[Special Chapter: Mantan Teman]

682 68 0
                                    






"Lo yakin?" Jongin memegang kedua bahu Vina. Meyakinkan bahwa dia tidak akan menerima Junghyo buat dijadiin pacarnya.

"Yakinlah, yakin bi hainul yakin" sahut Vina mantap.

"Seriusan? Ini bukan bercanda loh Vin, ini terkait sama orang yang bakalan jagain lo saat lo lagi gak sama gue ataupun Sehun"

"Ck, iya makanya itu gue harus cari orang yang ada disaat lo dan Si Thehun gabisa ada buat gue, lagian gue liat si Thehun itu juga makin hari makin nempel aja sama si Hayoung Hayoung itu" Vina manyun.

Jongin terlihat menghembuskan nafasnya berat ''Vin, lihat dulu rekam jejaknya Junghyo itu kaya gimana, kalo dia jahatin lo gimana?"

Vina memutar bola matanya malas.

"Gak mungkin lah, orang selama ini dia baik banget kok ke gue, mana mungkin dia punya niatan buat jahatin gue"

"Iya deh, pusing gue lama lama ngomong sama lo ya, dibilangin nyahut mulu, pokoknya awas aja kalo ada apa apa nyarinya gue atau si Cadel duluan, awas aja lo" Jongin mengacak rambutnya frustasi karena Vina yang terlalu naif.

"Iya udah ah bawel lo kek emak gue" sahut Vina.






***



Seorang laki laki yang mengenakan seragam dengan atasan berwarna putih dengan bawahan celana berwarna abu-abu terlihat sedang mempersiapkan diri di tengah tengah lapangan basket. Dia berdiri sambil memegang gitar.

Dengan menggunakan sound yang dia pinjam dari salah satu anggota OSIS, dia memulai aksinya begitu seorang gadis tiba di hadapannya bersama dua orang temannya.

Dia menyanyikan lagu milik Justin Bieber yang berjudul 'Baby'

"Lo udah bujuk dia belum sih?" Tanya Sehun yang memperhatikan adegan sok romantis itu lewat balkon di lantai 2. Tepatnya di depan kelasnya.

"Udah, sumpah gue udah bujukin dia, tapi dianya emang batu banget, gue bilangin nyahut mulu, naif banget"

"Yaudah deh, toh juga itu pilihannya, mau gimana lagi, yang penting kita tetep berusaha buat jagain dia"

"Hun"

"Hm?"

"Lo beneran cinta ya sama si Nayeon itu?"

Sehun gak jawab. Bukan berarti dia nggak cinta sama cewek yang statusnya udah jadi pacarnya itu. Tapi dia cuman ngerasa nyaman aja gitu di dekat Nayeon. Mungkin itu yang bikin Sehun nerima Nayeon jadi pacarnya.

"Astaga astaga, mereka pelukan ya robb!!" Jongin heboh. Sementara Sehun masih liatin aja dengan tatapan tajam penuh intimidasi ke arah pasangan baru yang lagi jadian itu.











"Sehun!" Teriak seorang gadis di ujung koridor. Dengan langkah sangat semangatnya dia menghampiri Sehun yang sedang mengunci pintu ruangan Basket.

"Ada apa?" Tanya Sehun dengan nada datarnya.

"Ish, lupa lagi ya kamu? Jangan bilang juga kalo ada acara lain terus batalin acara kita" gadis itu bersungut kesal sambil memanyunkan bibirnya dan melipat tangannya di depan dada.

"Oh itu, inget kok, buruan ntar keburu malam" Sehun berjalan mendahului Nayeon, pacarnya.

Nayeon cuman bisa mengikuti dari belakang karena sekarang dia lagi kesal. Bisa bisanya dulu dia suka sama orang kayak Sehun.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan dengan menggunakan mobilnya Sehun. Bukan si Mercy ya karena mobil nya Sehun jaman SMA itu bukan si Mercy tapi Jazzie.

"Kamu gak ada yang mau diucapin gitu di anniv kita yang pertama ini?" Tanya Nayeon. Mereka berdua sekarang posisinya lagi makan di salah satu restoran yang ada di mall. Tadi mereka udah keliling keliling dengan alasan Nayeon yang mau cari dress baru buat ke kondangan saudaranya.

Sehun memutarkan bola matanya malas. Pasalnya sudah sekitar seminggu dia tidak melakukan contact apapun dengan Nayeon karena tepat seminggu lalu, Sehun melihat dengan mata kepalanya sendiri kalo Nayeon lagi jalan sama Habib yang tidak lain adalah temannya sendiri.

"Hun?"

"Ha?" Sehun gelagapan.

"Ck kamu sering banget bengong sih? Ntar kerasukan baru tau rasa" Nayeon diam saat Sehun menatapnya dengan tatapan yang sangat tajam. Nayeon hanya bisa menunduk, takut kalau jika nanti dia membalas tatapan Sehun nantinya malah matanya berlubang karena tatapan Sehun sekarang begitu tajam.

"Seminggu yang lalu kamu jalan ke sini sama Habib kan?" Tanya Sehun to the point. Benar saja. Mata Sehun masih sehat kok. Gak mungkin dia salah orang. Dan diam nya Nayeon sekarang semakin memperkuat bukti bahwa yang diucapkan Sehun itu memang benar adanya.

"Itu aku bisa jelasin" Nayeon mencoba mengelak.

"Gausah, ntar kamu capek" ujar Sehun. Nayeon membelalakan matanya.

"Hun?"

"Aku aja yang capek berhubungan sama kamu, karena itu aku udah gak bisa sama kamu, kita sampe sini aja" Sehun langsung beranjak dari tempat duduknya.

Benar benar tipikal cowok brengsek bukan sih Sehun itu? Baru putus aja ceweknya langsung ditinggalin sendirian.













Sehun mengendarai mobilnya, membawanya menuju ke rumah. Walaupun habis mengakhiri hubungannya dengan gadis yang paling lama dipacarinya, Sehun tetap mengemudi dengan tenang. Tidak ada yang namanya menginjak pedal gas dengan tanpa perasaan, mengemudi ugal ugalan, menyumpahi atau memaki ibu ibu yang kasih sen kanan tapi belok kiri, ataupun memegang stir dengan kencang sampai buku buku jarinya memutih.

Sesekali Sehun menghela nafas pelan. Membuat dirinya merasa benar dengan keputusan yang dibuatnya.

Namun ada saatnya memang dia harus menginjak pedal rem secara tiba tiba dan memaki.

Tepatnya ketika seorang perempuan yang menyebrang jalan tanpa melihat kiri kanan.

"Bangsat!" Umpat Sehun.

Perempuan yang menyebrang itu juga nampak terkejut dan segera berbalik badan di depan mobil Sehun. Cahaya lampu yang menerangi tubuh perempuan itu mengalahkan kegelapan malam yang menyelimuti.

Buru buru Sehun keluar dari mobil ketika perempuan itu ditarik oleh seorang lelaki secara paksa.

"Woy bro santai dong! Cewek nih, jangan dikasarin" bentak Sehun pada lelaki itu. Sesaat kemudian, dia menganga lebar karena tahu laki laki itu adalah Junghyo.

Dan tentu saja perempuan yang ada di dekapan laki laki itu adalah Vina.

"Sehun tolong" cicit Vina disambung dengan rintihan kesakitan karena Junghyo mencengkeram erat lengan Vina.

"Lo phsyco ya? Lepasin gak?" Perintah Sehun datar namun sarat akan ketajaman pada tiap kata yang dilontarkannya.

"Ini cewek gue, terserah gue mau gue apain cewek gue" sahut Junghyo tak kalah sengit.

"Bangsat! Cari mati lo emang" Sehun langsung menarik Vina dan menggunakan kakinya untuk menendang tubuh Junghyo.

Alhasil baku hantam pun tidak dapat diealakkan. Berulang kali mereka membalaskan pukulan satu sama lain.

Hingga akhirnya tubuh lemas Junghyo terkulai lemah di jalan.

"Ikut gue" Sehun menarik Vina pelan dan membawanya ke dalam mobil. Setelah menstarter mobilnya, Sehun segera tancap gas membawa Vina pulang.

Sementara Vina hanya bisa menangis karena rasa sakit di badan dan hatinya.







Komplek - OSH (EXO WANNAONE)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang