Yeah, aku memenangkan hatimu tanpa aku sadari
*
Camelia menengadahkan tangannya di depan bibir gua, air jatuh dan membelai tangannya seketika.
Ia sedang melamun, kisahnya lebih atau bisa disebut sangat tragis dibandingkan teman temannya.
Semua sudah sadar akan perasaannya masing masing kecuali orang yang kini sedang bertahta dihatinya.
Seiring dengan panasnya hatinya, ia tak sengaja membuat air yang jatuh di mulut gua itu menjadi es.
Es es air itu sangat runcing dan rapuh.
Menjulurkan tangan di mulut gua itu terlihat berbahaya. Akan tetapi, karena pikiran Camelia sedang tak ada disana, melainkan telah terbang melanglang buana, ia tak menyadari bahwa bahaya akan terjadi pada tangan manisnya.
Teman temannya sedang asik bercanda ketika, Nelson berlari menghampiri Camelia. Ia menarik tubuh Camelia hingga menjauhi bibir gua.
"Apa yang kau pikirkan, hah? Its that a danger, you know? Dan kenapa kau gunakan kekuatanmu sembarangan?"
Cecar Nelson. Kekhawatiran Nelson tak berdampak apa apa pada kondisi hati Camelia, kecuali saat beberapa menit kemudian ia berlari, meninggalkan kawan kawannya dan Nelson yang bergeming."Dia kenapa?" tanya Dwi.
"Cairkan es itu dan biarkan aku yang mengurusnya." ucap Nelson sambil menunjuk ke mulut gua.
Ia berlari mengejar Camelia yang sudah tak tampak batang hidungnya.
Entah kemana."Cepat sekali larinya. Apa mungkin memakai sihir teleportasi. Kalau begitu, aku akan mendektesinya. Kukira ia masih menggunakan gelang yang kuberikan." gumamnya.
Nelson memusatkan pikiran dan mulai mendapatkan bayangan-bayangan Camelia yang sedang ada di ruangan yang gelap.
"Ruangan gelap? Hmmm. Apa gudang sebelah sana yah?" gumam Nelson sambil mengarahkan matanya ke sekeliling tempat wisata itu.
Ia memejamkan mata dan langsung sampai didepan pintu gudang itu.
Tanpa menyentuh pintu, ia menjentikkan jari dan pintu pun terbuka lebar.
Terdengar suara tangisan dan rintihan seseorang.
Langkah Nelson yang menggema memenuhi ruangan yang ada di gudang itu, mengalihkan perhatian dua sosok yang sedang berbicara.
"Lo siapa, berani-beraninya lo masuk ke sarang kami." tanya seseorang yang berbadan tinggi dengan otot besar yang berisi.
"Mau apa lo kesini?" suara seseorang yang berbadan tinggi, tapi kurus menyapa gendang telinga Nelson dengan suara seraknya.
Membuat Nelson sedikit ngeri. Tapi ia tak menghentikan langkahnya, dan terus masuk dan menelusuri ruangan ruangan yang ada di gudang itu. Firasatnya mengatakan bahwa, Camelia berada disana.
"Hei, berhenti disana. Kami tanya baik baik. Jangan sok disini. Kami penguasa di sini." ucap si otot besar.
"Dan berani beraninya lo nggak hormat sama orang yang lagi ngomong sama lo",timpal Si kurus.
Nelson berhenti di sebuah pintu ruangan, dan melihat Camelia terikat, pingsan.Matanya nyalang melihat pemandangan itu.
Ia berbalik, memelototi 2 preman yang berbeda jauh itu.
"Apa yang kalian lakukan pada gadis itu, huh?" Nelson bertanya dengan suaranya yang mulai berubah, rendah dan dingin.
Kedua preman yang ada diruangan yang sama itu mulai takut-takut. Tapi mereka tetap bergeming, dan menyembunyikam rasa takut meteka.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️The Shadow Of Miracle (END)
Fantasy[Fantasy] [Major Fantasy] [ Minor Romance] ✅COMPLETED✅ 🔰🔰🔰PROSES REVISI!! 🔰🔰🔰 Persahabatan? Pertemanan? Itu sudah biasa. Inilah kisah tentang petualangan diantara 10 sahabat yang lain daripada yang lain.Tentang sihir dan persahabatan. Gwera da...