@ Gangsan's Hospital
Sesuai yang dijanjikan Jimin, ketiga sahabat itu saat ini sudah berada di Gangsan. Taehyung membeku saat mendapat informasi dari salah satu perawat di Gangsan Hospital bahwa ayah mertuanya telah meninggal dunia.
"Arghh!!!" Teriak Taehyung frustasi.
"Dasar bodoh! Aku membuatnya menunggu lagi dan sekarang aku terlambat." Taehyung meneteskan airmatanya membayangkan betapa terpuruknya Jisoo saat ayahnya meninggal bahkan dirinya tak ada di samping gadis itu saat musibah itu terjadi.
Bugh!
Taehyung memukul dinding rumah sakit hingga membuat tanganya membiru.
"Apa yang kau lakukan?" Dengan cekatan Sungjae segera menahan tangan Taehyung yang hendak memukul dinding untuk kali kedua.
"Betapa bodohnya aku meninggalkan Jisoo saat hal buruk itu terjadi. Lagi-lagi aku mengecewakan orang yang aku cintai." Keluh Taehyung membuat Sungjae menatapnya sedih.
"Kau mungkin kecewa dengan dirimu tapi kau tidak harus melukai dirimu sendiri untuk menebusnya. Sebaiknya sekarang kita segera ke rumah Jisoo, aku sudah menanyakan alamatnya dan sekarang Jimin sudah menunggu di mobil," ucap Sungjae tenang.
"Aku tidak tahu, apa aku masih punya muka untuk menemui Jisoo. Dia pasti sangat kecewa padaku." Taehyung mengusak wajahnya kasar.
"Kau punya alasan, Jisoo pasti mengerti, dan yang terpenting saat ini Jisoo pasti membutuhkanmu. Kau belum terlambat." Taehyung menatap Sungjae berusaha mencari kekuatan dan keyakinan dari sahabatnya itu.
"Sebaiknya kita bergegas, kau jangan membuat Jisoo menunggumu lebih lama lagi. Dia pasti sangat mengkhawatirkanmu." Ucapan Sungjae kali ini disambut anggukan kepala dari Taehyung yang langsung berlari keluar dari rumah sakit diikuti Sungjae.
💜💜💜
Jisoo's House, 04.00 PM
Rumah Jisoo yang dari tadi pagi ramai dipenuhi tetangga yang berbela sungkawa, sore ini sudah mulai sepi hanya ada keluarga terdekat, tuan dan nyonya Kim, Taegi serta Suho yang masih tampak setia menunggui gadis yang diam-diam masih dia cintai itu. Selagi paman Jisoo dan tuan Kim mengobrol, Jisoo perlahan menuju belakang rumah yang sepi untuk menyendiri.
"Ayah, maafkan aku," lirih Jisoo bersamaan dengan tetesan airmatanya yang entah sejak kapan sudah mengalir begitu saja.
"Apa aku sudah menjadi anak yang baik, Ayah?"
"Apa aku mengecewakanmu? Aku bahkan belum meminta maaf padamu, Ayah." Air mata Jisoo semakin deras.
"Mengapa kau meninggalkanku begitu cepat ayah, bahkan kita tak punya banyak waktu bersama."
"Aku baru berencana ingin membuat kenangan yang indah bersamamu selama aku di sini, tapi kau justru pergi meninggalkanku." Perlahan Jisoo menghapus air mata dengan punggung tangannya pelan.
"Tak seharusnya aku mengeluh seperti ini. Aku ingin ayah bahagia di sana bersama ibu." Jisoo tersenyum tipis sambil menatap foto ayah dan ibunya yang menggendong dirinya saat masih bayi
"Kau tak perlu mengkhawatirkanku ayah, kau tahu putrimu ini adalah gadis yang kuat dan pintar. Kau cukup melihatku di atas sana dengan tenang bersama ibu. Aku berjanji aku akan menjadi orang yang sukses dan hidup bahagia. Aku akan membuat ayah dan ibu bangga. Jadi, aku harap kalian juga berbahagia di sana tak perlu mengkhawatirkanku." Jisoo kembali berusaha tersenyum tapi airmatanya lebih dulu kembali mengalir sebelum senyuman itu terukir di bibir gadis yang kini duduk meringkuk memeluk lututnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID MARRIAGE (COMPLETE)
FanfictionTerikat dalam sebuah jalinan suci pernikahan yang tidak pernah diharapkan. Kim Jisoo yang merupakan siswi teladan dengan cita-cita tinggi ingin sukses dan kuliah di luar negeri tidak akan rela membuang mimpinya itu, hingga ia setuju untuk melakukan...