'
"So' tau, sekarang kau ingin jadi peramal huh ?"
"Aku kan hanya menduga"
"Baiklah-baiklah, kau mau kemana sekarang ?" tanyaku memastikan kalau Yami sudah memiliki tujuannya. Aku hanya takut kalau gadis itu akan tersesat mengingat sudah lama sekali dia tak kesini. Dan bahkan sepertinya ia tak mengingatnya.
"Mm aku, itu, bingung sih harus kemana dulu dan mulai dari mana"
Sudah kuduga kalau ia sedang kebingungan saat ini. Sepertinya Yami belum berubah, ia masih mudah untuk dibaca.
"Jelaskan saja data yang seperti apa yang kau butuhkan, biar ku temani kebetulan hari ini jadwalku kosong"
"Benarkah ?? wah tak ku sangka ternyata kau baik"
"Aku memang baik, kaunya saja yang tidak menyadarinya"
"Mmm begitu saja marah, kau seperti anak kecil Hinoto wkwk"
"Kau mau aku berubah pikiran ?"
"Ah jangan, baiklah aku berhenti"
"Jelaskanlah.. aku mendengarkan"
Author POV
Waktu sudah berlalu berjam-jam dan langit pun perlahan berubah menjadi jingga menandakan bahwa hari sudah sore. Yami dan Hinoto baru saja keluar dari salah satu gedung. Hinoto mengantarkan Yami untuk mengumpulkan data yang ia butuhkan untuk pekerjaannya itu. Setelah selesai, mereka pun memutuskan untuk mencari restaurant karena semenjak tadi keduanya belum makan siang. Untungnya tak membutuhkan waktu lama dan jarak yang jauh, mereka menemukan restauran kecil yang menyuguhkan makanan-makanan khas Jepang. Kini keduanya sedang duduk di ujung ruangan dekat dengan jendela yang menghadap jalanan.
"Pelan-pelan makannya, kau ini perempuan atau apa sih ?" seru Hinoto sedikit panik melihat Yami yang sedang lahap menyantap makanannya dengan suapan yang besar
"Ssst jangan berbicara saat makan, nikmati saja punyamu itu dan jangan menggangguku"
"Bisa-bisanya kau berbicara seperti itu sedangkan kau sendiri berbicara saat makan"
"Lagian memang seperti ini jika aku sedang sangat lapar"
"Tidak sedang lapar sekalipun cara makanmu memang seperti itu"
"Tunggu, dari mana kau tau ?"
'Bodoh bisa-bisanya kau keceplosan Hinoto' batin Hinoto merutuki ucapannya tadi
"A-ah hanya sa-sangat terlihat bukan" Hinoto beralibi tidak tau bahwa lawan bicaranya kini sedang tertawa dalam hati
'Haha Hinoto kau lucu sekali, bahkan saat terciduk pun kau masih mengelak dan berbohong padaku. Dan gugupmu itu tidak berubah saat kau sedang ketahuan' tawa Yami dalam hati karena ya dia mendapatkan satu poin atas rencana yang telah dilancarkannya tadi. Yami hanya ingin tau sejauh mana Hinoto masih berpura-pura didepannya
"Yayaya terserah kau saja Pak Animator"
DEG ! Hinoto langsung menghentikan acara makannya
"Darimana kau tau aku seorang animator ? aku bahkan belum menceritakan pekerjaanku padamu ?" tanya Hinoto menuntut karena jujur saja ia kaget Yami mengetahui profesinya. Bukankah mereka baru bertemu lagi dan well selama ini Hinoto menyembunyikan sedikit identitasnya di depan Yami. Kenapa bisa ?
.
.
TBC
YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !