Part 11 || Season II

514 49 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading

When you got alone. Remember, i am always stay here. When you have bad or good day. When you forget me... I am fine..

*

Ranie mengambil beberapa gelas air dari galon di pojok ruangan. Sementara Elisa,Camelia dan Faricha duduk di sofa lusuh di tengah ruangan.

Sekembalinya Ranie,

"Maaf ya, cuma ada air putih"

Elisa mengangguk mengerti dan memilih mengacuhkan air itu untuk kemudian mengamati seisi ruangan yang bernuansa coklat dengan sarang laba-laba di beberapa sudut. Lantainya sudah bersih-kemungkinan besar sudah disapu.

"Nggak pa-pa lagi. Nggak usah kaku gitu." ucap Camelia mengangkat gelasnya dan kemudian meminum sedikit air di dalamnya.

Ranie tersenyum.

"Kamu di sini sendirian, Ran? " Faricha menyeletuk.

"Nggak. Aku di bawa Dwi ke sini. Kami berpikir tempat ini aman"

"Aman? Aman dari apa? " Elisa berhenti sejenak dari kegiatan 'mengamatinya'

"Dari orang-orang."

"Orang-orang? "

"Orang-orang. "

" Karena sekarang..aku.. " Ranie terlihat gugup.

"Hei.. Hei.. Kamu kenapa? Tenang, tarik napas dulu. Kalau kamu belum siap cerita, kamu boleh cerita nanti atau besok. Nggak pa-pa" Camelia beranjak dan menepuk bahu Ranie.

"Oh ya. Maaf ya, kami dulu nggak langsung nyelamatin kamu. Kamu ingat? Proyek kita dulu? Proyek itu membawa bencana." Kini giliran Faricha yang bercerita.

"Nggak pa-pa. Aku nggak marah sama kalian" Ranie mulai tenang," bencana? "

"Dewa meninggal karena proyek itu"

"Apa?! " Ranie mengerjapkan matanya," kamu nggak bohong kan? Kenapa bisa jadi gitu? " Ranie mulai merendahkan nada suaranya. Tatapannya lerlihat redup.

Apalagi ini Ya Tuhan?

"Ceritanya panjang. Kuharap kamu tidak akan bosan dengan itu" Camelia mengusap bahu Ranie.

Lalu, cerita pun mengalir. Dari mulut Faricha, ceeita itu menjadi gamblang bagi Ranie.

"Chintya... Dia pasti syok berat. Dimana dia sekarang? " Ranie bertanya. Jujur dia tidak bisa percaya dan sangat sedih atas kejadian ini. Tapi, Dewa adalah segala-galanya bagi Chintya. Ranie tak bisa membayangkan perasaannya saat tahu Dewa meninggal.

"Itulah masalah kita... Dia menghilang sejak ...,mungkin dia mendengar percakapan kami tentang Dewa" ucap Faricha terpatah.

Ranie bingung dan bimbang. Dalam hatinya, ia ingin sekali membantu teman-temannya untuk mencari keberadaan Chintya, namun apa daya dia tidak memiliki kekuatan sekarang. Tidak berguna. Mungkin,malah akan merepotkan nantinya.

"Ranie, kamu mau bantu kami kan? " pertanyaan Elisa membuatnya tersentak.

"Maaf, tapi aku nggak bisa. "

"Kenapa? Chintya itu juga saudara kita loh, kamu nggak mau nemuin dia? " Faricha mengguyurnya dengan berbagai pertanyaan.

"Tapi, aku punya alasan" Ranie mencoba membela diri.

"Aki tidak tahu apa alasan kamu Ranie. Semoga bukan alasan yang remeh. " ucap Camelia.

Sekarang,Ranie merasa terintimidasi oleh tatapan Camelia.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang