Part 7 || Season II

564 51 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading :)

More of my live is you, i hurt you, but i love you more i hurt you. You make my day are different,

Zuhair

To my lonely man who i love

Dewa

*


Zuhair menggelengkan kepalanya tak percaya. Ia baru saja melihat dengan mata kepalanya sendiri, kakak tertua sekaligus sahabat yang paling mengerti akan dirinya tumbang. Dengan mata terpejam dan dada yang penuh darah.

Ia ingin sekali berlari menuju Dewa dan memeluk kakak kesayangannya itu, namun, ia di cegah oleh Nelson. Walaupun ia telah meronta sekuat tenaganya,yang berakhir dengan ia lemas di tempat.

Camelia menutup mulutnya dengan tangannya. Faricha sudah mulai menitikkan air mata. Rendi bergeming ditempatnya. Mereka diam dalam kebisuan. Namun, di dalam relung hati mereka yang terdalam. Yang tak akan bisa tersentuh dan terbaca, mereka berteriak. Mereka berteriak! Mereka sudah kehilangan sosok kakak yang melindungi, kehilangan sosok sahabat yang dewasa. Kehilangan sosok yang biasa dijadikan sebagai tempat berteduh dan yang menerangi mereka di kala gelap. Habis sudah, tinggal mereka sendiri.

"Jangan gegabah, Zu. Atau kau akan berakhir sia-sia seperti.. Dewa. " Nelson mulai berbicara. Walaupun tenggorokannya terasa tercekat.

"Kita butuh siasat. Singkirkan emosimu sebentar. Kita berpikir jernih! " ucap Nelson lagi. Kini suaranya tak seburuk tadi.

Kini, hanya tinggal mereka berlima.

Rendi, Zuhair, Nelson, Camelia, dan Faricha.

Mereka dibutuhkan

Zuhair hanya menunduk. Ia ingin sekali berteriak pada dunia dan mengeluhkan semua segala keluh kesahnya.

Ia telah kehilangan sosok kakak yang paling disayanginya!!

Dunia baginya sudah tak adil. Ia ingin menyerah saja. Namun, perkataan Faricha membuatnya kembali bersemangat.

"Jangan menyerah. Aku yakin kita semua bisa! Jangan biarkan pengorbanan Dewa menjadi sia-sia! Zuhair, aku yakin kamu nggak akan selemah ini kan? Zuhair yang aku kenal nggak selemah ini. Zuhair yang aku kenal terlalu kuat untuk hal seperti ini" Faricha mendekap Zuhair dalam pelukannya. Menyalurkan kekuatan agar Zuhair bisa berdiri tegak untuk melawan semua kesedihan.

Mereka mulai merancang siasat. Kali ini, mereka tak akan kalah. Jasad Dewa sudah dibawa di sebuah gudang oleh sekelompok penjaga. Jasad?  Mendengarnya sudah membuat Zuhair bergidik. Ahh, sudahlah, tak ada waktu untuk bersedih disini.

Mata tajamnya meneliti pola pergerakan para penjaga.lima  detik ke kanan dan lima detik ke kiri. Jadi,ada jeda selama sepuluh detik. Cukup untuk melumpuhkan empat penjaga itu. Setelah itu mereka akan masuk ke tenda dan mulai menyerang. Setelah Elisa dan chintya selamat, mereka akan mengambil jasad... Dewa. Cih, ia masih saja sedih.

"Sekarang" bisiknya.

Mereka mulai berlari ke arah para penjaga itu. Camelia dan Faricha mengepung satu penjaga di bagian utara. Rendi menyerang satu penjaga bagian utara. Nelson dan Zuhair masing-masing mengepung penjaga bagian selatan.

Hanya dalam waktu lima detik saja, para penjaga itu bisa dilumpuhkan. Tanpa membuat keributan yang berarti dan tanpa luka yang berarti pula.

"Masuk." ucap Nelson.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang