Nomer 20. Sepiring 2

16K 1.6K 75
                                    

Hola!!!
Di Nomer kali ini akan ada apa coba?
.
.
.
🔊🔊Warning🕪🕪
Typo kembali berkeliaran
Jika ada yang melihat segera tangkap lalu dibuka dijilat dan dicelupin
😂😂😂😂😂😂

Nomer kali ini special hari pengumuman SMA
(Kalau jadi)

Doa-in mbak author ye supaya nilai UN-nya memuaskan dan gak malu-maluin
.
.
.
.
.
.
.

Walaupun awalnya gue rada-rada canggung tapi akhirnya gue biasa aja. Malahan sempet rebutan ayam sama Pa-ger, rebutan nasi nasi terakhir yang berakhir dengan Pa-ger yang nambahin nasi lagi di piring.

Gue ngambil tisu di samping gue dan ngelap dahi Pa-ger yang ngeluarin keringat sebesar biji jagung yang kalo dibiarin bakalan jatuh kepiring.

Kita berdua sama-sama kepedesan. Katanya udah pesen yang gak terlalu pedes tapi pas disuapan pertama... BEUH!!!! Aseek euy, pedes pisan.

"Minum?"

Gue ngangguk dan Pa-ger dengan cepet ngebuka botol mineral tiga ribuan yang langsung gue minum.

Glek..glekk..gleekkk

"Cepat. Saya juga mau minum"

Belum juga sempet ketelen botilnya udah ditarik sama Pa-ger. Akhirnya airnya tumpah sampai kepipi gue.

Glekk...glekkk

Jakun Pa-ger naik turun bibirnya juga bengkak dan tambah merah gegara kepedesan. Gak beda jauhlah sama gue, bedanya gue gak punya jakun.

"Haaaahhh"

Setelah ngabisin air itu Pa-ger kembali nutup botolnya dan mengambil tisu lalu melap tangannya dan....

What the?! Dia ngelap air yang tadi tumpah kepipi gue. Kita berdua masih huh hah hu hah kepedesan, tapi entah kenapa jantung gue juga ikutan huh hah huh hah. Ya Allah ini pertanda apa ya?

Gue cuman bengong dan mandangin dia yang masih ngelap-ngelapin muka gue. Seperti biasa, tetap ganteng tapi kali ini muka-muka songongnya gak tau dia tinggalkan dimana, karena sekarang mukanya gak ada songongnya sama sekali.

"Pak.."

"Hm.."

"Saya mau nanya"

"Silahkan"

"Kalau ada mahasiswa yang nyatain perasaanya ke bapak bagaimana?"

Dia berhenti melap muka gue dan balik natap gue. Duh Tuhan matanya, bening amat sih. Inget dosa Yu, malaikat nyatat nih kiri kanan.

"Saya kasih nilai E"

What?!

"Kenapa? Kasian dong pak kalau di kasih E"

"Saya normal. Saya lebih menoleransi kalau dia mahasiswi, bukan mahasiswa"

Yah balik dah songongnya. Gue tau kalau gue salah bilang, tapi seharusnya dengan otaknya yang setara dengan ilmuwan dia pasti tau maksud gue apa.

"Ok..maksud saya mahasiswi"

Pa-ger cuman natap gue dan itu artinya gue harus ngulang pertanyaan gue.

"Oke saya ulangi. Jadi pertanyaannya adalah jikalau seandainya dan kemungkinan ada salah satu MAHASISWI bapak ada yang menyatakan perasaanya ke Bapak Geraldo bagaimana?"

"Saya kasih nilai F"

"Kenapa?"

"Menurut kamu kenapa?"

Lecturer vs Me |Campus #1| COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang