Chapter 17

234 36 2
                                    

Rencana Perang

Hiro yang pergi membawa pesan dari Zero untuk Kerajaan Leigar di tolak oleh Raja Kerajaan Leigar yang tak lain adalah ayah dari Zero.

“  Yang mulia,, ” seru Hiro yang terkejut atas peryataan Raja

“sudah ku katakan padamu Hiro, aku tak akan mengikuti kemauan anakku itu, dan pergi sampaikan padanya,, ”

“ Tapi wanita itu sang Dewi yang kami cari sendiri Yang mulia, bukankah kita harus mencegah sesuatu yang buruk terjadi,,” bela Hiro

Raja hanya melihat Hiro dan bergegas meninggalkannya. Hiro sepertinya mengerti ia gagal membujuk Raja untuk membantu mereka. Dengan perasaan putus asa ia pergi beranjak dari Kerajaan Leigar.

Hiro pun mencari merpati pengantar pesan. Ia menuliskan pesan penolakan ayahnya. Burung merpati itu pun melesat terbang dengan gulungan kertas di kakinya.

Zero yang sedang menunggu kabar dari Hiro melihat sesekor merpati putih terbang mendekatinya.

“ Mmm,, merpati itu,,” seru Zero
Zero pun merenggangkan tangannya agar merpati itu hinggap di tangannya. Di ambilnya surat tersebut. Ia tercengang membacanya

“ Dasar,,, Ayah yang Naif ” keluh Zero.
Ia tidak menyangka ayahnya akan menolak keinginannya. Bagaimana pun Zero kelak yang akan mewarisi tahta. Namun ayahnya masih saja mengaturnya.

“ Baiklah, jika Raja bodoh itu menolak keinginanku, aku akan melakukannya dengan cara ku sendiri..” ujar Zero

Zero pun menulis kembali pesan pada merpati itu. Zero meminta hiro agar segera kembali bersamanya dan meninggalkan segera Kerajaan Leigar.

Beberapa hari kemudian Hiro telah tiba di tempatnya Zero. Ketiga nya duduk dan mulai berdiskusi akan rencana mereka.

“ Jadi apa yang akan kita lakukan..? ” tanya Hiro

“ Kita akan menyelinap ke dalam Kerajaan sebagai pelayan dan kita akan menyerang saat upacara pernikahan itu berlangsung..” ujar Zero

“ kita harus mengetahui tanggal pernikahan itu berlangsung,, aku yakin pelaksanaanya akan cepat ” sahut Ichi

“ Ya, aku juga seperti itu..” jawab Zero

“ apa untungnya ia menikahi Karin..? ” tanya Hiro dengan polos

“ Kekuatan..” sahut Zero

“ Ia akan membutuhkan Kekuatan Karin, ketika ia mendapatkan kekuatannya semuanya akan terlambat tak ada yang bisa kita lakukan,,”

“itu buruk, kita harus bertindak ” ujar Hiro

“ itulah yang akan kita lakukan,,” sela Ichi.

Ketiganya pun menyusun rencana mereka dengan matang dan segala kemungkinan yang terjadi. Mereka harus mempersiapkannya dengan baik.

🌸🌸🌸

Di istana Kerajaan Thor, para pelayan sibuk dengan serba-serbi pernikahan Raja mereka. Istana di hiasi berbagai ornamen dan hiasan. Sedangkan Karin ia di sibukkan dengan para pelayan yang memaksanya mengukur baju pengantin.

“ sudah ku bilang aku tidak mau.. ” hardik Karin

“ Ayolah Nona, Raja bisa marah.. ” ujar para pelayan itu

“ aku tak peduli..”

“ Nona, ku mohon demi kami, memang Yang mulia tidak akan menghukum Nona tapi kami Yang mulia akan menghukum kami jika kami lalai melaksanakan tugas..” ucap pelayang itu dengan memelas

Karin tidak tega melihat orang-orang itu dihukum padahal mereka tidak bersalah. Dengan terpaksa Karin melakukannya.

“ baiklah, lakukan yang kalian inginkan ” Ujar Karin mengalah

Para pelayang itu pun gembira dan memulai mengukur ukuran tubuh Karin. Mereka mencatata setiap detial tubuh Karin yang akan di pasang hiasan dan perhiasan.

Memastikan semuanya terlihat sempurna saat pesta pernikahan berlangsung.

Setelah mengukur ukuran tubuh Karin para pelayan itu pun pergi meninggalkannya. Ia kembali sendiri di kamar Raja Theo.

“ Zero... ” gumamnya.

Karin pun merebahkan dirinya di atas kasur. Ia ingin memikirkan semua yang telah terjadi. Dan alasan mengapa ia di sini.

Namun lamunannya hanya sesaat. Karena Raja Theo telah masuk kedalam kamarnya. Ia berjalan mendekat ke arah pembaringan Karin.

“ Apa kau merindukanku Ratuku..? ” tanyanya dengan tersenyum miring

“ Tidak,,” jawab karin dengan ketus

“ Ah, kau pasti lelah ” ujarnya seraya membaringkan tubuhnya di samping Karin

“ Ap...Apa yang kau lakukan,,,? ” tanya karin dengan panik

“tidak ada, hanya melepas rasa rindu ini ”

“ pergilah, aku ingin istirahat ” ujar Karin seraya membalikkan tubuhnya membelakangi Raja Theo.

Raja Theo hanya cengar-cengir melihat Karin. Ia pun merapatkan tubuhnya pada Karin dan memeluknya dari belakang.

Karin terkejut atas perbuataanya dan berusaha melepaskannya. Namun Raja theo memeluknya dengan sangat erat.

“ tenanglah,, izinkan aku sebentar seperti ini..” ungkapnya lirih. Karin hanya diam tidak tahu harus berbuat apa. Situasi ini membuatnya canggung.

“ istirahatlah, lusa acara pernikahan kita,,” ujarnya seraya melepas pelukannya.

Karin hanya menghela nafas panjang

Terjebak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang