Part 15 || Season II

514 50 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading:)

Nightmare will happend:)

You've to waiting it...

Just. One night, and i will see you

*


"Siap, Cia? "

"Always. I try to get it"

Dia mengenggam erat pisau ditangannya dengan erat, seolah mencari kekuatan dari sana. Meredakan degub jantungnya yang memburu.

Dia akan cukup berani hari ini. Ya, dia yakin. Dia akan lebih berani hari ini.

Perlahan hembusan napas pelan terdengar.

Ya, dia akan baik-baik saja

f r i e n d s

"Siapa?!"

Tak ada suara yang menjawab dari balik pintu, sunyi dan itu membuat Faricha bergidik.

Dibukanya pintu di depannya pelan. Tampak kegelapan malam dan cahaya bulan yang redup menambah kengerian Faricha. Angin semilir membuat gadis itu merinding.

Ia mengambil satu langkah keluar pintu untuk kemudian menyesalinya.

Di sana. Di ayunan mereka, duduk tenang seorang gadis bertopi dan berbaju serba hitam dan pisau ditangan kanannya.

Gadis itu menoleh, membuat nyali Faricha menciut drastis dan membuat tubuhnya nyatis sekaku mayat, tak kuasa menantang mata bermanik sehitam arang itu.

Lalu di balik masker bergambarkan senyum mengerikan itu,sang gadis itu berbisik.

"Wanna play with me? "

Gadis itu dengan tiba-tiba melemparkan pisau ditangannya.  Pisau itu melayang cepat ke arah Faricha,tepat ke arah jantung gadis malang itu.

Nyaris, sedetik lagi dan pisau itu akan menyentuh Faricha, membuatnya harus kehilangan nyawanya, ia memejamkan mata, pasrah.

Tapi, beberapa saat menunggu,tak ada rasa sakit apapun pada tubuhnya, ia membuka matanya.

Di depannya, kini tampak Camelia yang menahan laju pisau itu dengan perisai esnya.

Membuat pisau itu terjatuh dan terpental beberapa meter dari sana.

"Ohh. Kita bertemu lagi. Takdirkah? Hahahaha Memang, takdirmu untuk MATI!! "

Gadis di seberang sana tertawa meremehkan.

Mencabut sesuatu dari saku hoodie nya.  Sebuah pisau kecil berkilat, tampak tajam dan licik secara bersamaan.

"Jangan lakukan ini" desis Camelia.

Faricha tercengang. Heran atas perkataan Camelia. Yang ia tahu Camelia tidak selemah ini dalam melawan seseorang.

"Came...? "

"Buat apa kamu minta minta sama orang ini,hah?" Elisa datang dengan sulur-sulurnya,ia mencoba mengincar gadis itu. Tapi tampaknya gadis itu terlalu lincah. Serangan itu dengan mudah dihindarinya. Berkali-kali  Elisa menembakkan sulurnya, berkali kali pula gadis itu akan menghindarinya dengan mudah.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang