Chapter 30

233 31 0
                                    

Pilihan

Akash memandang pemandangan kota Tokyo dari jendela kamar apartemenya. Tangannya yang satunya memegang segelas anggur merah.

Ia menatap langit malam dengan senyum simpul. Sepertinya ia sedang mendapat Jekpot besar.

" aku tahu, kau Nyata dewi.. " seru Akash sambil menatap gelas anggurnya. Sesekali ia mengguncang-guncang gelasnya.

" Tapi tak kusangka kau benar-benar bersama Zero.." ujarnya kembali namun senyum simpul yang sebelumnya menghias bibirnya menghilang

" Apa yang harus aku lakukan..? "

" Zero atau Kau Karin..? "

" salah satu dari kalian harus berkorban.. "

" pencarianku selama ini membuahkan hasil, 2 tangkapan sekaligus aku dapatkan.."

" hanya tinggal menyempurnakannya dengan kalian berdua menjadi salah satu bagiannya.."

" awalnya aku memilih Zero namun melihatmu,,,,, " ucapan Akash terpotong.

Ia kembali tersenyum menatap gelas anggurnya. Entah ide apa yang telah muncul tiba-tiba di kepalanya.

💮💮💮

Seperti biasa Karin pergi mengajar ke sekolah. Pagi-pagi sekali ia sudah bersiap-besersiap untuk pergi dengan kereta pagi.

Namun di depan rumahnya muncul sebuah sedan hitam terpakir di depannya. Karin pun mendekat ke kaca mobil dan bertanya.

" Maaf, apa yang anda lakukan di depan rumahku..? " tanya Karin

Seseorang yang menggunakan kaca mata hitam menurunkan jendela mobilnya dan menatap ke arah Karin.

" Tuan Zero meminta kami untuk mengantar anda ke tempat kerja anda.." ujar pria asing itu

" Aneh, Zero tidak pernah seperti ini..? walau ia kaya ia tak pernah memperlakukan ku sepert ini.." gumam Karin dalam hati

" Nona tak perlu bingung. Tuan Zero sudah menduganya jika anda akan bingung dengan sambutan ini.." lanjut pria misterius itu

" oh,ya.. " sahut Karin dengan perasaan masih tidak percaya

" Tuan Zero meminta kami melayani anda. Tuan ingin memberikan kejutan lamaran pada anda dan keluarga.." ujar pria itu lagi.

Wajah Karin tampak merona mendengarnya

" harusnya ia tak perlu melakukan seperti itu.." gumam Karin dengan pelan

" bagaimana Nona? Anda ingin ikut bersama kami atau tidak? " tanya pria itu lagi. Karin berpikir sesaat tentang keputusannya.

" tunggu sebentar, aku akan menelepon Zero.. " ujar Karin

" Nona, sudah kami katakan ini kejutan untuk anda.." tutur pria itu lagi

" Mmm,, benar katanya. Kejutan itu harus rahasia.." gumam Karin kembali

" bagaimana Nona?? " bujuk Pria itu

" jika nona tidak ikut, tak apa..."

" kami akan pergi tanpa anda.." lanjutnya lagi

" Ahh,,tunggu aku akan ikut bersama kalian.." seru Karin.

Pria berkaca mata hitam itu pun turun dari mobilnya dan membuka kan pintu belakang mobil untuk Karin.

" silahkan Nona.. kami harap anda menikmati perjalanan ini.." seru pria berkaca mata itu sambil tiba-tiba mengeluarkan sapu tangan dari dalam jasnya.

Ia membukam hidung Karin dengan sapu tangan yang sudah di beri obat bius.

Karin berusaha menghindari itu. Namun tak ada gunanya ia sudah menghirup obat bius tersebut. Saraf-sarafnya telah terangsang akan obat bius itu sehingga menyebabkan Karin menjadi tak sadarkan diri.

Pria itu menutup mobil sambil memandang sekitar. Memeriksa apakah ada seseorang yang melihat aksinya atau tidak. Setelah memastikan situasi aman.

Ia kembali masuk kedalam mobil dan melaju pergi meninggalkan kediaman Karin.

Saat malam hari. Ibu Karin mencemaskan kabar anaknya yang belum pulang dari sore hari bahkan teleponnya pun tak aktif. Akhirnya ibunya menelepon Zero untuk menanyakan Kabar Karin.

" Hallo, Zero ini ibu.." seru ibunya Karin

" Ya, bu ada apa? "

" apa Karin bersamamu...? "

" tidak bu, seharian ini aku tidak bertemu dengannya. Ada apa bu? " tanya Zero. Entah mengapa ia mendapatkan firasat buruk tentang telepon itu

" Karin belum pulang dari tadi sore. Ibu meneleponya tapi nomornya tak aktif, ibu khawatir padanya nak.. " ucap ibunya Karin dengan sedih. Firasat buruk itu menjadi nyata. Zero menjadi panik

" sabar bu, Zero akan menelepon rekan kerjanya dulu. Bisa saja ia sedang pergi minum bersama rekan-rekannya dan ponselnya lowbet " ujar Zero berusaha menenangkan ibunya Karin

Namun saat Zero menelepon rekan kerjanya Karin. Mereka mengatakan bahwa Karin tidak masuk kerja hari ini.

Bahkan ia juga tidak memberikan kabar tentang kehadiranya. Zero menjadi terguncang mendengarnya. Ia menjadi khawatir tentang keberadaan Karin.

Keeseokan harinya ia pergi melapor tentang hilangnya Karin ke kantor polisi. Ibunya Karin hanya menangis tersedu-sedu di kantor polisi memikirkan putri semata wayangnya yang hilang.

Polisi pun melakukan penyelidikan tentang keberadaan Karin. Mulai dari mewawancarai orang terdekat Karin dan lingkungan kerjanya namun tak ada saksi mata yang tahu keberadaan Karin.

" Karin, Kau dimana..? mengapa kau menghilang saat pernikahan kita hampir dekat.." ujar Zero dengan sedih

💮💮💮
Karin Oh Karin..
Jika kalian penasaran dengan sosok Zero di dunia nyata..

Gambaran nya sesuai dengan imajinasi ku tentang sosok Zero jadi aku memilih gambar ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambaran nya sesuai dengan imajinasi ku tentang sosok Zero jadi aku memilih gambar ini

Terjebak (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang