Author POV
"Ya Ampun kenapa orang tua itu, sudah jelas aku tolak dia tetap memaksa.. lihat hodieku sekarang jadi melar gara-gara ia tarik terus saat aku mau pergi"
'Ya Allah kesalnya maafkan aku yang daritadi hanya mengomel' batin Hinoto kesal mengingat kejadian di kafe tadi. Bagaimana tidak kesal, ia dipaksa untuk menandatangani kontrak yang ia tidak mau. Salahkan juga Manajernya yang tak memberitahu detail pertemuan hari ini. Ya pertemuan dengan pihak dari salah satu House Production film cartoon di Jepang yang meminta Hinoto untuk menggarap film terbaru mereka. Hari ini Mamoru memberikan jadwal untuk Hinoto bahwa ia ada pertemuan dengan pihak SEIKO House Production untuk membahas lebih lanjut kontrak yang akan ia tandatangani. Tanpa tahu detail pasti filmnya yang seperti apa dan bagaimana Hinoto mengiyakan pertemuannya. Tapi betapa terkejutnya Hinoto saat membaca deskripsi cerita dan karakter dari filmnya itu. Tanpa berfikir lama setelah membaca berkasnya Hinoto pun menolak untuk menandatangani kontrak. Hey ayolah animator hebat seperti Hinoto sebenarnya bisa saja mengiyakan kontrak ini. Tokoh-tokoh yang ada di filmnya mudah untuk Hinoto gambar. Tapi ya Hinoto memang animator yang lumayan pemilih. Ah lebih tepatnya ia adalah animator yang memiliki prinsip, begitu katanya. Ia sangat amat tidak mau jika harus membuat animasi-animasi perempuan seksi yang mempertontonkan dada dan pahanya. Dan juga harus membuat beberapa adegan-adegan mesra so romantic yang menceritakan couple-couple anak muda yang tengah kasmaran. BIG NO FOR HIM !
Hinoto tidak mau membuatnya, itu hal yang salah untuk ajaran yang dianutnya. Oh apa belum ada yang tau bahwa Hinoto adalah seorang Mualaf ? Sudah satu tahun lebih pemuda tampan itu memeluk Islam beserta kedua orang tuanya. Tapi tak banyak orang yang tau, hanya dia, keluarga, Mamoru, ustadz, dan saksi yang mendampingi Hinoto saat membaca dua kalimat syahadat. Selain itu, orang-orang hanya menganggapnya sama seperti mereka, Sang Mayoritas.
"Ma-maafkan aku teman, aku benar-benar tidak tau, dia tidak memberikan berkas apapun yang dia minta hanyalah pertemuan karena dia bilang akan menjelaskannya saat di kafe nanti !"
"Sudah, tidak apa-apa mulai sekarang kau harus lebih detail lagi"
Hinoto merangkul sahabatnya yang sekaligus merangkap menjadi Manajernya itu untuk menenangkannya.
"Tapi boleh aku jujur ? Semenjak kau berpindah agama kau menjadi sedikit ribet"
"Malah aku merasa semakin sempurna. Hidup dengan aturan yang melindungiku tanpa memaksaku, dan tanpa mengekangku. Setelah kau memiliki tujuanmu didunia ini, kau akan merasa lebih hidup"
"Aku tidak mengerti, bukankah terlalu banyak aturan ?! Dilarang ini dan itu, bahkan kau tidak bisa pergi ke club lagi menemaniku"
"Memang pada dasarnya aku tidak menyukai tempat itu bung wkwk aku hanya menemani jomblo kesepian saja"
"Sial kau mengataiku, kau sendiripun jomblo"
"Haha kau sensi sekali, aku ini jomblo bahagia tidak sepertimu"
"Double sial kau Hinoto !"
"Kita sudahi oke ? aku ingin menyegarkan pikiranku dulu daaah"
"Hei hei hei ! kau mau kemana ?! mobil kita ada disana"
"Aku akan ke taman berjalan kaki lagian hanya tinggal menyebrangi satu jembatan saja, kau pulanglah dan bawa mobil itu !" Teriak Hinoto sambil terus melangkahkan kakinya meninggalkan Sang Manajer yang kesal.
"Ish dasar anak itu selalu saja menyebalkan ! ya walaupun sekarang tidak terlalu emm- ah sudahlah lebih baik pulang daripada ngomong sendirian begini bisa-bisa aku dianggap gila"
Mamoru pun pergi ke parkiran untuk mengambil mobilnya, emm maksudnya mobil Hinoto yang selalu dipake olehnya untuk pulang. Disisi lain sampailah Hinoto di sebuah Taman. Beginilah Hinoto, jika ia sedang pusing karena banyak pikiran ia akan menenangkan dirinya. Pergi ke alam terbuka yang menyuguhkan pemandangan hijau dan biru membentang, atau juga berwarna-warni seperti sekarang. Menyendiri, menikmati indahnya alam, menikmati tenangnya hembusan angin sendirian.
'Hhh.. sepertinya aku merindukan dirimu sekarang. Merindukan disaat kita main bersama disini saat masih kecil dulu, kau adalah sahabat yang sangat berarti bagiku.. Kapan ya kita akan bertemu lagi disini ?' Batin Hinoto membayangkan kejadian beberapa tahun silam ketika ia dan sahabat kecilnya bermain bersama di Taman. Hinoto sangat merindukannya sekarang, bagaimana tidak mereka sudah bertahun-tahun berpisah sejak terakhir bertemu.
"Taman ini semakin bagus saja padahal aku semakin tua wkwk aku tak menya- OHOOO liat siapa yang sedang berlari-lari disana~ " di tengah gumamannya Hinoto bersmirk ria karena tak sengaja menangkap objek tidak asing didepannya. Tak jauh hanya 20 meter jaraknya dari tempat ia duduk sekarang. Tanpa ragu Hinoto pun berencana mendekatinya.
'Oke mari kita mulai actingnya'
Yami POV
"Akhirnya sampai juga, ah bodohnya aku kenapa tadi bisa salah stasiun aih"
'Tapi tak apa, semua terbayarkan oleh WOOOOOW LIHAT PEMANDANGAN INI !' teriak batinku saat terpesona oleh apa yang kulihat. Siapa yang tak suka melihat taman dengan bunga berwarna-warni disana-sini. Sangat indah dengan kompleknya masing-masing.
"Aaargh aku tidak sabar lagiiii...." Gumamku lalu berlari-lari mengitari Taman saking senangnya. Mulai dari sisi kanan lalu ke sisi kiri. begitu memutar dan setelahnya ke bagian tengah, dan yaa begitulah seperti anak yang kurang bermain saat masa kecil.
"Ahaha aku sangat sangat sangat sangat sangat su-
DUGH
-aaargh (Innalillahi)"
DUK
"Aw !" ringisku saat jatuh dengan tidak elitnya menabrak sesuatu saat berlarian tadi.
"Ah kau tak apa ? Ya-mi"
'Oh ! aku menabrak seseorang yang mengenaliku ?'
.
.
.
TBC

YOU ARE READING
We Found Love in Osaka
RomanceJika kau tidak mampu untuk tidak membuat seorang perempuan menunggu lama, maka suruh dia bersama yang lain . . . Warn : Alur sulit dimengerti !