Part 8

1.5K 110 0
                                    

Kata maaf, kadang tidak bisa menyelesaikan masalah. Karena itu, kita harus berusaha!!

Setelah beberapa jam menunggu kesadaran Camelia. Sepasang dokter dan suster tampak masuk untuk mengontrol kesehatan Camelia.

Dewa memberi kode kepada Chintya agar meringkus sepasang dokter dan suster itu.

"Maaf dok, maaf sus, ini demi kebaikan kita bersama." ucap Chintya sambil menjentikkan jari. Seketika dokter dan suster itu kehilangan kesadaran.

"Elisa ini giliranmu." ucap Zuhair.

Elisa mengangguk dan mendekati sepasang dokter dan suster itu, kemudian ia memegang kening masing-masing dengan kedua tangannya.

Menusatkan pikiran dan cahaya kuning seketika menyeruak diantara telapak tangannya. Ingatan dokter dan suster itu sukses dihapus. Mereka didudukkan di sofa ruangan itu.

"Mereka aman, sampai tiga jam lagi. Oleh karena itu, Ranie, ayo cepat sedikit" kata Elisa.

"Butuh energi besar untuk menyembuhkannya, ia syok dan kehilangan banyak energi. Sekarang bantu aku." balas Ranie.

"Huh, bilang saja males." ucap Chintya, tapi ia tetap membantu dengan meletakkan satu tangannya di atas tangan Ranie. Elisa mengikutinya.

Faricha hanya memandang kejadian itu datar. Ia memang tidak punya kekuatan, jadi ia diam saja dari tadi.

"Hei, Far. Jangan melamun terus. Kesambet baru tau rasa." ucap Zuhair berusaha menghibur. Sementara itu, Faricha hanya menatapnya datar.

"Biarkan aku sendiri." sepertinya ia masih syok sengan keadaan teman temannya dan tentunya keadaan dirinya yang mempunyai kekuatan—apa tadi? Pir. Pyr. Pyra!

Zuhair hanya memandang Faricha dengan tatapan terluka.
Dalam batinnya ia mengerti dan ia juga merasakan sakit hati seperti yang dirasakan Faricha. Entahlah, efek mencintai mungkin?

Nelson yang sepertinya kelelahan tidur di kasur samping sofa. Tidurnya sangat nyenyak. Ia lupa masih berhutang cerita pada teman temannya. Sepertinya ia kehilangan banyak energi.

"Nih anak malah asyik tidur, lah gimana ceritanya."

"Nelson biasanya ceroboh, aku takut dia melakukan hal yang akan membawa masalah pada kita." ucap Dewa.

"Son, oii! Bangun, jangan tidur mulu deh, ampun." ucap Dwi sembari menepuk-nepuk pundak Nelson.

Tak lama, Nelson membuka mata dan mengucek-ngucek kelopak matanya untuk memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Lalu menatap teman-temannya jengah.

"Aku lelah. Energiku terkuras habis. Tapi sekarang lumayan lah." ucap Nelson setengah sadar telah dipandangi oleh teman-temannya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Tolong jelaskan. Kau tidak membuat masalah kan?" tanya Zuhair.

Mata Nelson yang setengah terpejam membuka sempurna. Ia beranjak dari duduknya dan kemudian menghilang.

"Apa apaan tuh anak. Ngapain mien ngilang ngilang aja. Ayo kejar dia,Wi. Zuhair jaga disini." ucap Dewa sedikit kesal.

Dwi dan Dewa menghilang dari ruangan itu.

Sementara itu ditempat lain.....

"Sial. Kenapa udah hilang? Apa udah ada yang tahu? Bahaya banget kalau ada orang jahat yang tahu. Arghhh, sial. Kenapa masalahnya bisa serumit ini sih." umpatnya.

"Kamu kenapa tiba tiba ngilang, sih? Ada masalah ya? Masalah besar? Sudah kuduga. Kau selalu ceroboh." ucap seseorang dari belakang tubuhnya hingga membuatnya tersentak.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang