Part 4 || Season II

685 50 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca

Happy reading readers!!

To be happy is simple. Just look their smile, i'am laughing.

****

Zuhair melangkah lemas ke arah Faricha. Tatapan matanya lemah dan menunduk. Tak berani menatap ke atas. Ini semua salahnya, salahnya!!

"Ada apa? Cepet banget? Beneran robot atau tidak? "

Sudah sampai di dekat Faricha, ia di recoki berbagai macam pertanyaan. Lidahnya kelu. Masalah apa lagi ini ya Dewa!!

"Bukan robot.. Tapi penculik.. " bisiknya lirih. Tapi hal itu terdengar di telinga Faricha meski kurang jelas. Ia hanya mendengar kata —Robot. Penculik.

"Penculik apa? " tanyanya khawatir.

"Ranie. Diculik"

Kalimat itu serasa berdengung di kepala Faricha. Ia menoleh ke arah tempat duduk Ranie yang sekarang kosong. Kemana Ranie? Tak mungkinkan Ranie meloncat ke luar bak?  Benar di culik? Tak mungkin! 

Faricha menjambak kuat-kuat rambutnya yang tergerai bebas. Bulir air mata menetes deras di kedua sisi wajahnya. Terdengar isakan keduanya. Pagi ini ia sudah menangis dua kali!

Zuhair memberikan pelukan ketenangan kepada Faricha. Zuhair mengelus rambut Faricha pelan.

"Tenang, Far. Kita bisa atasi ini"

f r i e n d s

"Gimana? Mau menolong Ranie dulu atau kita pergi dulu?" Rendi berkata dingin. Raut wajahnya tak terbaca. Namun, jika kau melihatnya lebih teliti, kau akan melihat gurat khawatir di keningnya. Begitupun juga, Ranie sahabatnya.

"Menolong Ranie lebih penting! " Dwi berteriak.

"Tidak. Mungkin juga dia tidak diculik" sanggah Nelson.

"Dia hilang! Bagaimana kau berpikir bahwa dia tidak diculik, hah? " Dwi mencengkeram kerah baju Nelson.

"Tenang, boy. Nelson benar , mungkin dia tidak diculik, tapi.. " Zuhair bingung sendiri memikirkan kelanjutan perkataanya.

"Tapi apa, huh?! "

"Tenang dulu, Wi. Sikapi keadaan dengan kepala dingin. Keadaan akan makin kacau jika kau begini" ucap Dewa.

Sementara para cowok berdiskusi, para cewek duduk termenung di kursi boarding roon.

Yang perlu kau tahu kawan. Hati perempuan lebih kuat dari laki-laki!

"Kita lanjutkan perjalanan." putus Dewa.

"Disana kita tidak lama. Tenangkan dirimu kawan. Palingan tiga hari lagi kita pulang" ucap Zuhair sambil menepuk bahu Dwi.

Dwi hanya mengangguk lemah.

Masalah apa lagi ini ya Tuhan!!

Mereka segera menaiki pesawat mereka. Mengambil tempat duduk bersisian satu sama lain. Saling menenangkan.

"Perhatian. Perjalanan dengan tujuan Palestina dengan durasi waktu 8 jam segera melaksanakan tugas. Mohon pasang sabuk pengamannya. Terima kasih"

Palestina. I'am coming.

f r i e n d s

Ranie sedang tertidur pulas saat itu. Dia membiarkan dua sejoli berbincang santai dihadapannya.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang