8. Siasat Detektif Ichsan.

139 8 0
                                    

"Dia Adi, bukan?" tanya Sidin.

Masboy menggeleng. "Entah, dia tidak sebut nama,"

"Ciri-cirinya?" tanya Sidin lagi.

"Rambutnya," Masboy berusaha mengingat kejadian semalam. "Lurus klimis,"

Deg.

Mulai sekarang Sidin harus lebih waspada jika memasuki dunia transportasi.

"Bukan Iwan?" Sidin memastikan. "Dia kan rambutnya lurus klimis,"

Kedua kalinya, Masboy menggeleng.

Sekali lagi. Deg.

"Benarkah dia... ?" Sidin membiarkan kalimatnya mengambang.

"Siapa, Rasid?" Masboy tanya balik. "Memangnya si rambut klimis itu Adi?"

Lamunan Sidin buyar. "Iya! Eh, tidak! Adi rambutnya melengkung,"

Masboy manggut-manggut. "Makasih infonya, Rasid,"

"Sebentar, di mana Masboy ketemu si rambut klimis itu?" Sidin menghendaki informasi dibayar informasi.

"Penjual bensin eceran dekat kantor Distrik Panongan," ujar Masboy. "Mau ke sana?"

Tanpa pikir panjang Sidin mengangguk. Sesampainya di tempat yang dimaksud, baru Sidin bingung mau menyelidiki apa. Di sana tidak ada orang berambut klimis.

"Hoi Rasid!" sahut Bang Oman. "Cepat pulang! Ini rit terakhir menuju Terminal Distrik Cikupa!"

Petang menjelang. Cepat-cepat Sidin naik ke angkot Bang Oman. Rumah Sidin terletak di tengah trayek Cikupa-Panongan, sedangkan kantor distrik Panongan di ujung trayek.

"Bang, kenapa angkot Cikupa-Panongan hanya ada sampai sore, tidak sampai malam?" tanya Sidin.

"Kau bertanya pada orang yang tepat," kata Bang Oman. "Karena saya termasuk salah satu bos angkot pertama di trayek ini,"

Penguasa pertama dunia transportasi Distrik Panongan bukan angkot, melainkan ojek. Ketika angkot Cikupa-Panongan mulai beroperasi, semua pangkalan ojek serentak tidak setuju. Ojek punya dominasi yang kuat, jumlah mereka ratusan. Bahkan, jika semua angkot Cikupa-Panongan yaitu 30 mobil terisi penuh itu masih separuh dari jumlah tukang ojek di wilayah Cikupa-Panongan. Dengan pengaruh sebesar itu, mudah bagi mereka untuk membatasi jam operasi angkot Cikupa-Panongan.

"Oh iya," lanjut Bang Oman. "Barusan saya ketemu Masboy, katanya dia baru ingat kalau semalam ketemu Iwan,"

Sidin menepuk jidat. "Pandai juga Adi mengelak. Dia pakai siasat berantai,"

Detektif Ichsan 4 : The Dimension Portal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang