Budayakan vote sebelum membaca
Happy reading:))
Aku menunggumu datang, tak ada keraguan pada penantianku dan kau datang dengan kegelapan.
*
Camelia yang tidak tahu harus kemana setelah keluar dari kamar Chintya, memutuskan untuk menjenguk kembarannya, Elisa.
"Hai" ucapnya lesu.
Elisa dan Faricha serentak menoleh. Mendapati Camelia dengan langkah lesu berjalan ke arah mereka. Camelia kemudian berkata dengan hati-hati.
"Elisa udah tahu? " tanyanya.
Elisa hanya mengangguk. Ia mengusap ujung matanya yang masih berair. Masih tak percaya apa yang terjadi.
"Gimana sama Chintya? "
"Itulah masalahnya. Ia belum tahu" Camelia mengehembuskan napas lelah dan ambruk di salah satu sofa di sana. "aku tak terlalu berani untuk memberitahunya"
"Sejujurnya aku masih nggak percaya kalau Dewa meninggal" lanjutnya.
Tanpa mereka ketahui,seseorang mengintip dan mendengar semua yang mereka katakan dengan jelas. Seseorang itu langsung bergumam kecewa dan meneteskan air mata, sungguh ia sangat-sangat marah dan kecewa.
"Kalian jahat nyembunyiin ini dari aku"
"Kalian jahat udah bohongin aku"
Ia langsung berlari ke kamarnya dengan bercucuran air mata. Ia tak bisa hidup tanpa penyokongnya, ia tak bisa berdiri tanpa pilarnya. Dan ia takkan bisa hidup lagi diantara kenangan yang berseliweran.
Sesampainya di kamar, ia mengemasi barang-barangnya dan keluar dari kamarnya dengan perasaan yang campur aduk. Antara rela dan tidak rela. Antara yakin dan tidak yakin. Namun, ia tetap melangkahkan kakinya. Entah tempat mana yang akan menantinya..
f r i e n d s
Seseorang sedang duduk di bawah sebuah pohon rindang. Dia berambut hitam cepak dengan warna mata sekelam malam. Matanya yang sembab dan memerah terpejam. Seiring matahari terbenam, dan langit mulai temaram, matanya terbuka.
Berusaha memfokuskan cahaya yang masuk ke dalam matanya. Ia mengucek kedua belah kelopak matanya. Perlahan ia menangkap sebuah siluet mendekat. Berbayang,dan...
Tembus pandang?
Merasa familiar gadis itu berdiri dan berusaha menggapai,
"De.. Dewa? Itu beneran kamu? " ucapnya lirih. Ia maju mendekat,
Sosok siluet itu terkejut dan menatap Chintya tajam.
"Kamu bisa lihat aku? "
"Be.. . Beneran Dewa? Bukan khayalanku kan? " Chintya berusaha berlari, a berusaha menggapai tangan Dewa, namun
Kosong
Ia tak bisa menyentuh apapun.
"Kenapa aku nggak bisa pegang kamu, Wa? "
Chintya menatap Dewa nanar.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️The Shadow Of Miracle (END)
Fantasy[Fantasy] [Major Fantasy] [ Minor Romance] ✅COMPLETED✅ 🔰🔰🔰PROSES REVISI!! 🔰🔰🔰 Persahabatan? Pertemanan? Itu sudah biasa. Inilah kisah tentang petualangan diantara 10 sahabat yang lain daripada yang lain.Tentang sihir dan persahabatan. Gwera da...