Part 12 || Season II

505 46 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca

Happy reading:)

Aku tahu, nuranimu tabu. Aku tahu walaupun kita sedekat arang dengan api, aku tahu.. Tetap ada rahasia diantaranya

*

Zuhair sedang duduk di sofa kamarnya sembari menyisir rambut bergelombangnya, saat pintunya diketuk, reflek ia menjawab

"Masuk"

Membuat ketukan tadi berhenti dan digantikan oleh Nelson yang sekarang berdiri di pintu kamarnya.

"Ada apa? "

''Dih, persilahkan duduk kek apa kek"

Zuhair mendengus,

"Duduklah"

"Dengan senang hati" ucap Nelson sembari berbaring di ranjang biru milik Zuhair.

"Katanya tadi duduk, lah ini apa? " tegur Zuhair kesal.

Nelson hanya memejamkan mata.

"Ada apa? " merasa tak mendapat tanggaapan, Zuhair mengulang pertanyaannya pada Nelson dengan nada yang lebih tinggi dari yang seharusnya.

"Buatin minum dulu, dong. Haus nih. Gue nggak bisa cerita kalau haus" keluh Nelson sambil memegang tenggorokannya.

Ucapan 'aku-kamu' bakal hilang saat mereka ada di rumah. Kecuali jika para Girls ada, batulah mereka akan kembali menggunakan 'aku-kamu'. Biar di sangka alim gitu.

"Yang ada biar gue gorok tuh tenggorokan." Zuhair sudah mengeluarkan pedang apinya.

"Dih sadis amat sama kakaknya" Nelson mundur. Dia kemudian duduk setengah berbaring dan bersandar di bantal.

"Sepuluh detik dari sekarang, kalau lo nggak jelasin alasan lo datang ke kamar gue, pedang ini dapat dipastikan melayang ke leher kakak tersayang gue ini" Zuhair menekankan kata-katanya.

"Oke-oke aku jelasin"

"10"

"Dih nggak sabaran amat sih"

"9"

"Mau napas dulu nih"

"8"

"Yaelah."

"7"

"Oke-oke. Kakak serius"

"6"

"5"

"Zuhair, berhenti ngitung! "

"4"

"Oke, "

"3"

"Kita disuruh Mama dan Papa buat nyari Dwi"

Sontak Zuhair memekik

"Nggak mau! " 

"Di suruh mami yaelah." ucap Nelson santai.

"Alah, alasan. Palingan cuma lo yang di suruh, terus lo males terus cari bantuan" ucap Zuhair telak. Membuat Nelson tak berkutik.

"Sekarang, lebih baik,Kak Nelson bucin, tolong keluar dari kamar aku, ok?"Zuhair mendorong tubuh Nelson keluar kamarnya.

"Lo ngatain gue bucin? Heh! Ngaca dong, boz!" ucap Nelson kesal. Siapa juga yang bucin.

"Lah kenapa kalo lo nggak bucin, lo mau-mau aja disuruh-suruh sama Came. Itu namanya BUdak  CINta." Zuhair mendorong keras-keras bahu Nelson hingga cowok itu terjungkal tepat di kaki Rendi yang kebetulan sedang melintas lewat.

✔️The Shadow Of Miracle (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang