Ekstra Part-

1.7K 85 0
                                    

Iya, ini nggak salah baca. Emang ada ekstra partnya kok. Yah, gitu. Pada nggak seneng sad ending. So, let get its now!!😁

****

"Semut sialan!" seseorang menepuk tangannya yang tadi dirambati semut merah. Semut itu tidak sengaja mengigit tangannya. Kini, nasib semut itu tragis. Terbuang dan terlempar seperti sampah ke tanah. Lalu mati muda.

"Inget umur, oi! Jangan teriak-teriak kayak orang gila!"

"Kau juga sama,"

Seseorang tadi terkekeh.

"Maju dikit ke sana! Aku terjepit di sini." gerutunya.

"Kalau aku geser, dahan ini bakalan patah, bodoh!"

"Ish, yaudah. Kau geser!" ia menunjuk orang di sisi kirinya.

Orang yang ditunjuk mengangkat tangannya, "Aku juga terjepit tolol!" ucapnya sambil menonyor kepala seseorang tadi.

"Ribut aja, ngapain sih?" tanya seseorang lagi yang ada di dahan atas, "Kalau kalian ribut. Kita bakal ketahuan!" sentaknya.

"Baik bos!" ucap mereka bertiga.

"Lihat! Mereka datang!" pekik salah seorang dari mereka.

"Mana?!"

"Arah jam 2!" mereka langsung menoleh ke arah Barat Laut. Lima orang gadis muda sedang berjalan mendekat ke arah mereka. Tidak, tepatnya ke arah bangku melingkar di taman ini. Mereka saling melemparkan canda dan guyonan, tidak menyadari bahwa sedari tadi mereka sedang diawasi.

"Benar-benar mirip." gumam seseorang di pohon itu.

"Apa kataku?"di sampingnya, seseorang berlagak jumawa.

"Iye dah."

Mereka larut dalam lamunan, lantas tak sadar bahwa salah satu dahan di pohon itu rapuh. Menunggu waktu untuk roboh.

Bruuaaakk

Kelima gadis itu menoleh cepat. Menyadari sebuah dentuman keras di dekat mereka. Mereka mendapati seorang paruh baya(?) tidak, lebih muda lagi. Kira-kira akhir 30-an, jatuh dengan kondisi tidak etis dari atas pohon. Teriakan panik menyusul dari atas pohon.

"Dewaa!" seorang laki-laki melompat dari atas pohon, lantas buru-buru mendekati pria yang terjatuh tadi, "Kau tidak apa-apa?" tanyanya panik.

"Haha, haha. Kau tidak melihat aku jatuh? Hah?!" seseorang yang bernama Dewa tadi melotot.

"Eh, ma-maaf? Siapa kalian?" salah seorang gadis tadi memberanikan diri bertanya.

Dewa dan seseorang tadi menoleh dengan wajah panik. Seolah mereka baru saja ketahuan sedang mencuri.

"Ap-apa?"

"Siapa kalian?!" satu gadis lagi maju dengan berani ke arah mereka. Menodong sebuah balok kayu.

"Astaga, Son! Dia benar-benar sama dengan Came—"

"SIAPA KALIAN?!"

Dewa melotot. Nelson melompat berdiri, "Kawan-kawan, kalian boleh turun." intruksinya.

"Halo, para gadis." Zuhair mendesis setelah turun dari pohon.

Kelima gadis itu melotot.

"Aku Zuhair. Jangan takut, kami kemari hanya untuk memastikan sesuatu. Dan itu sudah selesai." Zuhair melirik salah seorang dari gadis itu.

"Hei, siapa namamu?" sapanya ramah.

"A-aku?" gadis itu menunjuk dirinya sendiri.

"Tentu." Zuhair mengangguk.

"Aku, Faricha." ucap gadis itu tersenyum ramah. Dan hanya dengan perkataan itu, mereka tersentak. Terutama Zuhair. Dia menahan perasaannya untuk tidak segera memeluk gadis itu.

"Pu-pulang!" ucap Zuhair tergagap.

"A-apa?!"

"Sudahlah, ayo!" Zuhair menarik tangan teman-temannya menjauh. Lima pria itu berjalan sambil tertegun-tegun.

"Ren, ada tidak, sihir untuk membalikkan usia?" ucap Dwi pelan, enggan untuk menyampaikan pendapatnya.

Sementara itu, Rendi tersenyum penuh arti.

***

Jangan lupa mampir dilapak saya yang lain. Vote! Komen! Hargai Author_

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang