Hanya karenamu aku tenang. Memikirkan apapun itu akan tetap kuselipkan wajahmu di setiap katanya
***
6 orang remaja tampak serius di salah satu kamar dihotel lantai 20 itu. Mereka menggunakan baju hitam yang menutupi sebagian wajah mereka. Layaknya seorang ninja.
"Baju ini terlalu ketat untukku. Apakah kau juga merasa begitu, Chin, Ran?" Elisa berbicara dibalik topengnya.
"Iya. Aku juga tidak terlalu suka." Ranie mengeluh.
"Aku juga. Tapi ini akan memudahkan kita bergerak." Chintya menyela.
"Benar juga." Elisa mengangguk dan menatap samping kiri bajunya. Terdapat sarungan pedang. Hal ini akan memudahkan mereka untuk mengeluarkan senjata.
"Kita bergerak sekarang. Gunakan Teleportasi agar cepat. Kita tidak punya waktu banyak." Rendi berbicara. Sebenarnya dari tadi ia sudah tak fokus hanya dengan melihat para gadis di hadapannya ini.
Dilihat dari manapun kostum yang mereka gunakan akan menampilkan lekuk tubuh mereka.
Begitupun para cewek, tidak fokus karena melihat abs milik para cowok.
Ranie menghitung,
"1 ... 2 ... 3 ... 4 ... 5 ... 6"
"Wow, enam!"
"Six pack!" pekiknya saat melihat perut Zuhair. Sementara Zuhair yang mendengarnya langsung menutupi perutnya.
"Ranie!" Chitnya memekik dengan wajah merah padam.
Elisa menggandeng kedua temannya, Chintya dan Ranie, kemudian menghilang menjadi serpihan serpihan kecil berwarna hijau.
Rendi, Nelson, dan Zuhair pun begitu, menjadi serpihan biru, merah dan jingga untuk masing-masing. Ya, Nelson memaksa ikut. Ia mengaku sudah pulih dan ingin ikut menyelamatkan Dewa dan Dwi.
Mereka sudah memantapkan satu tujuan, tempat dimana Dewa, Dwi dan Nelson bertarung.
***
"Untung belum hujan. Aku masih bisa mencium bau jejak Dewa dan Dwi. Mereka semakin melemah. Sebaiknya kita cepat." ucap Rendi.
"Ranie. Tolong pastikan disini tidak ada orang." titah Zuhair dengan segan. Ingat dengan peristiwa 'sixpack' tadi.
Tanpa berkata-kata lagi Ranie memindai wilayah itu.
"Tidak ada apapun dan seorangpun disini yang mencurigakan." ucapnya.
"Baik. Kita ikuti Rendi sambil tetap waspada." ucap Zuhair sambik melirik Rendi yabg sudah mulai berjalan.
"Dan selama perjalanan aku ingin kalian,"Zuhair menunjuk para Girls"Memindai wilayah ini untuk berjaga-jaga agar tidak ada orang yang melihat"
Mereka berjalan dan terus berjalan.
''Zuhair arah jam dua ada dua orang laki-laki."
Zuhair berteleportasi ke arah dua orang itu, membuat keduanya tersentak, dengan cepat menghapus ingatannya dan membuatnya pingsan.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️The Shadow Of Miracle (END)
Fantasy[Fantasy] [Major Fantasy] [ Minor Romance] ✅COMPLETED✅ 🔰🔰🔰PROSES REVISI!! 🔰🔰🔰 Persahabatan? Pertemanan? Itu sudah biasa. Inilah kisah tentang petualangan diantara 10 sahabat yang lain daripada yang lain.Tentang sihir dan persahabatan. Gwera da...