Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.Daegu, April 2008
"Ayah... Ibu..." teriak seorang gadis berseragam Junior High School itu ketika memasuki sebuah rumah yang terlihat megah itu.
Gadis bernama tag -Jiyeon, Park- itu memasuki rumahnya dengan semangat.
"Ibu... Aku pulang~~" teriaknya ketika berada diruang tamu, namun tak ada sahutan dari sang Ibu.
"Apa Ayah dan Ibu sedang pergi?" gumam Jiyeon bingung. Karena biasanya setelah ia pulang dari sekolahnya, sang Ibu dengan Setia menunggu Jiyeon di ruang tamu atau di dapur sambil menyiapkan kudapan untuk Jiyeon.
Jiyeon pun melangkahkan kakinya untuk menapaki tangga, berniat mencari orang tuanya di kamar yang ada dilantai dua rumahnya.
Tok! Tok! Tok!
Jiyeon mengetok pintu kamar orangtuanya pelan. Sekali, dua kali, hingga tiga kali namun tak ada sahutan.
Jiyeon pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar orangtuanya. Dengan pelan, Jiyeon membuka pintunya. Sepi. Tak ada seorang pun di dalam kamar itu.
"Kemana perginya Ibu dan Ayah?" gumam Jiyeon.
Jiyeon mengalihkan pandangannya kearah kamar mandi yang ada didalam kamar itu karena mendengar suara gemericik air dari dalam sana.
"Apa Ibu sedang mandi?" gumam Jiyeon.
Perlahan, gadis itu melangkahkan kakinya untuk mendekat ke kamar mandi.
Tok! Tok!
"Ibu? Ayah? Apa kalian ada didalam?" teriak Jiyeon. Namun lagi-lagi tak ada sahutan.
Jiyeon terdiam beberapa saat, tiba-tiba rasa khawatir menyeruak di hatinya. Dengan cepat, Jiyeon membuka pintu kamar mandi itu.
Mata Jiyeon seketika terbelalak tatkala melihat lantai marmer itu berwarna merah. Dengan cepat, Jiyeon masuk ke dalam kamar mandi.
"Aargghhhh" jeritnya ketika melihat tubuh sang Ibu yang tertelungkup diatas lantai kamar mandi itu.
"I.. Ibu... Ibu..." gagap Jiyeon. Tubuh itu ia bawa untuk berjongkok. Perlahan, tangan Jiyeon berusaha menyentuh bahu sang Ibu.
"Bu..." panggil Jiyeon.
BRUKK
Tubuh Jiyeon seketika jatuh terduduk ketika melihat sebuah pisau masih menancap pada perut Ibunya.
"Ibu... Apa.. Apa yang terjadi? Bu..." mata gadis itu tampak berkaca-kaca.
Noda merah pada lantai marmer itu berasal dari tubuh sang Ibu. Perlahan, Jiyeon mendekatkan tubuhnya ke arah ibunya.
"Bu..." tangan gadis berusia 15 tahun itu bergetar hebat ketika menyentuh tubuh Ibunya yang mulai mendingin.
Jiyeon berusaha memeriksa nadi sang Ibu.
"Tidak! Ini tidak mungkin! Bu, bangun bu! Jangan bercanda seperti ini. Ibu... Bangun bu, bangun!" teriak Jiyeon ketika tangannya tidak merasakan nadi sang Ibu.
"Ibu bangun bu! Bangun! Jangan seperti ini!" gadis itu mulai terisak. Tubuhnya membawa tubuh sang ibu kedalam pelukannya. Seragamnya yang berwarna putih itu pun mulai berwarna merah akibat noda darah dari tubuh ibunya.
"Ibu... Bangun bu! Bangun. Ibuuuuu"
***
Seoul, February 2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Trust Me! (COMPLETED)
FanficTentang Jiyeon yang tidak percaya dengan apa yang mereka sebut dengan "Cinta". Menurut Jiyeon, "Cinta" adalah sepenggal kata yang membuat orang lain tampak bodoh juga lemah. Jika "Cinta" menurut sebagian orang adalah kebahagian. Maka, menurut Jiyeon...