Chapter 5

364 52 0
                                    

Ketakutan

Keesokan harinya Karin membantu Akina membereskan rumah seperti bersih-bersih dan merapikan hal lain.

Ichi dan Hiro sedang sibuk membuat obat herbal yang kemarin mereka bawa. Zero tak nampak bersama mereka

" apa itu sebuah ramuan..? " tanya Karin yang penasaran sejak tadi. Ia sudah memperhatikan keduanya dari tadi. Makanya ia berusaha mendekatkan diri dan bertanya

" Iya, ini sebuah ramuan,,? " sahut Ichi

" apakah tanaman herbal ini harus di beli dari luar desa..? "

" Mm,, tentu saja tapi ada beberapa yang bisa di dapat di sini.."

" bolehkah,, aku melihat penduduk desa yang sedang sakit,,? " pinta Karin antusias

" tentu saja,, sekalian aku akan mengajakmu berkeliling desa " seru Hiro dengan riang

"  benarkah,,? Terima kasih..." jawab Karin dengan semangat

Selepas menyelesaikan pekerjaan rumah, Karin berpamitan pada Akina untuk mengikuti Ichi dan Hiro menjenguk penduduk desa yang sakit.

" Lihatlah Karin,, semua penduduk tampak bahagia bukan,,? " seru Hiro

" iya, mereka sangat nyaman tinggal di sini,, apakah mereka dari kerajaan yang berbeda-beda..? " tanya Karin

" Mmm,,, iya mereka dari kerajaan yang berbeda, kami menemukan beberapa penduduk yang bermukim di sini, lalu membawa penduduk lain untuk tinggal juga di sini.. "

" jadi maksudmu kalian yang membuat desa ini,,? " tanya Karin

" tentu saja,, awalnya tempat ini hanya seperti tempat berlindung apa adanya dan lama-kelamaan menjadi seperti ini..." tutur Hiro

" Kadang kami seperti Akina yang membawa orang sepertimu tinggal di tempat ini, Ya.. walaupun ada beberapa yang menolak ajakan kami karena beranggapan mungkin kami berbohong pada mereka "

Mereka pun berhenti di sebuah rumah yang berada di ujung desa. Karin dapat melihat rumah itu di selimuti kabut hitam yang sangat tebal seperti monster yang sedang menjaga rumah itu.

Badannya tiba-tiba keringat dingin dan gemetar melihatnya. Ichi dan Hiro terkejut melihat ekspreksi yang di tunjukkan Karin

" Karin kau tidak apa-apa..? " tanya Ichi yang berdiri di hadapan Karin sembari memegang kedua pundak Karin

" Karin... " panggil Ichi dengan cemas.

" it,,,itu,,," kata Karin dengan terputus-putus

"Apa...? apa yang terjadi? " tanya Ichi

"  apa kalian tidak melihatnya,,,? " tanya Karin dengan pucat. Ichi dan Hiro bingung dengan perkataan Karin. Keduanya hanya saling pandang.

" Apa kau sakit,,,? " tanya Ichi dengan lembut. Karin hanya menggeleng. Ia hanya meraih tangan Ichi dari pundaknya dan mengengam tangannya dengan kuat.

Ichi melihatnya tanpa berbicara apapun

" kalau kau sakit aku akan meminta Hiro mengatarmu pulang.. " tutur Ichi

" tidak, aku baik-baik saja " kata Karin

"baiklah kalau begitu, ayo kita masuk kedalam "pinta Ichi.

Mereka bertiga pun masuk kedalam rumah itu. Tapi pemandangan dalam rumah itu benar-benar mengerikan dari yang terlihat dluar. Bulu kuduk Karin kembali berdiri ngeri. Ia melihat banyak sekali kabut hitam yang menyelumuti penduduk desa.

" kabut Hitam... " gumam Karin

" Kabut apa? Tidak ada kabut di sini Karin..." sahut Hiro

" sepertinya kau benar-benar sakit, lihatlan wajahmu lebih pucat dari sebelumnya, duduklah sebentar di sini aku akan memberi obat pada penduduk desa.." ujar Ichi.

Namun Karin tidak mau melepas genggaman tangannya pada ichi. Karin semakin mendekap lengan Ichi dengan kuat dengan tangannya yang satunya lagi. Ichi bingung dengan sikap Karin yang mendadak berubah.

" baiklah, kau boleh ikut. " ujar Ichi.

Ichi membawa Karin kehadapan seorang pria tua yang sedang terbaring. Lagi-lagi kabut hitam itu semakin  tebal saat Karin mendekat. Membuat pria tua itu mendadak berteriak kencang..

" ArGghHHHh...." teriaknya.

Semua penduduk yang sakit pun seperti terimbas dan mulai berteriak satu sama lain.

Orang-orang yang menjaga mereka terkejut bukan main. Dengan perubahan penduduk desa tak terkecuali Hiro dan Ichi. Pria tua itu menarik baju Karin dengan kuat.

" Lepaskan..." teriak Karin.

Tapi pria tua itu semakin kuat menarik bajunya. Dengan terbata-bata pria itu berkata

" T...o..lo....ng  ak....u,,, "

Karin bergidik ngeri mendengar perkataan pria tua itu. Di raihnya tangan pria tua itu. Sepertinya Karin tersadar akan sesuatu. Sebuah cahaya bersinar dari tubuhnya bahkan sangat silau hingga membuat semua orang menutup matanya.

Terjebak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang