Kamis 5.30 pagi.
"Kebetulan sekali kita ketemu sepagi ini," Masboy menyapa dari bangku sopir.
"Ya, ada kabar tentang Adi?" tanya Sidin sembari melirik mata merah Masboy. "Hei Masboy, sepertinya semalam kau begadang ya? Ngapain? Nonton bola?"
"Nanti kau tahu," Masboy ogah menjawab.
"Boleh minta nomor hp Masboy dan Bang Oman? Siapa tahu nanti saya butuh," Sidin meraih hp Nokia nya dari dasar tas ransel.
Masboy menyebutkan dua baris nomor. "Nah, aku menghendaki informasi dibayar informasi. Kau kan temannya Adi, Rasid. Masak iya kau tidak tahu nomor hp Adi?"
"Tahu sih tahu, tapi dia sering ganti-ganti nomor. Terakhir aku hubungi dia nggak aktif," Sidin terus terang, dia tidak tahu.
"Berarti kau punya utang informasi sama aku, Rasid," sergah Masboy. "Noh sudah sampai terminal. Sekolah betul-betul, jangan kebanyakan nongkrong,"
Sidin mengerti, bahkan para sopir ingin Sidin bisa lebih baik daripada mereka.
Sidin melewati pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik. Kelompok dramanya baru maju besok, hari jumat. Namun itu berarti suatu hal yang berat bagi Sidin, karena ia harus mempertahankan hafalan dialog satu hari lagi.
Hari ini kelompok drama Bahasa Indonesia yang maju adalah Rina dan Elina. Sidin kurang berminat menonton penampilan pertama. Toh, di belakang layar pembuatan naskah mereka sedikit pakai ide dari Sidin.
"Aku ingin bisa menulis lagi, seperti dulu," kata Sidin.
Berarti ia harus menghapus sekat tak kasat yang telah dibuat Anton.
Sebaliknya kelompok Elina. Sidin sama sekali tidak ikut campur naskah mereka, tapi Elina tampil sebagai tokoh utama, guru. Drama mereka mengisahkan perbedaan sikap murid jaman old dan murid jaman now. Menarik, pikir Sidin. "Aku masih harus banyak berusaha. Aku pasti bisa,"
Ada satu detail yang tidak lepas dari pengamatan Sidin.
Cita-cita Elina sebenarnya bukan guru, melainkan dokter.
Aih, tidak salah Sidin melihat Elina.
"Sidin, bangun! Bentar lagi masuk!" Satya mengguncang bahu Sidin.
"Aku datang jam berapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Detektif Ichsan 4 : The Dimension Portal.
Mystery / ThrillerSerikat Jaringan sudah tahu kelemahan Sidin. Sidin terpisah dari Elina dan Detektif Ichsan. Anton memasuki dunia transportasi Distrik Panongan. Bagaimana Sidin memanggil mereka dari dimensi lain?