Chapter 31

192 30 0
                                    

Game VR

Dua bulan sejak hilangnya Karin....

Perusahaan Akash telah merilis Game Virtual mereka ke pasaran dan mendapatkan sambutan yang baik dari masyarakat.

Game itu menjadi populer dan menjadi trending topik di beberapa buletin berita lokal.

Zero masih sibuk dengan pekerjaanya sebagai koki ramen di kedai lamanya.

Namun kini raut wajah ceria dan hangat telah hilang dari wajahnya. Hanya tatapan dingin yang tersirat dari kedua matanya.

Zero sudah berusaha mencari Karin ke semua tempat yang Karin suka namun ia tetap saja tak mendapatkan hasil. Perasaanya dan hatinya serasa mati sebagian. Separuh hatinya telah hilang entah kini berada dimana.

Bahkan ibunya Karin sempat mengalami drop karena terlalu sering menangis.

Zero percaya Karin tidak menghilang begitu saja. Pasti ada yang menculiknya. Tapi untuk apa mereka menculiknya. Jika ia di culik pasti penculiknya meminta uang tebusan namun nyatanya tidak ada.

Setelah menutup kedai. Zero pulang kerumahnya dengan perasaan muram seperti biasa. Ia melihat ayahnya sedang menonton tv di ruang tamu sedangkan adiknya Hachi sedang berisitirahat di kamarnya.

Zero pun masuk kekamarnya. Ia berganti baju dan bergegas membasuh diri di dalam kamar mandi.

Guyuran air dari shower membasahi kepala hingga tubuhnya( Well, bagi para cewek jangan membayangkan yang tidak-tidak LOL)😂😂

Zero hanya menatap guyuran air yang mengalir di lantai kamar mandi.
Pikirannya masih berkecamuk tentang Karin.

Saat ia selalu mengingat Karin hatinya serasa runtuh begitu saja.

Saat selesai mandi. Zero membaringkan tubuhnya di atas  kasur sambil menatap langit-langit kamarnya.

Semua kenangan bersama Karin kembali tergiang di pikirannya.

Dalam lamunannya sesekali ia tersenyum sendiri mengigat momen manis  itu. Sekali lagi terlihat senyum yang sangat di rindukan menghias wajahnya walau itu hanya sebentar saja.

Besok adalah hari minggu. Kedai dan restoran di tutup. Zero lebih memilih bermalas-malasan di dalam kamar dengan melanjutkan tidurnya. Namun saat menjelang siang ia bangun dari kamarnya.

Zero melangkah ke arah dapur untuk mencari makanan untuk mengisi perutnya yang keroncongan. Ayahnya sedang membaca buku di ruang keluarga

“ ayah, di mana Hachi..?  ” tanya Zero

“ ia di kamarnya. Sepertinya tadi malam ia tidak tidur..” ujar sang Ayah

“ Hah..? apa yang dilakukannya dengan bermalam seharian..? ” ujar Zero sambil menyatap makanannya.

Setelah habis makan rupanya sang adik tak kunjung  menunjukkan batang hidungnya. Hingga akhirnya Zero pergi menuju kamarnya.

Namun ia terkejut melihat kamar Hachi yang berantakan dengan alat-alat eletronik dan sebuah besi-besi yang terlihat membentuk seperti pintu yang ukurannya sesuai tinggi orang dewasa.

“ di mana bocah itu..? ” seru Zero. Tak berapa lama kemudian muncul sebuah portal aneh dari pintu aneh tadi. Perlahan ia melihat adiknya keluar dari dalam pintu aneh

ArGhhh...” zero berteriak melihat Hachi yang tiba-tiba muncul dari portal aneh itu. Hachi yang mendengar kakaknya berteriak juga menjadi kaget

“ kakak,,, kau membuatku kaget..” seru Hachi berjalan menuju tempat tidurnya.

“ harusnya aku yang berkata seperti itu..” balas Zero

“ apa itu? Kau seperti hantu? Apa kau Hachi adikku..? ” tanya Zero

“ Ya,, aku Hachi adikmu, kau tak perlu terkejut melihat itu..” seru Hachi sambil menunjuk peralatan yang berserekkan

“ apa itu..?  ” tanya Zero

“ itu game..” jawab Hachi dengan singkat

“ Game apa yang seperti itu, kamu muncul tiba-tiba seperti hantu..”

“ Aduh, kakak... itu adalah game Virtual dari perusahaan teman kakak itu..” seru Hachi

“ game VR...?  ” tanya Zero lagi

“ Ya..”

“ aku pikir game VR menggunakan alat yang di pasangkan di kepala dan sejeninsnya..” ujar Zero

“ itu sudah kuno, yangi ini sangat  terbaru dan canggih..” tutur Hachi

“ baiklah akan ku jelaskan padamu.. ” ujar Hachi kembali.

💮💮💮

Terjebak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang