26. Alatnya ketemu.

109 6 0
                                    

"Jadi kapan kau mau mulai melaksanakan tugas mata elang, Rasid? Kalau sebelum besok malam kau sudah ada di penjual bensin eceran dekat kantor pemerintah Distrik Panongan dengan membawa STNK angkot INCU ABAH, sukur-sukur sepaket dengan sopir dan mobilnya, bayaranmu bisa dobel," ujar Bang Oman.

Rp. 54.000 bukan uang yang sedikit, itu ongkos angkot Sidin selama 4 hari.

"Ikan sepat, ikan gabus, lebih cepat, lebih bagus," Sidin berpantun. "Tapi... Argh,"

Lalu mengerang.

"Kau kenapa, Rasid?" tanya Bang Oman. "Sakit kepala? Nih, kebetulan Bang Oman bawa obatnya,"

Sidin menggeleng. Semenit berlalu, sakit kepala hilang. "Fiuh," Sidin menghela nafas. "Akhirnya selesai juga,"

"Selesai apanya?" Bang Oman tidak tahu apa yang dimaksud Sidin.

"Suara-suara itu," kata Sidin. "Semacam... Alat musik... Memainkan lagu... Yang tidak pernah aku dengar,"

"Kalau begitu jangan mulai dulu pekerjaanmu," kata Bang Oman. "Jadi mata elang butuh pikiran yang jernih. Kalau kau ada pikiran yang mengganggu, katakan sekarang, Rasid,"

Sekali lagi, Sidin menghela nafas.

"Aku punya firasat tidak bagus," Sidin membuka laci dashboard, mengeluarkan suatu benda. "Bang Oman tahu apa ini?"

Bang Oman geleng-geleng kepala. "Ngomong-ngomong, sejak kapan kau duduk di bangku depan, Rasid? Tadi kan kau berdiri menggantung di pintu belakang angkot,"

Sidin menunjukkan barang yang barusan dia ambil. Suatu alat seperti power bank, tapi mempunyai antena. "Sejak kapan? Sejak penumpang di bangku depan turun di separuh trayek,"

"Aih, Sidin, apa yang kau lakukan? Itu bukan barang milikmu, lho," tegur Bang Oman. "Lagipula, kalau dipikir-pikir, benda aneh yang kaupegang itu tidak terdapat pada mobil manapun,"

Sidin membongkar alat itu, mencabut batere ukuran AA yang terpasang di dalamnya. "Serius, bang. Berani sumpah ini barang nemu. Firasat saya saja barangnya ada di sini," Rasid tidak bicara langsung ke intinya. "Bang Oman harus tahu, ini alat penyadap. Jadi, selama ini percakapan kita direkam dan didengar orang lain,"

Detektif Ichsan 4 : The Dimension Portal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang