Part 15

911 85 0
                                    

Semuanya murung. Ruangan seolah kosong. Menyisakan deru tangis yang mengalirkan air mata untuk lolos.

"Aku akan berkorban" seseorang berdiri membelakangi yang lain. Raut wajahnya tegas. Mutlak. Tak dapat ditolak.

Semuanya mengalihkan pandangan padanya. Kaget. Serta dahi berlipat. Tangis yang menderu serta merta berhenti.

''Tidak, aku tak akan mengizinkanmu." Zuhair menyela,ia takut gadisnya macam macam.

"Kami juga tidak.",semua serentak menolak. Tidak perlu ada pengorbanan disini. Tapi itu mutlak,harus ada yang berkorban.

"Keputusanku bulat. Aku akan mengorbankan pyra ku untuk mereka." Faricha tetap teguh pada pendiriannya.

"Kau tahu apa konsekuensinya?" Zuhair memegang bahu Faricha.

"Aku tahu. Aku tidak akan menyesal atas keputusanku. Aku ingin jadi berguna diantara kalian. Hanya itu.. "  Faricha melepaskan pegangan Zuhair pada bahunya, tak berani menatap manik itu terlalu lama.

"Tapi Far.... " Elisa menyahut.

"Tak apa El. Aku ikhlas. Kupikir kau tahu bagaimana pendirianku." Faricha kembali duduk. Menghela napas. Menghadapi teman temannya memang sulit. Tapi ia tak akan menyerah. Setidaknya ia masih bisa berguna disini. Dan ia juga lelah dikejar-kejar Pyra Hunter.

"Oke. Kalau itu memang keputusanmu. Kami sudah melarang. Dan penyesalan akan datang di akhir. Apa kau mau mengubah keputusanmu?" Nelson menyela.

"Tidak" jawabnya tegas. Dengan sorot mata tajam. Tapi ada sedikit keraguan disorot mata itu. Apakah yang akan terjadi pada saat peraduannya. Apakah rasa rindu akan datang. Apakah ia akan kesepian. Entahlah. Tapi tekadnya tidak bisa ditentang lagi.

"Kita mulai sekarang. Secepatnya. ",ucap Rendi.

***

"Šïdŕo mœńťäñã évÿ ñòoŕä élďři-"

Gadis itu menempelkan kedua tangannya didahi kedua laki-laki yang sedang berbaring nyaman diranjang. Disaksikan oleh 7 orang temannya yang menatapnya sendu.

Mantra telah diucapkan tak dapat ditunda dan dicegah lagi . Apa yang terucap tak akan kembali lagi. Apa yang diberi tak akan sama untuk dikembalikan. Pengorbanan telah terjadi disana.

Seberkas cahaya biru berpendar dari tangannya merasuk melalui dahi Dwi dan Dewa. Menyalurkan energi pyra yang dimilikinya.

Kedua wajah itu berangsur-angsur merona. Sirna pucatnya.

Sementara Faricha mulai melemas, tanda pyra nya melemah dan habis. Tangannya bergetar.

Tubuhnya ambruk. Lunglai. Matanya terpejam erat. Seolah mati. Tapi jantung itu masih berdetak.

Seketika tangis pecah diruangan itu.

"Terima kasih atas pengorbananmu Far. Akan kutemui kau 5 bulan lagi." gumam seseorang.

****

"Hei. Ayo latihan. Ku harap kalian tak akan lupa." ucap seseorang. Sedari tadi ia berlarian di lorong-lorong sekolahan untuk mencari keberadaan teman-temannya. Rambut cepak nya yang ringan dan bernada hitam berkibaran.

"Aku sedang sibuk tahu? Lihatlah apa yang kulakukan." seorang gadis dengan rambut dikuncir kuda menyahut.

"Lagipula semua sedang sibuk. Kemarin juga habis latihan kok." lelaki disampingnya ikut menyahut.

"Kalian ingin mengecewakan 'dia'? Cih. Sahabat tak berguna." Dia melangkahkan kakinya keluar dari arena itu. Kecewa dengan teman-temannya yang mengabaikan amanat yang diberikan teman terdahulunya.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang