Gak kerasa sudah satu bulan penuh Vina dan kawan kawan mengabdikan dirinya untuk menjadi bagian dari masyarakat Desa Girisekar.
Dan hari ini adalah hari terakhir mereka melakukan cek kesehatan dan pengobatan gratis rutin yang diadakan tiap satu minggu sekali di Balai Desa.
"Hari ini kamu pasti bakal sibuk banget ya Yang?" Sehun rebahan di atas kasur yang biasa dipakai tidur Vina dan Wendy.
Kan mereka masih stay di sini dan nanti malam adalah malam terakhir mereka di sini. Besok mereka sudah harus kembali ke Jakarta.
"Iyalah orang ini hari terakhir di sini, pokoknya harus berusaha yang sebaik baiknya"
"Gak kerasa juga udah satu bulan aku bolos kerja buat nemenin kamu sama dedek bayi di sini" Sehun beralih dari rebahannya. Kini ia berlutut di depan Vina. Menyejajarkan wajahnya pada perut Vina.
"Dedek bayi harusnya senang di dalam sana bisa ditemenin Ayah ya, Ayah sampe relain bolos kerja loh buat kamu dek" Sehun ngomong gitu sama perutnya Vina sambil sesekali perutnya Vina yang masih rata itu dielus dan diciumin.
"Yah kok Ayah bolos kerja sih, besok kalo dedek udah lahir, gak punya duit buat beli popok dong kalo Ayah gak kerja" sahut Vina dengan suara yang dibuat buat seperti anak kecil.
"Enggak kok Yang, justru aku malah lagi dapat libur sebulan gara gara kemarin kan proyek aku yang hotel itu diacc sama perusahaan investor. Kata si Ardi biasanya tuh investor yang satu ini kolot, tapi entah kenapa pas aku presentasi mereka oke oke aja dan langsung acc"
"Naksir sama kamu kalik itu direkturnya"
"Sembarangan aja ya kalo ngomong, mana mau lah aku sama yang perutnya buncit kaya gitu"
"Besok perut aku juga bakalan buncit juga Sehun sayang.."
Telinganya Sehun merah. Gatau karena nahan marah atau emang tersipu gara gara dipanggil sayang sama Vina.
"Kalo kamu kan cewek Yang, punya lobang. Lah dia cowok. Masa pedang mau sama pedang, gak ada yang nyodok dong nanti"
"ASTAGA MESUM YA KAMU!!!"
"Aw?! Sakit Yang" Sehun ngelus elus jidatnya yang abis kena getok pake sisir sama Vina.
"Ya abis itu mulut gak bisa direm apa? Depan anak loh ini Hun, kamu pikir dia gak denger?"
"Iya sayangkuu, maaf yaa, gak lagi lagi deh.." Sehun meluk Vina tapi wajahnya ditempelin ke perutnya Vina.
Kesimpulannya di sini adalah, keputusan manusia itu gak bakal bisa ngalahin takdir yang udah digariskan sama Yang Maha Kuasa.
***
"Lain kali kalau mau makan jangan lupa cuci tangan yaa, apalagi kalau abis melakukan pekerjaan, misalnya pulang dari main nih kan kotor tuh tangannya, soalnya nanti kalau ngga cuci tangan bisa sakit perut" Kali ini Vina lagi nemenin anak anak di sini yang abis di cek kesehatannya.
"Bu Dokter, kalau kita gak sikat gigi sebelum tidur nanti gigi kita dimakan hantu ya?" Tanya seorang anak kecil dengan nada polosnya.
Vina tergelak kecil mendengar pertanyaan khas anak kecil tersebut "Iya dong, gak mau kan giginya dimakan sama hantu?" Anak anak di situ kompak menggeleng cepat.
"Makanya ini nanti satu orang dapat satu sikat gigi dan satu pasta gigi dari Dokter Wendy, dipakai terus ya adek adek"
"Siap Bu Dokter Vina!!" Sahut anak anak tersebut semangat.
"Wah udah gak sabar ya dapat sikat gigi dari Dokter Wendy?" Wendy datang sambil membawa satu kardus berukuran sedang berisi sikat gigi dan pasfa gigi yang nanti akan dibagikan pada anak anak.
"Semuanya baris yang rapi dulu ya, biar nanti kebagian semuanya, yuk yuk baris yuk!" Ajak Vina sembari membuat barisan memanjang ke belakang agar mereka tidak berebutan.
"Bilang apa?" Tanya Wendy pada satu gadis kecil yang telah menerima sepaket alat sikat gigi dari Wendy, "Terima Kasih Dokter Wendy"
"Sama samaa" Wendy mengusak rambut gadis kecil itu gemas.
"Jangan lupa bilang makasih juga ke Bu Dokter Vina" gadis kecil itu mengangguk lalu berlari menghampiri Vina.
"Makasih Bu Dokter Vina" kata gadis kecil itu. Tanpa segan Vina menarik gadis kecil itu ke dalam pelukannya "Sama sama cantik"
"Ehem" Sehun menghampiri Vina yang sibuk dengan anak anak dan berdehem pelan karena wanitanya itu sedari tadi belum juga menyadari keberadaannya di situ.
"Kamu kok di sini?" Vina melepaskan pelukannya pada gadis kecil tadi dan gadis kecil itu sudah berlarian bersama temannya memamerkan varian rasa yang berbeda pada pasta gigi yang mereka dapat.
"Kamu asik banget deh sama anak anak di sini" Sehun mendekati Vina. Mengusap rambutnya pelan. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
"Abisnya mereka lucu dan innocent banget. Gak kaya anak anak di kota yang mainnya udah gadget mulu"
Sehun tertawa pelan "Yaudah besok si dedek diajarin main congklak sama petak umpet ya"
Vina tertawa pelan.
"Ikut aku yuk" ajak Sehun seraya menggenggam tangan Vina.
"Kemana?"
"Ada deh"
Vina pun mengikuti kemana langkah kaki Sehun. Dan ternyata Sehun hanya membawanya ke pos kesehatan yang mereka dirikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga di sini.
"Astaga kukira mau dibawa kemana, taunya cuman ke sini" gumam Vina.
"Ssst, sebelum pulang ada baiknya kita periksa dulu, mumpung temen kamu juga ada yang spesialis kandungan kan" ujar Sehun.
Namanya Jessi. Dia temannya Vina. Calon dokter spesialis kandungan.
"Hai Jess" sapa Vina ramah.
"Hai Vin, ada apa nih?" Sahut Jessi tak kalah ramahnya.
"Ini nih dia ngebet banget periksa kandungan" Vina menggedikkan dagunya pada Sehun di sampingnya.
"Ha? Maksudnya?" Jessi terlihat masih belum in dengan pembicaraan mereka.
"Gue mau periksa kesehatan janin istri gue ke lo, bisa kan?" Idih Sehun sksd banget sih.
"Oh bilang dong Hun, sini sini Vin duduk di sini" Jessi menyuruh Vina untuk duduk di ranjang buatan yang ada di situ. Sembari menunggu Jessi yang mempersiapkan segala peralatannya, Vina sesekali mencuri pandang pada Sehun yang nampak agak mengkhawatirkannya.
Setelah siap dengan alat alatnya, Jessi mulai melakukan pemeriksaan pada Vina.
"Gimana Jes?" Buru buru Sehun melontarkan pertanyaannya ketika Vina selesai diperiksa.
"Sehat sehat aja kok, gizinya cukup terpenuhi, tapi jangan sampai kecapekan aja ya biar janin nya lebih kuat di sana, ohiya diperbanyak juga asupan nutrisinya, tanpa gue jelasin kek gimana nutrisinya lo pasti udah tau kan?" Vina mengangguk paham.
"Jangan lupa istirahat, jangan sampai drop. Ah, mending lo pulang jangan pake bis sama kita, mending lo pake kereta aja karena so far itu yang paling aman dan nyaman buat lo"
"Makasih ya Jess"
"It's okay, gue gabung sama yang lainnya dulu ya"
"Okee"
Jessi meninggalkan mereka berdua di pos kesehatan.
"Nanti sore kan kita udah turun, langsung aku cariin tiket keretanya" Sehun mengusap lembut kepala Vina.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Komplek - OSH (EXO WANNAONE)✔
FanfictionTinggal dalam satu lingkungan yang sengklek, Bergaul dengan orang-orang yang menurut gue sengklek, Sekolah bareng sama anak anak yang sengklek, Bisa bayangin gak hidup gue kek gimana? - Atjana Savina (20 Tahun) Atjana Savina, cewek cuek, judes seju...