24. Blitzkreig, Run.

105 6 0
                                    

Selepas waktu jumatan, Sidin baru datang ke Terminal Distrik Cikupa. Kebetulan sekali, terminal sedang ramai angkot ngetem. Ada Bang Oman, Masboy, Iwan sopir angkot pelek oranye, Iwan sopir angkot pelek biru.

Sidin harus berhati-hati. Berjalan santai tidak mencolok, lantas naik ke angkot Bang Oman. Namun Sidin sadar, kedatangannya di Terminal Distrik Cikupa memang sudah dinanti-nantikan keempat sopir tadi. Tidak ada gunanya menyamar, Sidin berjalan agak cepat.

"Hoi Rasid! Ngapain tadi kau nanya-nanya soal sms carter?" sahut Masboy.

"Iya Rasid! Kau punya urusan apa sama si Niko?" tanya Iwan sopir angkot pelek oranye.

"Kau memata-matai dunia transportasi Distrik Panongan ya?" Iwan sopir angkot pelek putih berprasangka.

Beberapa menit yang lalu.

"Terminal Distrik Cikupa, bang!" Sidin bayangan menybutkan tujuan pada sopir angkot seraya melihat kaca belakang.

NETRAL.

Setibanya di Terminal Distrik Cikupa, Sidin bayangan buyar menjadi kepulan asap hitam. Terkejutlah sopir angkot itu.

"Sial, mana tuh anak?" Sopir joki NETRAL melihat Sidin asli di tengah keributan.

Alarm bahaya Sidin menyala.

Serangan kilat.

Blitzkrieg.

Lari.

Run.

"Mampus kau bocah!" Sopir joki NETRAL kembali memacu angkotnya.

Sidin melewati petugas retribusi. "Permisi pak,"

Sidin terus berlari.

Petugas retribusi menilai situasi yang kacau. "Mata-mata pihak seberang! Tangkap dia!" sahutnya seraya menunjuk Sidin.

Sidin melirik ke belakang.

"Wooi! Sini lu wooi!" Sidin mengira itu yel-yel anak tawuran, ternyata bukan.

Belasan tukang ojek yang mangkal di Terminal Distrik Cikupa berlari mengejar Sidin. Tetapi mereka segera tertinggal, nafasnya pendek karena kebanyakan merokok.

"Makanya jangan merokok!" Sidin berpesan. Celakanya, tarikan nafas Sidin juga mau habis. "Hah!"

Sidin mengejar angkot Bang Oman yang mulai laju meninggalkan Terminal Distrik Cikupa, sementara Masboy dkk kembali ngetem di terminal. Menunggu penumpang.

"Hiah," dengan sisa nafas yang ada Sidin melompat, menangkap pegangan samping pintu angkot Bang Oman.

"Siapa yang naik barusan?" tanya Bang Oman begitu sadar angkotnya berguncang.

"Rasid!"

Detektif Ichsan 4 : The Dimension Portal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang