Part 17 || Season II

793 52 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading:)

Aku datang. Bukan untuk membantu, tapi untuk melengkapi.

*

"Permisi.... "

Seseorang masuk ke dalam. Suaranya tak asing lagi. Faricha keluar, ia baru saja selesai mengobati luka-luka di tubuh Elisa. Ia reflek memekik karena mendapati Ranie berdiri di ambang pintu.

"Ranie...!"

Faricha memeluk erat Ranie.

"Akhirnya kamu pulang! Maafin aku karna yang dulu yaa! "

"Iya, nggak apa-apa. Yang lain mana? "

"Di dalam" Faricha menghela napas lelah.

"Kenapa? "

"Kami baru saja di serang Psikopat, kamu pasti kaget kalau tau siapa psikopat itu."

"Emang siapa? "

"Chintya. "

"Apa?! "

"Kok bisa? "

"Aku juga nggak tahu.. "

"Kamu datang sendirian? "

"Nggak, di luar ada Dwi. "

"Suruh masuk gih"

Ranie mengangguk. Lalu memanggil Dwi yang kebetulan sudah ada di muka pintu.

*

"Bukan tanpa alasan. Aku tahu alasannya menjadi seperti itu" ucap Dwi saat ia sudah duduk bersama para gadis.

"Apa alasannya? "

"Dia ditipu"

"Ada iblis yang menyamar menjadi hantu Dewa. Iblis itu menghasut Chintya agar membalas dendam pada kita. Itu saja yang kutahu. Oleh karena itu aku memutuskan untuk pulang lebih cepat"

"Jadi, sekarang Chintya sedang dalam bahaya? "

"Mungkin. "

"Lantas apa yanh harus kita lakukan? Tak mungkin kan kita membiarkan saudara kita dalam bahaya? "

"Mencarinya," ucap Elisa.

"Caranya? "

"Caranya mudah. Kemarin aku menempelkan alat pelacak pada baju Chintya,karena aku belum puas menghajarnya. Pikirku dulu aku akan menemuinya dan berkelahi sampai mati. Lihat! " Elisa menunjukkan monitor laptopnya. Di sana ada dua titik. Titik posisi mereka dan posisi Chintya.

"Ahh, danau ini.. Aku tahu! Ayo kita kesana! "

"Tidak pada malam hari seperti ini. Kita datang besok" ucap Dwi.

"Istirahatlah dulu dan persiapkan tubuh kalian"

Jam berlalu seperti seabad bagi mereka . Mereka bahkan tak bisa memejamkan mata barang sedikitpun. Nenunggu sampai terlihat fajar menyingsing di ufuk timur.

Keyakinan itu. Ya, mereka siap.

f r i e n d s

"Seingatku hanya ada satu bangunan di sekitar sini. Aku sedikit lupa, tapi seingatku ada jalan setapak menuju ke sana. "

"Mungkin ini? "Camelia menyibak ilalang yang ada di sampingnya. Menemukan jalan setapak berbatu yang cukup untuk dilewati dua orang bersamaan.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang