HOPE NOT

5K 591 58
                                    

Yeosu Hospital

Jisoo baru saja selesai memeriksa keadaan beberapa pasien VIP setelah melakukan operasi transplantasi jantung pada anak perempuan berusia 13 tahun. Hari yang cukup melelahkan sekaligus menegangkan bagi gadis yang kini sedang beristirahat di taman rumah sakit sambil meminum ice coffee itu.

"Jangan ngelamun nanti kesurupan." Tegur seorang gadis berjas putih khas dokter yang kini sudah berdiri di depan Jisoo.

"Aku tidak sedang melamun Bona cantik." Jisoo tersenyum menatap Bona rekan kerjanya yang kini sudah duduk di sampingnya.

"Tapi kau diam saja seperti orang melamun," sahut Bona.

"Aku hanya lelah, karena saat shift malam tadi aku melakukan operasi transplantasi jantung," jawab Jisoo kemudian menyesap kopinya.

"Operasinya berhasil kan?" Jisoo mengangguk menjawab pertanyaan Bona.

"Seharusnya kau senang karena operasi itu berhasil bukannya malah murung seperti ini." Ucapan Bona membuat Jisoo tertunduk sejenak.

"Iya kau benar. Hanya saja aku sedikit merasa kecewa pada masa laluku," lirih Jisoo.

"Apa kau ingin menceritaknnya padaku?" tawar Bona sambil menatap Jisoo tulus.

"Ibuku dulu sebelum meninggal mengalami gagal jantung." Suara Jisoo yang sendu terdengar memilukan di telinga Bona.

"Dokter yang mengurus ibuku sama sekali tidak profesional, saat ibuku sudah sekarat dan membutuhkan perawatan dan transplantasi jantung sesegera mungkin dokter itu justru mengabaikan ibuku hanya untuk merawat pasien lain yang merupakan pejabat negara." Jisoo mulai berkaca membuat Bona segera menepuk punggung tangan Jisoo yang bertengger di atas kursi.

"Hingga semuanya menjadi terlambat, ibuku meninggal bahkan sebelum dokter itu berusaha untuk melakukan operasi pada ibuku." Kini air mata Jisoo sudah menetes dan tepukan pelan tangan Bona sudah berganti menjadi genggaman erat untuk menguatkan rekannya.

"Masa-masa itu membuatku sangat kecewa dan hal itulah yang membuatku bertekad untuk menjadi dokter seperti saat ini. Aku tak ingin ada orang lain mengalami hal yang sama seperti ibuku," lanjut Jisoo di sela isaknya.

"Kau sudah berhasil Jisoo-ah. Kau berhasil menggapai cita-cita muliamu dan kau sudah berhasil menyelematkan nyawa orang-orang yang membutuhkan bantuanmu," ucap Bona menenangkan.

"Ibumu pasti sangat bangga dengan putrinya ini, kau tak perlu menangisi masa lalumu dan mengingat kekecewaanmu lagi. Satt ini yang perlu kau lakukan adalah terus menyelamatkan orang lain yang membutuhkan bantuanmu." Ucapan Bona disambut anggukan kepala dari Jisoo yang sudah mulai tenang.

"Sebaiknya kau pulang dan beristirahat, kau pasti sangat lelah." Nasihat Bona yang lagi-lagi disambut anggukan kepala.

"Kalau kau butuh teman untuk bercerita dan berkeluh kesah jangan sungkan untuk mencariku." Bona kembali menggenggam tangan Jisoo mencoba meyakinkan gadis di sampingnya.

"Terima kasih Bon, aku rasa aku akan sering mencarimu setelah ini." Jisoo tersenyum tulus menanggapi ucapan Bona.

"Kau mendapat undangan di acara makan malam yang diadakan rumah sakit kan?" tanya Bona.

"Iya, memang itu acara makan malam dalam rangka apa?" tanya Jisoo yang sama sekali tidak tertarik dengan acara makan malam yang dimaksud Bona.

"Ada Donatur yang menyumbang dana sangat besar pada Rumah Sakit ini dan makan malam itu adalah acara untuk penyambutan sekaligus ucapan terimakasih untuk donatur yang kebetulan langsung datang menyerahkan donasinya," jelas Bona disambut anggukan paham dari Jisoo.

STUPID MARRIAGE (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang