Part 6 || Season II

613 50 2
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading :)

Kamu,adalah suatu alasan. Alasan yang membuat aku kecewa sekaligus tersenyum gembira

*

Matahari yang masih malu-malu untuk menyembul, dengan aroma khas hutan dan suara serangga serta nyamuk yang setia menempel di lengan, membuat Camelia jengah,

"Cepetan bisa nggak sih." Ia berjalan mendahului untuk kemudian duduk di sebuah batu besar di bawah pohon. Nelson menyusul kemudian.

"Kita istirahat dulu aja, gimana? " usul Nelson.

"Manja" ucap Zuhair.

Nelson menatapnya tajam.

"Apa? Emang gitu kok" seru Zuhair.

"Diamlah"

Teman-temannya bergeming.

Beristirahat artinya membuang waktu. Bisa saja di sana Elisa dan Chintya sedang tersiksa menanti bala bantuan.

"Nggak! Di sini banyak nyamuk. Cepetin aja! " ketus Camelia. Agaknya ia sudah dalam level akut perihal membenci makhluk bernama nyamuk.

"Kalau gitu ayo jalan. Jangan rewel aja! Bantuin nyari" sentak Zuhair.

Camelia mendengus dan ikut bangkit melanjutkan perjalanan.

Setelah matahari sedikit condong ke atas,barulah mereka mendapat petunjuk. 

"Tunggu sebentar. Aku mencium sesuatu.. " Rendi berhenti sejenak dan mulai mengendus, "baunya mulai hilang. Tapi ini cukup untuk mencari jejak"

"Bau di sini bercampur-campur. Mungkin ada beberapa orang,tapi tetap ada bau Elisa dan Chintya di sini. Aku merasakannya" lanjutnya. Keningnya berkerut. Tanda bahwa ia sedang berpikir keras. Memikirkan kemungkinan terburuk bagi Elisa dan Chintya.

"Apa jangan-jangan mereka diculik? " perkataan Nelson membuat beberapa pasang mata disana menatapnya tajam. Terutama Dewa. Ia sudah menggeram marah. Matanya berkilat. Sekarang, ia tampak menyeramkan.

"Mungkin" dengan tenangnya Rendi membenarkan ucapan Nelson.

"Kalau begitu. Mungkin mereka meninggalkan petunjuk di sekitar sini. " Zuhair mulai mengacak-acak dedaunan kering di bawah kakinya. Menimbulkan bunyi gemerasak yang cukup kentara. Teman-temannya pun mengikutinya.

Di pohon. Dedaunan. Dibalik ranting-ranting. Tak ada yang dapat ditemukan.

"....menurut film yang sering ku tonton, mereka pasti menyembunyikan petunjuk di tempat tak tertuga seperti..."

" Ahh disini!" Faricha berteriak lalu berlari ke arah tumpukan batu-batu kali.

"Kita cari diantara batu-batu ini! " titah Dewa.

Mereka harus punya petunjuk walau sedikit. Kesempatan mereka mungkin kecil, tapi tak ada yang mustahil kan di dunia ini?

Setelah beberapa waktu terbuang sia-sia untuk mencari,akhirnya mereka kelelahan tanpa hasil yang memuaskan.

"Kalau kita nggak buang waktu sia-sia di sini, kita sudah menemukan mereka, " tiba-tiba saja Dewa menjadi sarkas. Hal ini, membuat Faricha menundukkan kepalanya seraya bergumam pelan,

"Maaf"

Zuhair yang mendengarnya mulai naik tensi,

"Kita hanya memikirkan kemungkinan untuk menemukan petunjuk yang bisa kita gunakan untuk menemukan mereka, Deewa"

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang