@ Jennie's House
"Ini untukmu, tante minta maaf jika ukurannya atau modelnya tidak cocok," ucap Nyonya Yoonhee sembari memberikan sebuah kemeja kepada Jimin yang langsung tersenyum riang menerima dan mencoba kemeja itu.
"Wah, ini sangat bagus dan cocok sekali untukku," ucap Jimin girang saat mengenakan kemeja yang diberikan oleh ibu Jennie. Jennie yang melihat tingkah Jimin itu tersenyum kecil.
"Aku heran kenapa ibu sangat menyukaimu sampai-sampai dia sempat menjahitkan kau kemeja segala, saat pesanan sedang menumpuk," ucap Jennie saat ibunya pergi keluar membukakan pintu yang baru saja di ketuk.
"Tentu saja ibumu sangat menyukaiku, aku kan calon menantunya," sahut Jimin sambil terkekeh pada Jennie yang kini malah diam dengan pipi memerah.
"Aku harap kau juga menyukaiku, ibumu saja menyukaiku," lanjut Jimin sambil tersenyum manis pada Jennie.
"Kau jangan bermimpi di siang bolong!" Sentak Jennie sambil memukul lengan Jimin dan dengan sigap Jimin memegang tangan Jennie dan menatap Jennie lekat hingga membuat gadis di depannya gugup dan salah tingkah.
"Kau ini apa-apaan cepat lepaskan tanganku!" ventak Jennie.
"Aku serius, aku benar-benar berharap kau dapat menyukaiku seperti saat ini aku menyukaimu. Dan kalaupun aku hanya bermimpi kau menyukaiku aku tak akan pernah mau terbangun dari mimpiku itu." Ucapan Jimin kini terdengar serius dan merasuk ke dalam hati Jennie, tapi Jennie benar-benar tidak tahu harus berekspresi seperti apa saat Jimin mengatakan hal itu. Kini Jennie hanya diam dan membalas genggaman tangan Jimin yang kian erat menggenggam jari-jarinya sambil membalas tatapan Jimin teduh.
"Ehem!" Sebuah deheman cukup keras membuat Jennie terkejut dan segera melepaskan tangan Jimin. Sedang Jimin bersumpah dalam hati dia akan menghabisi orang yang sedang berdehem tidak sopan dan mengganggu moment indah tersebut. Namun, saat Jimin berbalik dan memandang orang yang dia sumpahi justru Jimin yang malah takut dan menunduk.
"Apa yang sedang kalian lakukan?" tanya seorang gadis yang tak lain adalah Jisoo dengan tatapan menyelidik.
"Ehm, k-kami hanya bermain tahan kedip, ya permainan tahan kedip tahu kan?" ucap Jennie ngasal membuat Jisoo mengangkat sebelah alisnya sedang Jimin hanya dibuat melongo mendengar alasan Jennie yang terdengar bodoh itu.
"Kalau Jimin melakukan permainan bodoh itu bersama Sungjae atau Taehyung aku tidak akan heran, tapi kalau denganmu-" Jisoo melanjutkan ucapannya dengan gelengan kepala.
"Dan lagi memangnya bermain tahan kedip harus dengan saling memegang erat tangan masing-masing lawan,'' lanjut Jisoo membuat Jennie super duper bingung dan salah tingkah dan dia mengutuk Jimin dalam hati yang kini malah terlihat santai padahal dia yang memulai semua kejadian itu. Melihat tatapan Jennie yang menusuk Jimin seakan mengerti maksud Jennie.
"Kenapa kau bertanya pada kami seperti kami ini sudah melakukan sebuah kejahatan?" ucap Jimin dengan gaya santainya membuat Jisoo menatap Jimin dengan tatapan lasernya.
"Memangnya ada yang salah jika aku menyukai Jennie dan jika Jennie menyukaiku lalu kami berpegangan tangan?" Lanjut Jimin tetap santai namun sukses membuat Jennie kaget dan memandang Jimin makin tajam.
"Sebenarnya tidak ada yang salah, kalau saja kau itu tidak PLAYBOY." Ucapan Jisoo membuat Jennie menunduk sedih, Jennie baru ingat bahwa Jimin adalah seorang playboy.
"Bagaimana aku bisa sebodoh ini hampir termakan omongan seorang playboy sepertimu. Seharusnya aku sadar bahwa semua yang kau ucapkan adalah sesuatu yang selalu didengar oleh gadis yang kau dekati yang kemudian kau tinggalkan begitu saja!" Jennie menatap tajam Jimin yang kini terdiam. Jisoo yang mendengar ungkapan kekecewaan Jennie merasa menyesal dengan ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID MARRIAGE (COMPLETE)
FanfictionTerikat dalam sebuah jalinan suci pernikahan yang tidak pernah diharapkan. Kim Jisoo yang merupakan siswi teladan dengan cita-cita tinggi ingin sukses dan kuliah di luar negeri tidak akan rela membuang mimpinya itu, hingga ia setuju untuk melakukan...