Chapter 9

282 39 0
                                    

Latihan

Saat semua orang masih tidur dalam mimpi indahnya di kamarnya yang hangat. Karin harus merasakan dinginnya udara di dini hari. Ia masih sangat mengantuk ketika Mery membangunkannya pagi-pagi sesekali.

Ia hanya berdiri dengan menahan kantuk bersama Mery yang juga masih mengantuk di pagi-pagi buta. Latihan yang dikatakan sebelumnya benar-benar di mulai di udara yang dingin.

" Sekarang Tutup kedua matamu dan rasakan udara di sekitarmu " ujar Guru Gy. Karin hanya menurut.

Ia menutup kedua matanya. Semakin menutup mata hawa udara semakin terasa dingin lambat laun membuatnya kembali terlena untuk tidur kembali.

" Aduh..." pekik Karin memengang Jidatnya yang dipukul

" Guru tidak menyuruhmu tidur, " ujar Zero. Karin hanya mendegus kesal melihat Zero.

" Ayo lakukan lagi dengan serius " pinta Zero.

Karin kembali menutup matanya dan merasakan udara di sekelilingnya dengan serius, perlahan-lahan ia merasakan udara menjadi hangat membuat badan menjadi nyaman untuk kembali tidur.

" Aduh.." teriak Karin kembali. Jidatnya kembali di pukul

" Kerja bagus, tapi jangan ketiduran.." tukas Zero

"Aduh, Kakek apa sih yang aku lakukan di hari sepagi ini  " ungkap Karin dengan kesal

" Kakek? " marah Zero dengan kembali mengetuk jidat Karin.

"  Apa yang kau lakukan,? Ini sakit tahu " pekik Karin

" hahaha, tidak apa Zero jika ia memanggilku seperti itu " lerai Guru Gy

" Jadi, Dewi kau harus belajar menggunakan kekuatanmu kau harus mampu menetralkan aura yang berada di sekitarmu seperti yang tadi seperti hawa dingin menjadi hangat, ini berguna untuk menyembunyikan keberadaanmu " jelas Guru Gy

" Benarkah,,? Lalu apa yang harus aku lakukan? " tanya Karin

" untuk hari ini aku rasa cukup, pergilah ke tempat permandian air panas untuk menghangatkan tubuhmu setelah itu kita akan kembali latihan "

" Yeay,, aku tak menyangka ada tempat permandian di tempat seperti ini " ungkap karin dengan girang

" Ayo Dewi, kita pergi kesana.. badanku sudah menggigil dari tadi " sambung Mery dengan antusias.

Mery membawa karin ke arah sebuah goa di dalam hutan, dibalik goa itu ada tempat permandian air panas yang sangat indah dengan pemandangan ke arah pegunungan.

Mery membawa karin ke arah sebuah goa di dalam hutan, dibalik goa itu ada tempat permandian air panas yang sangat indah dengan pemandangan ke arah pegunungan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" Ini benar-benar indah.. ada tempat indah yang tersembunyi di sini " gumam Karin dengan kagum

" Ayo, kita berendam " ajak Mery

" tunggu.." tahan karin

" ada apa? " tanya Mery. Karin hanya menunjuk ke arah belakang mereka berdiri

" Kak Zero... " pekik Mery

" apa yang Kak Zero lakukan di sini? Apa kau ingin mengintip kami? " tanya Mery dengan Wajah memerah

" Bodoh, aku mengikuti Karin bukan kau, lagi pula aku harus menjaga Karin kemana pun dia pergi " balas Zero dengan datar

" Kami ingin mandi.." teriak Mery dengan kesal
" mandilah, aku akan berjaga di balik batu, aku juga tak ingin melihat tubuh anak kecil milikmu " ujar Zero seraya berjalan pergi

" Aku benar-benar tak menyadarinya jika dia mengikuti kita.." keluh Mery.

Ia berjalan mengambil beberapa batu sebelum berendam

" Apa yang kau lakukan Mery? " tanya karin dengan heran

" berendam lah duluan, aku akan menyusul ".

Karin hanya membiarkan Mery sibuk dengan pekerjaanya. Karin benar-benar merasa nyaman berendam didalam air yang hangat.

Tenanganya seperti terisi kembali sepenuhnya. Mery pun sudah masuk kedalam kolam dan berendam bersama Karin

" Ahh,, nikmatnya " ujar Mery

" apa yang kau lakukan dengan batu-batu itu? " tanya Karin menunjuk tumpukan batu yang berada di pinggir kolam

" Kau mau lihat Dewi..? " tanya mery dengan senyum misterius

" Lihat ini.  " katanya sembari mengambil batu dan melempar ke arah Zero yang duduk di balik batu besar

BuKk....

" AuWW..." erang Zero dari kejauhan

" Anak bodoh , apa yang kau lakukan... " teriaknya dari balik batu

" memastikan bahwa kau tak mengintip " jawab Mery dengan tertawa bahagia, ia berhasil menjahili Zero. Karin yang melihatnya berusaha menahan tawanya agar tak terdengar oleh Zero

" itu balasan karena ia sudah memukulmu tadi Dewi " ungkap Mery dengan gembira

" ehehhee,, aduh Mery kau tak perlu seperti itu " ujar Karin. Ia merasa Mery anak yang penuh semangat.

Setelah berendam dalam air panas dan sarapan pagi, Guru Gy membawa Karin ke penduduk desa yang sakit. Mereka sama seperti orang-orang yang ada di desa Forks sebelumnya. Karin yang melihatnya sangat ketakutan menatap kabut hitam yang menyelimuti itu.

" tak apa, buka matamu " tutur Zero seraya mengemgam tangan Karin yang gemetar.

Karin berusaha mengumpulkan seluruh kekuatannya untuk melawan rasa takut dalam dirinya.

" Apa itu..? " tanya Karin

" itu adalah kutukan yang membelenggu penduduk desa, kekuatan Raja Theo yang membuat penyakit aneh " jawab Zero

" Lalu apa yang harus aku lakukan..? "

" lakukan apa yang kau inginkan"

" aku tak mengerti maksdumu Zero.."

Zero membawa Karin  mendekat ke arah seseorang yang tengah terbaring sakit. Ia tampak sangat menderita dengan kabut hitam yang membungkus tubuhnya.

" cobalah letakkan tanganmu di atas dan tutup matamu dan rasakan seperti yang di ajarkan Guru Gy padamu " tutur Zero menjelaskan.

Karin mengangguk dan melakukan apa yang di suruh oleh Zero. Karin menutup matanya dan merasakan kekuatan yang ada dihadapannya. Perlahan-lahan seberkas cahaya keluar dari telapak tangannya.

Kabut hitam yang mengelilingi orang tersebut berangsur-angsur hilang.
Zero pun mengarahkan tangan Karin ke arah penduduk desa yang lain cahaya yang tadinya hanya seberkas lama-kelamaan menjadi besar dan memenuhi seluruh ruangan.

" bukalah matamu.." pinta Zen. Perlahan-lahan Karin membuka kedua matanya dan menatap di sekitarnya

" kabut itu hilang.." gumam Karin.

Zero hanya memandang Karin dengan tersenyum. Wajah Zero yang biasanya datar terlihat sangat tampan saat ia tersenyum. Senyum yang menyejukkan jiwa. Karin terpanan memandangnya. Ini pertama kali ia melihat Zero tersenyum.

" Lihat, kau sudah bisa mengendalikan kekuatanmu " Ungkap Zero

" Benarkah..? "
" lihatlah sekelilingmu, orang-orang  itu sudah sehat kembali.." tunjuk Zero.

Karin memandang orang-orang itu, mereka tampak sangat bahagia terlepas dari kutukan yang membelenggu diri mereka. Raut wajah merona menghiasi perasaan mereka.

Terjebak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang