@ Apartment, Monday 05:30 PM
Pagi ketika bangun dari tidur Taehyung sudah tidak mendapati keberadaan Jisoo di apartmennya. Padahal pagi ini pria itu berencana ingin meminta maaf langsung pada Jisoo, dia tidak ingin mengalami perang dingin lagi dengan gadis itu. Pemuda itu sudah terbiasa mendengar teriakan dan makian dari Jisoo sejak pertama kali menginjakkan kaki di Senior high school hingga saat ini. Jadi, jika Jisoo mendiamkannya satu hari saja akan terasa ada yang kurang di hari-harinya itu. Memikirkan hal itu membuat Taehyung mengingat pertemuan pertamanya dengan Jisoo dulu.
Flashback
Saat itu merupakan kegiatan masa orientasi hari pertama, Taehyung, Sungjae dan Jimin yang sudah bersahabat sejak SD dan terkenal kebandelannya langsung terlibat perkelahian di hari pertama masuk sekolah dengan kakak kelasnya. Masalahnya berawal dari kekurang ajaran Jimin mendekati Seolhyun yang merupakan pacar dari Zico pimpinan geng pembuat onar di sekolah tersebut.
Jimin yang tertangkap basah oleh Zico mencium Seolhyun langsung mendapatkan bogeman di wajahnya. Merasa tidak terima akhirnya Jimin membalas pukulan cowok sangar itu. Tak berapa lama anggota geng dari Zico berkumpul dan mengeroyok Jimin. Melihat Jimin yang dikeroyok oleh 7 orang membuat Taehyung maupun Sungjae langsung datang membantu sehingga ikut terlibat dalam perkelahian tersebut. Tiga lawan tujuh tentu saja tidak seimbang dan cukup membuat 3 sahabat itu kuwalahan sehingga memutuskan untuk berpencar dan melarikan diri.
Jimin saat itu memilih melarikan diri ke ruang guru yang menurutnya adalah tempat teraman, di sana cowok itu bersembunyi di bawah kolong meja. Sungjae memilih melarikan diri keluar sekolah dengan cara kabur melompat dari tembok belakang sekolah lalu pulang ke rumah dengan naik taxi. Sedang Taehyung yang tak punya arah tujuan berlari begitu saja menuju kantin. Saat baru memasuki kantin dengan berlari pemuda itu langsung menabrak seorang gadis hingga membuat minuman gadis itu tumpah.
"YAK!" teriak si gadis menatap sedih jus melonnya yang tumpah ke bajunya. Tak menggubris teriakan gadis itu Taehyung meneruskan aksi kaburnya.
Brugh!
Wajah Taehyung mendarat mulus di lantai kantin, karena saat berlari kakinya di jegal si gadis yang berdiri di depannya.
"Sial!" sentak Taehyung kemudian bangkit dan berencana memaki gadis yang menjegalnya. Namun, niatan Taehyung terhenti saat menatap wajah gadis itu.
'cantik'
Kata pertama yang terlintas di pikiran Taehyung saat menatap wajah yang kini menatapnya kesal.
"Enak saja mau kabur tanpa minta maaf." Marah si gadis sambil meletakkan tangannya di pinggang.
"Aku sedang terburu-buru, lain waktu kita lanjutkan." Taehyung memberikan wink mautnya dan berbalik hendak pergi.
"Argh!" Taehyung berteriak kesakitan saat rambutnya dijambak dari belakang.
"Lepasin sakit!" teriak Taehyung berusaha melepaskan tangan gadis itu.
"Tidak akan aku lepaskan sampai kamu minta maaf. Dan jangan coba-coba untuk kabur begitu saja!" Sahut si gadis.
"iya makanya lepasin dulu." Taehyung mulai tampak kesal. Perlahan gadis itu mulai melepaskan jambakannya.
"Cantik sih iya, tapi sikapnya ngalahin preman," lirih Taehyung
"Tidak usah mengataiku! Cepat minta maaf!" Sentak si gadis lagi membuat Taehyung berdecak kesal.
"Maaf." Taehyung mengucapkan seadanya tanpa ketulusan membuat gadis berambut sepinggang itu mencebikkan bibirnya kesal.
"Kau tidak tahu ya bagaimana cara meminta maaf yang benar? Kau pikir dengan caramu meminta maaf yang seperti itu aku akan memaafkanmu? Setidaknya tunjukkan bahwa kau menyesal telah menumpahkan jus melonku, atau kau punya niatan untuk membelikanku jus lagi sebagai tanda penyesalanmu. Apa kau hanya tahu bagaimana cara membuat kesalahan tanpa tahu bagaimana cara memperbaiki kesalahanmu?" Taehyung memutar bola matanya malas mendengar kecerewetan gadis di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STUPID MARRIAGE (COMPLETE)
FanfictionTerikat dalam sebuah jalinan suci pernikahan yang tidak pernah diharapkan. Kim Jisoo yang merupakan siswi teladan dengan cita-cita tinggi ingin sukses dan kuliah di luar negeri tidak akan rela membuang mimpinya itu, hingga ia setuju untuk melakukan...