Chapter 13

246 42 0
                                    

Merebut Kembali

Keesokan harinya pagi-pagi buta Zero keluar dari istana seorang diri menuju Kerajaan Thor. Ia ingin merebut kembali miliknya dari Raja Thor.

Waktu  perjalanan yang memakan hari tak membuatnya menyulutkan keinginanya.

Saat ia tiba di gerbang Kerajaan Thor. Para prajurit itu menghadangnya dengan pedang mereka.

“ Katakan Pada Raja kalian aku ingin bertemu dengannya ” seru Zero dengan lantang. Para prajurit itu hanya saling memandang satu sama lain.

PlokK...Plokkk

Suara tepuk tangan terdengar dari arah belakang Prajurit itu. Terlihat Clif muncul dengan senyum sinisnya.  Para Prajurit itu membukuk hormat padanya

“ Raja sudah menunggu kedatanganmu..” ujar Clif

“ ikut aku.. ” sambungnya

Clif membawa Zero ke singgasana sang Raja Theo. Raja Theo yang melihatnya beranjak menyambutnya seperti tamu.

“ Hentikan basa basi ini ” ujar Zero

“ Ini hebat Kau datang ke kandang Harimau seorang diri ” balas Raja Theo

“ Dimana karin..?” tanyanya dengan dingin

“ Karin sedang ada di kamarku.. ” jawab Raja Theo. Raut wajah Zero berubah

“ Apa maksudmu? Apa yang kau lakukan padanya ” tanya Zero dengan berapi-api

“ tak ada hanya membuatnya menjadi ratuku ”

“ Kurang ajar..” marah Zero

“ Jaga Sikapmu tuan..” kata Clif pada Zero seraya menghunuskan pedang di leher Zero

“ Hentikan Clif , aku tak ingin tamuku terluka ” pinta Raja

“ Pergi dan bawa kemari Karin ke sini ” sambung Raja Theo. Clif mengangguk mengerti dan pergi.

“ Apa yang sedang kau rencanakan Theo..? ” tanya Zero

“ harusnya aku yang bertanya padamu? Apa yang kau rencanakan dengan datang seorang diri ke Kerajaanku ”

“ Aku akan membawa pulang Karin ”

“ Menurutmu ia mau..? ” tanya Raja Theo dengan tersenyum

“ ZEROOOO....” teriak Karin yang telah datang bersama Clif

“ Karin..” sahut Zero

“ Hey, ini seperti pertemuan sepasang kekasih.. ” sela Raja Theo

“ Zero, apa kau menjemputku..? ” tanya Karin dengan mata Berkaca-kaca.

Entahlah ia tak tahu mengapa ia sangat merindukan Zero. Zero hanya mengganguk dan tersenyum pada Karin. Karin tampak senang melihatnya

“  Lepaskan dia Theo... ” pinta Zero

“ Clif... lepaskan sang Dewi ” teriak Raja Theo pada ajudannya. Clif melepaskan karin begitu saja. Karin segera berlari memeluk Zero. Zero pun membalasnya pelukannya dengan sangat erat

“ aku takut Zero..” ucap Karin dengan pelan

“ Tak apa, aku ada disini untukmu ” balasnya

“ Kau boleh membawanya dalam 2 minggu ini dan kembalikan sang Dewi padaku saat hari itu tiba ” seru Raja Theo

“ Apa maksudmu Theo..? ” tanya Zero yang tak mengerti

“ aku mengikatnya dengan kekuatanku saat ia terlalu lama jauh padaku ia akan perlahan-lahan akan menderita karena kesakitan ”

“ Ap...apa ” seru Karin tak percaya

“ APA YANG KAU LAKUKAN PADANYA BRENGSEK...” teriak Zero seraya menghunuskan pedangnya

“ Aku tahu kau pasti akan menjemput sang Dewi makanya aku menyiapkan sesuatu untuk menghadapimu. Kau pikir segitu mudahnya aku melepaskannya. ” ujar sang Raja.

Zero tak ingin berdebat lagi dengan Raja Theo. Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan istana itu secepatnya. Sisanya akan ia pikirkan kembali. Yang  penting Karin sudah bersamanya.

Setelah keluar dari istana. Zero membawa Karin ke desa perbatasan sebelumnya saat Zero dan rombongan berkunjung di sana.

Ia memesan sebuah kamar di  penduduk yang  pernah mereka tolong. Penduduk itu sangat senang melihat kedatangan Zero dan Karin

“Silahkan berisitirahat disini.. tak perlu sungkan ” ucap Wanita yang sudah cukup tua. Ia meminjamkan sebuah ruangan untuk Zero dan Karin.

Karin hanya duduk terdiam di dalam kamar. Entah apa yang sedang di pikirkannya. Zero langsung memeluknya dari samping

“ aku sangat mengkhawatirkanmu Karin ” ucapnya dengan lirih. Karin tercengang mendengarnya

“ Zero.. ” seru Karin dengan pelan

“ Aku tak tahu apa yang terjadi pada diriku, melihatmu di bawah pergi olehnya membuat dadaku sangat sakit dan panas ” sambung Zero

“ itukah alasanmu menjemputku..? ” tanya karin

“ Dan mungkin alasan ini membuatku menjemputmu ” ucap Zero seraya mendaratkan bibirnya pada Karin.

Karin tersentak mendapati perlakuan Zero. Tapi ia juga tak ingin mengelaknya.

“ Ini sebuah tanda..” ujar Zero setelah mencium Karin

“ Tanda apa..? ”

“ tanda kau Milikku...”

😆😆😆

Terjebak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang