Extra Part 2

34.9K 1.8K 135
                                    

"Wi ini dede haus kayaknya"

Hesa kelimpungan karena tidak berhasil menenangkan gadis mungilnya ini. Sedangkan istrinya masih ada dikamar mandi.

"Wi.. Dewi. Udah selesai belum mandinya?" Hesa mengetuk kamar mandi dan tepat saja Dewi keluar dari kamar mandi masih menggunakan bathrobe.

"Uhh anak mama haus ya? Cup cup" Dewi segera mengambil alih putri kecilnya dan berjalan menuju sofa yang menghadap balkon kamar untuk menyusui. Hesa yang sudah tahu kebiasaan Hesa segera menutup pintu balkon lalu menarik gordennya agar membentang, tidak lucu jika tanpa sengaja pemilik kamar didepan mereka melihat aset istrinya yang paling berharga ini. Walaupun sudah beda gedung tapi tetap saja itu namanya menang banyak dong dia.

Hesa duduk merepet pada istrinya itu dan menyandarkan dagunya di bahu Dewi sambil mengamati anaknya yang sangat rakus meminum ASI

"Rakus banget.." Telunjuknya menyusuri wajah anaknya dari dahi hingga dagunya.

"Hidungnya mirip kamu, dagunya juga. Bibirnya mirip aku sama matanya juga. Adilkan?". Kini tangan berganti meraih dagu Dewi agar perempuan itu menatapnya. Namun yang ditatap malah menundukan pandangannya.

"Look at me Dewi. Coba dengan perlahan Wi, buka hati kamu untuk aku. Lupakan Prasetyo-mu itu, karena disini yang ada disisi kamu adalah aku, Mahesa suami kamu, papa dari anak kita. Ganti Prasetyo-mu menjadi Mahesa-mu karena sekarang aku yang akan bahagiakan kamu. Trust me, i love you so much, sejak dulu. Dari pertama kita berpandangan sayang. Please, terima aku dihidup kamu"

Dewi akhirnya balas menatap tatapan teduh milih Hesa "tapi kamu rusak aku Hesa.." ucapnya hampir menyerupai bisikan dan itu membuat Hesa langsung mendaratkan kecupan dikening istrinya.

"Maaf. Waktu itu aku gak sadar, aku mabuk. Aku marah dan aku gak percaya dengan informasi yang aku dengar. Kamu mau menikah dengan dia dan... itu buat aku menggila malam itu dan mabuk berat. Maafin aku, Maaf"

"Hesa..."

"Please Wi, kalau kamu marah, marah sama aku. Aku yang salah. Tapi tolong tetap sayang putri kita karna bagaimanapun dia tetap darah daging kita. Kalau kamu mau pukul sampai tendang aku sekalipun gak papa tapi jangan jadikan dia sebagai pelam--"

"Aku ibu kandungnya Hesa. Tentu aku akan menyayangi dia. Maksud kamu aku bakalan siksa dia?"

"No, aku gak bermaksud begitu. Oke, aku minta maaf. Aku cuma berfikir mungkin kamu akan jengah selalu berdekatan dengan aku, belum lagi lelah dengan mengurus putri kita sedangkan sebenarnya kamu gak suka sama pernikahan ini. Aku takut kamu..."

Dewi menjauhkan sedikit wajahnya dari Hesa dan terbelalak kaget "kamu nangis Hesa?"

Hesa hanya diam dengan matanya yang berkaca-kaca. Dia sangat merasa bersalah karena telah mengacaukan dan memaksa perempuan didepannya ini masuk ke lingkaran hidupnya. Sedangkan dia tahu kalau hati perempuan ini masih dipenuhi dengan pria lain. Tapi dia tidak akan menyesal, setidaknya ia bisa menjangkaunya walaupun tidak dengan hatinya.

"Aku minta maaf Dewi. Tapi aku gak akan menyesal dengan kehadiran Putri kita. Walaupun kehadirannya karena kesalahanku"

Dewi merangkum pipi Hesa dengan sebelah tangannya "kamu cinta sama aku?"

"Ya. Dari lihat kamu pertama kalinya aku sudah jatuh cinta sama kamu"

"Kalau kamu mau hati aku, bawa aku pergi Hesa. Sejauh mungkin sampai mata aku gak bakalan lihat dia lagi. Ayo bangun keluarga kecil yang bahagia."

"Wi?"

Hesa merangkum kedua pipi Dewi dan menatap sepasang bola mata didepannya itu dengan intens "kamu gak lagi ngigau kan? Tadi aku gak halusinasikan?"

Lecturer vs Me |Campus #1| COMPLETEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang