Saat sampai di apartemennya Jisoo segera masuk diikuti oleh Jennie dan Jimin, ketiganyapun langsung menuju ruang tengah.
"Jimin terima kasih sudah mau mengantarku," ucap Jisoo pelan berusaha melenyapkan kekesalannya di hadapan dua orang yang dianggapnya tidak tahu apa-apa. Jimin hanya tersenyum sekilas menanggapi ucapan Jisoo itu.
"Kalian berdua duduklah dulu! Akan kubuatkan minum." Lanjut Jisoo.
"Tidak perlu, kau duduklah aku mau bicara sebentar denganmu." Sahut Jimin membuat Jisoo menurut dan langsung duduk di samping Jennie.
"Jisoo, aku mengerti perasaanmu. Maafkanlah Taehyung. Aku yakin dia tidak bermaksud menyakitimu. Hanya saja Taehyung itu orangnya terlalu naif dan egois sehingga membuatnya tidak tahu bagaimana cara memahami perasaan orang lain. Aku sangat mengenalnya. Percayalah padaku dia tidak benar-benar ingin membuatmu marah dan sakit hati." Ucapan Jimin yang santai itu sukses membuat Jisoo tersentil ternyata Jimin begitu memahami perasaannya saat ini. Sedang Jennie yang berada tepat di sebelah Jisoo hanya terdiam karena tidak terlalu mengerti arah pembicaraan Jimin.
"Marah? Memangnya kenapa aku harus marah?" ucap Jisoo dengan tawanya yang di buat-buat bersikap seolah-olah tidak terjadi apapun.
"Kau jangan membohongiku, aku tahu bagaimana perasaanmu." Jisoo mulai terdiam mendengar ucapan Jimin. Jisoo menyerah pria di depannya itu telah menangkap basah seluruh perasaanya. Sedang Jennie yang tampak bingung memilih untuk diam dan menyimpan pertanyaannya.
"Sekali lagi aku mohon maafkanlah Taehyung, dia hanya belum tahu dengan apa yang harus dia lakukan. Aku yakin suatu saat kau akan dapat membuatnya mengerti dan aku yakin apa yang kau rasakan itu bukanlah perasaan sepihak," ucap Jimin lagi dengan senyuman khasnya. Jisoo memahami setiap kata yang diucapkan oleh Jimin, lalu dia mengangguk pelan sambil tersenyum dan kali ini senyum yang terukir dari bibirnya tampak tulus. Dan hal itu membuat Jimin maupun Jennie yang melihatnya tersenyum lega.
"Ya sudah kau istirahat saja dan tenangkan hatimu. Kita pulang dulu." Jimin pamit dan mulai beranjak dari tempat duduknya diikuti Jennie.
"Jimin tapi-" ucapan Jisoo terhenti dan bingung bagaimana dia harus mengatakan apa yang ada di otaknya kali ini pada Jimin. Jimin yang melihat ekspresi bingung Jisoo akhirnya tersenyum seakan mengerti apa yang ada di pikiran gadis itu.
"Jau jangan khawatir, ini adalah rahasia kita. Aku akan diam!" sahut Jimin membuat Jisoo lega karena Jimin benar-benar tahu maksudnya yang berharap dia akan merahasiakan semuanya terutama pada Taehyung.
"Jisoo, Fighting!" karena tidak begitu mengerti dengan arah pembicaraan mereka, Jennie hanya bisa menyemangati sahabatnya itu. Jimin yang melihat tingkah lucu Jennie itupun mengoyak pelan rambut Jennie sehingga membuat Jennie cemberut.
Sepulang dari apartmen Jisoo, Jimin segera mengantarkan Jennie pulang, selama perjalanan Jennie menyimpan banyak pertanyaan tentang Jisoo. Jennie benar-benar mengkhawatirkan keadaan Jisoo. Saat Jimin menghentikan mobilnya di depan rumah Jennie, gadis itu tidak segera keluar justru masih terdiam dalam lamunannya.
"Kita sudah sampai!" tegur Jimin sambil melambaikan tangannya di depan wajah Jennie sehingga membuyarkan lamunannya.
"Oh, sudah sampai," ujar Jennie sambil tersenyum.
"Sedang mikirin apaan? kayaknya asyik banget ngelamunnya. Mikirin aku ya?" gurau Jimin namun tidak mendapatkan respon apapun dari Jennie.
"Jimin, sebenarnya apa yang terjadi pada Jisoo? Dia tidak apa-apa kan?" tanya Jennie.
"Jadi kau memikirkannya. Dia tidak apa-apa hanya sedikit merasakan sakit hati dan cemburu, waktu dan ketegarannyalah yang akan membuatnya dapat tersenyum kembali," jelas Jimin puitis sambil tersenyum membuat Jennie memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID MARRIAGE (COMPLETE)
FanfictionTerikat dalam sebuah jalinan suci pernikahan yang tidak pernah diharapkan. Kim Jisoo yang merupakan siswi teladan dengan cita-cita tinggi ingin sukses dan kuliah di luar negeri tidak akan rela membuang mimpinya itu, hingga ia setuju untuk melakukan...